Sakit di awal, demi sebuah kesembuhan
"Terapi hari ini selesai. Kalau terasa sakit dibagian pinggang, itu masih wajar. Kompres saja dengan air hangat ketika tidur." pesan sang terapis pada mereka.
Syifa dan Bagas pun pamit pulang setelah membereskan barang mereka. Bagas tidur di pangkuan Syifa, dan kursi roda di letakkan di belakang seperti biasa. Syifa terus mengusap kepalanya, sembari mengelap keringat yang terus menetes dari keningnya.
"Pasti sakit, capek pula." gumamnya. Padahal, Ac sudah dihidupkan oleh Farhan, tapi keringat masih juga mengalir deras.
"Farhan, tolong berhenti dulu. Itu ada stand boba di depan. Aku mau beli deh, haus banget." pinta Syifa.
Farhan pun menepikan mobilnya ke stand boba itu. Lalu Syifa meminta tolong untuk di belikan minuman kesukaannya.
"Sekalian, kamu beli minuman dingin. Pasti haus 'kan. Mana capek banget nungguin daritadi."
"Baik, Non." ucap Farhan, lalu turun untuk memenuhi permintaan majikannya itu.
"Fa..."
"Iya, Mas. Kenapa?"
"Mau duduk." pintanya.
Syifa lalu mendudukkan Bagas di sebelahnya, dan tak lupa memakaikan sabuk pengaman. Terdengar sesekali meringis kesakitan, dibagian pingga dan pinggul. Persis seperti yang di katakan terapis barusan.
"Nanti kita kompres, ya? Kita tunggu minum dulu." ucap Syifa, dibalas anggukan Bagas padanya.
Tak lama kemudian, Farhan datang dengan pesanan Syifa dan langsung memberikannya. Syifa meminumnta dengan begitu nikmat, membuat Bagas menelan saliva karena tampak menginginkannya.
" Mau?" tanya Syifa.
" Boleh?" tanya Bagas. Dan Syifa pun memberikannya untuk Bagas minum.
Farhan pun memulai perjalanannya kembali.
"Farhan..." panggil Bagas.
"Ya, Tuan?"
"Pekerjaan kamu bagus, pertahankan. Dan mengenai yang tadi pagi, jangan pernah bicara pada orang lain mengenai semua perkembangan saya. Mata kamu terbuka, tapi mulutmu terkunci. Mengerti?"
"Baik, Tuan." jawab Farhan, sedikit takut dengan tatapan Bagas yang memang tajam.
"Mas Farhan tenang. Kerjanya cuma anterin kita aja, ngga kemana-mana. Jadi, kalau memang ngga ada jadwal, bisa di rumah bantuin Fina. Kalau gaji, Ifa kasih Tiga juta, ya?" ucap Syifa.
"Fa, eh Non. Serius mau kasih gaji segede itu? Itu... Gede banget buat saya sebagai pemula."
"Iya, ngga papa. Ifa dan Mas Bagas udah sepakat. Asalkan, kapan aja kami perlu, Mas Farhan harus cekatan. Faham 'kan?"
"I-iya, sangat faham." jawab Farhan, yang tampak begitu senang. Entah faktor kasihan, atau apa. Farhan tak perduli, yang jelas Ia harus bekerja sebaik mungkin pada Syifa. Terserah, mertuanya akan bicara apa lagi nanti.
Mereka telah sampai di rumah. Syifa menurunkan Bagas untuk segera masuk ke dalam kamar, lalu mengganti semu pakaian Bagas.
"Kateternya, nanti sore di lepas, ya?"
"Tapi, Fa?"
"Kenapa? Itu kan perintah dokter."
"Tapi, aku belum berani, Fa. Apalagi, melakukan perintah yang tadi. Masih takut." jawab Bagas, sedikit malu-malu.
"Itu tugas Syifa, tenang aja." jawab syifa, dengan mengedipkan sebelah matanya penuh godaan.
"Faaa..."
"Iya, sayang..." jawab Syifa, dengen mengecup bibir Bagas berkali-kali dengan gemas.
Bagas maraih tangan Syifa, ketika Syifa hendak pergi darinya.
"Ifa mau siapin air anget, buat kompresan."
"Nanti dulu, duduk dulu disini."
"Kenapa lagi? Di cium udah."
"Kurang."
"Ish, udah ah. Kerjaan banyak." sergah Syifa, berusaha melepas tangan Bagas dari lengannya.
Bagas hanya diam, membelai rambut dan menyilakkan rambut Syifa kebelakang. Tangannya merayap, dari pipi hingga menyentuh bibir tipis Syifa. Mulai mendekatkan bibirnya kesana, dan Syifa bersiap menerima semua yang suaminya berikan.
Braaaakkkk! Pintu dibuka dengan begitu kuat. Mengejutkan pasangan yang gagal romantis di dalam. Bahkan, Syifa nyaris jatuh kebawah karenanya.
"Fa, ngga papa?" tanya Bagas dan syifa menggelengkan kepalanya.
Mereka menoleh ke arah pintu, dan melihat Reza di sana.
"Bagasssss... Oh, Bagassss... Sayangku, cintaku. Aku, memiliki kabar bahagia untukmu." ucap Reza, berjalan riang gembira dengan merentangkan tangannya untuk memeluk sepupunya yang sudah bergidik begitu geli itu.
Updated 238 Episodes
Comments
De
ya ampuun Rezaa... Harusnya ketuk pintu dulu dong, kan skrg Bagas sudah punya istri. Meski sebelumnya sudah biasa nyelonong kamar sepupu, tapi kan gak sopan kaya gitu..
Terimakasih ya author, novelnya menghibur diwaktu senggangku. Sehat selalu & sukses ya thor😘
2022-06-17
0
Chrystal Asticha
thor,. itu si Rezzaa,.. bisa ga kl mau masuk kamar itu di ketuk dlu pintux,walau ga di kunci ttap jaga etika dikit lah,. sekalipun itu sepupu kmu yg lagi sakit, tpi hargailah sedikit, ada istrix di situ,. privasi itu jga penting,..
2022-06-01
0
Siti Aisyah
si reza mabok kali yaa....riweuh pisan baru ketemu blm jadian za...tenang kan dlu blm tentu hati permpuannya tersentuh...hahhaha
2022-06-12
1