Aku akan jadi Zuko, atau jadi Azula?
Hari semakin gelap. Syifa membawa Bagas membersihkan dirinya, untuk menyambut Mama dan Papa pulang.
"Uluuuh, yang mau nyambut Mama nya." ledek Reza, yang masuk ke kamar mereka.
"Heh, sembarangan masuk ke kamar orang. Untung ngga lagi...."
"Apa? Emang bisa?" cibir Reza.
"Ngga usah ngurusin Gue. Itu cewek, udah dapet belum?" tanya Bagas, dengan nada datarnya.
"Belum, tapi bentar lagi. Gue yakin itu. Karena apa? Karena gue akan semakin dekat dengan dia nantinya." ucap Reza dengan penuh antusias.
Sedang asyik mereka beradu cakap, Syifa memanggil dari kamar mandi.
"Mas, Ifa udah mandinya. Mau keluar nih." ucapnya, yang mendengar suara Reza dari dalam.
Bagas pun mengisyaratkan Reza, agar membawanya keluar dari kamar. Mereka pun berjalan bersama, menuju teras belakang.
"Ada kabar?"
"Belum..." jawab Reza.
"Lalu?"
"Hanya rindu saja dengan kakakku, apa salah?"
Spontan Bagas menjewer telinga Reza, hingga Ia memekik kesakitan.
"Apa kau juga rindu ini?"
"Aaakkh, sakit. Jangan seperti itu, aku sudah dewasa lah. Aku hanya ingin bersenda gurau, seperti ketika kita masih kecil dulu. Sebelum negara api menyerang."
"Ya, Papa mu pemimpin negara apinya." jawab Bagas.
"Apa aku akan jadi Zuko? Atau jadi Azula?"
"Pilihannya ada di hatimu sendiri? Disini." ucap Bagas, dengan telapak tangan di dada Reza.
Lalu Reza menggenggamnya dengan erat. Melempar senyum manisnya pada Bagas, agar Bagas tahu jika Ia baik-baik saja.
Tak lama kemudian, terdengar suara mobil datang. Kedua anak itu langsung bersemangat, dan Reza mendorong kursi roda Bagas dengan berlari kencang. Wajah Bagas tegang, antara takut dan senang.
"Syuuuutzzzz....! Tante ku datang." sambut Reza, dengan mengerem dan memiringkan badannya.
"Brengsek! Hampir copot jantungku." batin Bagas menggerutu.
Tampak Mama Ayu dan Papa Erland keluar dari mobilnya. Dibantu Pak Tomo membawa barang mereka yang begitu banyak.
"Hey sayang... Apa kabar?" sapa Mama Ayu, pada kedua putranya itu.
"Baik, Ma. Mama gimana?" tanya Bagas.
"Ya, sehat. Mana Syifa? Dia baik-baik saja 'kan?" tanya Mama Ayu, mengambil alih kursi roda Bagas. Sementara Reza bersama Papa Erland dibelakang..
"Mama tadi mampir ke hotel, soalnya ada pertemuan sama klien. Sekalian mandi di sana. Jadi, agak lama sampai." imbuh Mama Ayu.
Mereka kemudian duduk di sofa, bersantai dengan meminum teh hangat yang dibuatkan Bik Darmi. Mama Ayu memang begitu menyukai teh hangat, apalagi sepulang dari luar kota seperti saat ini.
Tak lama kemudian Syifa keluar. Ia menyambut Mama mertuanya dengan senyuman manisnya. Mencium tangan, dan bahkan memijit bahu Mama Ayu dengan lembut.
"Maunya apa?" tanya Mama Ayu dengan gaya anggunnya.
"Ih, Mama suudzon mulu bawaannya."
"Apalagi? Tumben kamu pijitin Mama begini. Apa, karena kepala kamu luka, jadi aneh begini?"
Syifa hanya mengerucutkan bibirnya. Ia lalu duduk di sebelah Bagas dan merebut teh yang ada di tangan suaminya itu. Ia meneguk dengan kasar, hingga tandas dan meletakkannya dengan kasar di meja.
Mama Ayu hanya diam, membalas tatapan tajam sang menantu padanya.
"Apa?" tanya Mama Ayu. Syifa hanya menggeleng kesal.
Suasana menjadi hening seketika karena pergulatan batin itu. Reza dan Papa Erland akhirnya berusaha mencairkan suasana dengan mengajak mereka untuk makan malam.
Syifa pun langsung berdiri, dan meninggalkan mereka untuk membantu Bik Darmi mempersiapkan makan malam untuk semua orang.
"Mas, ayo makan." ajak Syifa.
Mereka semua menghampiri, lalu memulai santap malam dengan riang gembira. Suasana yang ramai, begitu menyenangkan kali ini, ditambah rasa rindu yang akhirnya terobati. Tapi, seketika kembali tegang karena kedatangan seorang tamu yang tak diundang.
"Selamat malam." sapa pria bertubuh tinggi dan berkumis tipis itu.
"Papa? Ngapain kesini?" fikir Reza, dengan perasaan yang langsung kacau balau.
Updated 238 Episodes
Comments
Kar Genjreng
sebenernya serba sallah ya mau di penjara itu paman tapi kalau di diamkan bahaya takut mencelakain lagi.
sudah 2x mencelakain Bagas...
.. paman mata mata harrrtaaannn... ampun sampai ajal pun ga akan merubah sifat dengkinya
dan kalau orang jahat mati lama... karena di kasih kempatan untuk bertobat dulu mati mati..
atau MODAR.
😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
2022-06-02
0
Kumalasari
antu pocong itu sellau g ada urat malunya DTG,astaga
2022-06-01
1
Talen Ta
kasihan banget Reza Uda ganteng tapi malah dapet patah yg kayak iblis 😐
2022-06-27
0