Si Rambut Mie, yang begitu mempesona
"Apa?" Bagas memasuki mode angkuhnya.
"Gue tadi ketemu cewek, cantik, manis. Dan satu yang bikin gue terkesima sama dia, Gas."
"Apa?"
"Rambutnya. Rambut keriting yang terurai panjang, hitam dan begitu indah. Rambut Mie, yang begitu mempesona, Bagas."
"Namanya?"
Reza langsung mengerucutkan bibir ketika di tanya Nama dari wanita itu.
"Belum kenalan." jawab Reza.
Bagas dan syifa hanya bisa saling lirik. Menghela nafas panjang, dan akhirnya menggelengkan kepala.
"Kenapa bisa belum kenalan? Padaahal katanya terkesima." tanya Syifa, sembari memijat lengan suaminya.
"Tadi... Dia buru-buru, Fa. Ketemu waktu dia pungut dompetku yang nyaris di copet."
"Kenapa kau tak bisa berfikir dengan baik. Kau hanya bisa berbicara tanpa melakukan tindakan dengan benar." cibir Bagas.
"Apa katamu? Aku disana tengah mengurusi semua urusanmu. Hhh, bahkan kau sendiri tak dapat menggerakkan kakimu sendiri hingga sekarang." balas Reza.
"K-kau... Teganya kau sekejam itu padaku?" timpal Bagas, yang menutup mulut dengan tangan kirinya, menatap Reza dengan tatapan kesedihan.
"Aku tidak akan pernah menumpangimu lagi. Pergi dari rumah ku sekarang."
"Aku bisa pergi kemana saja dengan uang yang aku punya. Tapi, apakah kau bisa mengerjakan pekerjaanmu sendiri. Pastinya, lagi-lagi kau akan merepotkan istrimu itu." balas Reza, lalu melangkah pergi dengan sombong keluar kamar Bagas.
"Heyyyy, tak tahu sopan santun. Kembali kau! Mau ku tonjok mukamu yang mulus itu?"
"Sini! Kejar aku kalau bisa... Weeeekkk!" Reza menjulurkan lidahnya, sembari menepuk bokongnya ke arah Bagas.
Syifa hanya bengong menyaksikan tingkah mereka berdua.
"Astaghfirullah haladzim. Kelakuan kayak bocah, ini berdua. Bukan main lagi." gumamnya.
"Udah, Mas... Nanti kecapean, ngomel terus. Heran deh ah. Mau marah, tapi itu kalian."
"Dia ngehina fisik, Fa. Ngga sopan."
"Udah, udah. Ifa mau keluar dulu, urus Farhan. Kasihan dia, biar kalau mau makan dan lain-lain tinggal minta ke Bibik."
Syifa pun pamit, dan meninggalkan Bagas yang tengah bersandar santai di tempat tidurnya. Terasa semakin nyaman, karena Syifa menaruh air hangat di bagian bawah pinggangnya. Hingga tak terasa, Ia memejamkan mata untuk tidur siang.
Syifa mencari Farhan keliling rumah, hingga akhirnya bertemu di garasi mobil. Dan Ia langsung menghampiri pria yang sedang merokok itu.
"Farhan?" panggilnya.
Pria itu pun langsung mematikan rokok, dan membuang puntung nya ke tong sampah.
"Iya, Non?" jawabnya.
"Jangan Non lah. Terlalu formal. Panggil Mba aja deh, ya? Oh iya, ikut yuk." ajak Syifa. Dan Farhan pun mengikutinya.
Syifa mengajaknya menuju dapur, memperkenalkan Ia dengan asisten rumah tangga yang lain. Memberi pengertian agar mereka dapat bekerja sama dengan baik.
" Pokoknya, Farhan kalau mau makan atau apapun, minta mereka. Minta rokok juga boleh, uang belanja sama Bik Minah semua. Dan itu, itu kamar buat kamu istirahat." tunjuk Syifa pada sebuah kamar di pojokan.
"I-iya, terimakasih. Mba Ifa." jawab Farhan, terharu dengan semua yang Syifa berikan padanya.
Syifa lalu meminta Bibiknya untuk menyiapkan makanan untuk Farhan. Dan setelah itu Ia meninggalkan mereka untuk mengakrabkan diri dalam segala hal. Ia kembali kekamar, berjalan pelan sembari berfikir mengenai perintah dokter padanya.
"Jika aku yang harus ambisius, tak apa bukan? Lagipula, itu semua demi suamiku. Toh, kami halal dan sudah setengah tahun menikah." tanyanya dalam hati.
"Ayolah, Syifa. Jangan fikir yang tidak-tidak. Kamu harus berusaha, meski sulit. Banyak lahan untukmu beljar, meski harus diam-diam. Malu, jika sampai ketahuan." gumamnya lagi, merasakan geli dengan diri sendiri.
Updated 238 Episodes
Comments
ailil
semoga reza bukan musuh dalam selimut yaa..
gak kebayang aj..udh sedeket itu pas hianat..
2022-06-09
0
Berlian Rasmi Hasibuan
pelan tapi pasti fa.😊😊😊😊😊😊💪💪💪💪💪💪💪💪💪
2022-06-16
0
Tini Jifi
fa jangan lupa cuci pintu ya😅😅
2022-06-16
0