Ada penyerangan di rumah
"Aduh, suamiku. Sudah mandi, sudah ganteng, jidatnya paripurna. Muuaaach..." kecup Syifa dengan gemas.
"Apa sih?" tawa Bagas, berusaha menyingkirkan bibir itu darinya.
"Mandi dulu, baru cium. Bau tauk..."
"Ish, menyakitkan." lirik Syifa.
"Gimana kamu, waktu ngatain aku? Abis bangun koma, malah dibikin down gara-gara disuruh sikat gigi.
" Iya, maaf."
Syifa lalu meriah handuk, dan masuk ke kamar mandi. Ia membersihkan dirinya di bawah guyuran shower. Terasa begitu dingin, namun menenangkan. Apalagi, Ia memang merasa begitu lelah hari ini.
"Za, dimana?" tanya Bagas, melalui teleponnya.
"Otewe pulang, napa?"
"Cepat, ada yang perlu ku bicarakan." ujar Bagas.
"Ya, bentar lagi sampai."
Bagas kemudian menutup teleponnya. Tapi, ada suara keributan dari luar yang terdengar begitu jelas. Apalagi, suara Bik Darmi yang memekik begitu kuat.
"Aaaaaarrrrrrghhhh! Tolong!"
"Bibik? Ada apa di luar?" lirih Bagas.
Ia pun menggerakkan kursi rodanya, berharap dapat mengunci pintu dan meminta pertolongan. Tapi, beberapa orang menggunakan topeng masuk ke dalam kamarnya.
Bagas hanya diam, dan menatap mereka dengan tajam.
"Ini orangnya, mana istrimu?" tanyanya.
"Bego, dia bisu. Kenapa ditanya?"
"Oh iya, lupa. Kita cari berkas itu sekarang juga." ajak yang satunya.
Mereka membuka lemari, dan mengobrak abrik isinya. Tampak, mereka sedang mencari beberapa berkas penting milik Bagas.
"Suruhan siapa, kalian?" batinnya.
"Mas... Ada apa ini?" tanya Syifa, untung saja, Ia keluar dengan mengenakan kaos oblong milik Bagas, dan celana pendek nya.
" Syifa, masuk lagi." tatap Bagas, untuk isyarat.
Syifa berniat menurut, memutar langkah kakinya untuk masuk. Tapi, salah seorang diantara mereka berhasil menangkapnya.
"Diapain dia?"
"Kata Bos, bawa aja. Dia yang penting, soalnya Bos butuh dia."
"Kalian suruhan siapa?" tanya Bagas, akhirnya bersuara.
"Hah! Dia bisa ngomong, jangan-jangan dia udah sembuh? Celakain lagi."
"Lagi?" fikir Bagas.
Kedua pria itu melepas Syifa, dan menghampiri Bagas. Salah satunya melihat sebuah tongkat yang di persiapkan untuk Bagas berjalan, dan Ia mengambilnya untuk memukul Bagas.
"Maaf, tapi Bos meminta kami membuatmu diam." ucapnya.
"Masssss!" pekik Syifa, lalu mencoba merebut tongkat itu. Akhirnya terjadilah adu kekuatan antara Syifa dan mereka, hingga tanpa sengaja mendorong Syifa dan kepalanya terbentur ujung nakas.
"Aaaakkkhhh!"
"Syifa.....!" pekik Bagas. Ia pun berusaha berdiri, untuk meraih Syifa namun terjatuh.
"Aaaaaakkhhh! Syifa..... Bangun, sayang." pintanya, pada Syifa yang terbaring lemah dengan darah di kepalanya.
Bagas merayap dilantai, berusaha menghampiri Syifa dengan usaha yang begitu keras. Tapi, sesuatu menghantap bagian belakangnya beberapa kali.
"Aaaaaarrrrrgggg!!" pekiknya kesakitan. Tapi Ia tak menyerah, dan terus berusaha menghampiri istrinya.
"Fa.... Bangun, sayang." lirih Bagas, dengan air mata yang menganak sungai. Dan kini, tangan Syifa telah ada dalam genggamannya.
"Bangun, Fa." tapi Syifa sama sekali tak menjawab..
"Hey, siapa kalian!" tanya Reza, yang baru saja datang.
"Ada apa ini? Syifa!" teriak Farhan, pada Syifa yang terkulai lemah.
Kedua penyerang itu tampak takut ketika melihat Reza. Meski Reza menantang, tapi mereka tampak tak ingin melawan dan berusaha pergi. Tapi Farhan berhasil melumpuhkan salah satunya.
"Panggil polisi!" ucap Reza.
Farhan membawa pria itu keluar, dan akan menyerahkannya pada satpam kompleks. Sedangkan Reza menghampiri Bagas, dan membawanya duduk kembali di kursi roda.
"Loe, ngga papa? Ada yang sakit?"
"Mereka pukul bagian belakang, Za. Tapi, tolong Syifa dulu dan bawa ke Rumah sakit." pinta Bagas.
Reza pun mengangguk, lalu menggendong Syifa. Ia segera membawanya keluar, dan memasukkan nya ke dalam mobil.
"Gue ikut." ucap Bagas.
"Gas... Gue akan jaga Syifa, gue janji. Tapi kali ini, akan repot banget kalau ngajak Loe, Za. Gue ngga bisa harus gendong dan angkat loe juga. Nanti, minta Farhan antar, oke?" balas Reza, lalu masuk ke kursi setirnya.
Perasaan Bagas hancur seketika. Bukan karena ucapan Reza, tapi karena memang keadaannya. Ia mengerti maksud Reza, yang Ia kecewakan adalah, kenapa keajaiban tak kunjung datang untuknya, bahkan ketika Syifa terluka di hadapannya.
"Aaaaaaarrrgghhhh! Tak berguna!" pekiknya begitu kecewa, dengan berkali-kali memukul kakinya yang bahkan tak merasakan apapun.
Akan ada keajaiban setelah ini. Stay tuned ya.. 😘😘 Sabar, karena bukan cuma mau cerita ehem2 atau cerita penuh keajaiban dunia halu., 🙏🙏
Updated 238 Episodes
Comments
Kar Genjreng
author nya suka salah sebut nama... tapi di maklum lah ngetiknya mungkin lagi kepikiran peran Reza.... ha ha ha😂😂... thor semoga ada ke ajaiban buat Bagas kasian... author si kasih musuh... jangan jangan suruhan Ayahnya Reza.. kan 😭😭😭😭😭kasian Bagas... ga bisa nolong istrinya... Aaaaaaahhhhh sedih hati❤💞❤💞 Bagas
2022-06-02
3
Putri AuLia Senja
baca episode penyerangan ini aq jd ikutan tegang, tp kayanya dari pukulan di punggung Bagas dia akan mulai merasakan otot otot di badan nya dan mulai bekerja sehingga bisa merasakan kaki nya lg
2022-06-22
0
SumaYani
Pasti yg menyerang Bagas dn Syifa org suruhan papanya Reza. Semoga dgn musibah yg Syifa dn Bagas alami barusan Bagas mendapatkan muzizat dari Allah Bagas bisa berdiri dn berjalan lagi
2022-05-31
0