Hubungan suami istri?
"Selamat siang, dok. Maaf, agak telat." sapa syifa.
"Eh, akhirnya datang juga. Saya udah nunggu dari tadi. Bagaimana kabarnya, Bagas?" sapa dokter Taufik.
"Baik, dok." jawab Bagas, dengan wajah yang sedikit tegang.
Dokter pun mulai memeriksanya, lalu dengan tangan yang terampil mulai merangsang semua syaraf-sayaraf yang ada di tubuh Bagas, dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Fa, boleh saya tanya?"
"Boleh, dok. Ada apa?" jawab Syifa.
"Tapi... Itu, maaf. Supirnya.." tunjuk dokter Taufik pada Farhan di pojokan.
"Oh, iya. Farhan, maaf ya. Harus keluar dulu sebentar." pinta Syifa.
"Baik, saya permisi." pamit Farhan, lalu keluar dari ruangan itu.
Syifa kembali menghadap dokter Taufik, dan memulai pembicaraan mereka.
"Iya, dok?" tanya Syifa lagi.
"Maaf, jika harus menanyakan ini. Tapi, apakah kalian sudah pernah berhubungan suami istri?" tanya dokter Taufik, sedikit sungkan.
Bagas tampak seidikit tegang, dan melihat Syifa menunduk sembari menggelengkan kepalanya. Memang canggung, tapi mau tak mau Ia harus jujur dalam hal ini.
" Fa, saya berdiskusi dengan dokter saraf dalam hal ini. Bahwa, kalian sesekali harus mencobanya. Kita sama-sama tahu, jika bagian yang belum menunjukkan perubahan adalah bagian pinggang kebawah. Jadi... Kamu tahu kan, maksudnya?"
"Ya, Ifa tahu. Harus mengetes alat reproduksinya juga 'kan? Selama ini, Ifa hanya takut karena Mas Bagas belum bisa menggerakkan semuanya. Apalagi, dia masih memakai kateter karena kandung kemih yang belum terkontrol. Jadi, Ifa harus bagaimana?" tanya Syifa.
"Saya... Hanya takut jika tak dapat melakukannya dengan baik, Dok. Takut, jika Syifa kecewa." sambung Bagas.
"Ya, saya faham. Dan sebenarnya bukan ranah saya membicarakan ini semua. Saya hanya mewakili Pak Boby saja untuk menyampaikannya. Tak ada salahnya, kalian mulai mencoba. Tapi, ya kembali lagi karena harus sabar menerima keadaan."
Syifa hanya mengangguk, meski wajahnya tampak ragu dan sayu.
Dokter Taufik mempersingkat penjelasannya. Ia beralih memberikan penjelasan mengenai terapi yang akan dilakukan Bagas selanjutnya. Ia pun meminta Syifa mengantar Bagas ke ruangan latihan, yang tadi sempat mereka lewati berdua.
"Fa... Ucapan dokter tadi?"
"Iya? Nanti kita coba ya, Mas. Apapun, akan Ifa lakukan, Mas." bisik Syifa, yang menghentikan langkah dan memeluk Bagas dari belakang
"Farhan, ikut kami lagi, ya." ajak syifa, dan Farhan pun kembali mengikuti.
Kini mereka telah tiba di ruangan itu. Ruangan yang penuh dengan alat terapi. Baik terapi Robotic, dan terapi berjalan lainnya.
Syifa mengganti pakaian Bagas dengan kaos oblong yang berbahan dingin, agar dapat menyerap keringat dengan baik. Mereka lalu di sambut beberapa terapis, dan membawa mereka pada alat yang akan di gunakan.
"Sebelumnya, apakah sudah pernah mencoba terapi?"
"Belum, Kak. Berdiri pun belum, karena belum ada himbauan dari dokter." jawab Syifa.
"Baiklah. Jika benar-benar pertama, mungkin sedikit sakit karena sudah akan ada penyesuaian lagi dengan seluruh organ, apalagi otot-ototnya."
Beberapa orang datang, dan menyambut tubuh Bagas. Mereka membantu Bagas berdiri, dan memasangkan tubuhnya pada alat terapi itu. Bagas berdiri, lalu menggenggam erat pegangan yang ada. Ada sebuah tali yang menyangga tubuhnya agar tak jatuh. Seperti tali yang dipakaikan pemanjat tebing yang menggantung di tubuhnya.
"Aaaaaarrrgghhhh!" Bagas mengerang kesakitan.
"Kenapa, Mas? Apanya yang sakit?" tanya Syifa.
"Pinggang, Fa. Sama otot-otot kakinya terasa ketarik, sakit sekali." lirih Bagas, dengan wajah yang mulai memerah.
Alat pun di gerakkan seperti tredmill, dan kaki Bagas mengikuti semua gerakan itu. Tampak sekali, Bagas semakin kesakitan, bahkan wajahnya memerah dan berkeringat.
" Mas, tahan?" tanya Syifa lirih.
" Sakit, Fa. Tapi, setidaknya kaki ini merasakan sakit itu. Karena sejak kemarin, Ia tak merasakan apapun." balas Bagas, dengan mata terpejam menahan semua sakit yang ada.
Tak tega, dan sedih melihatnya. Tapi, itulah jalan yang harus di tempuh agar Bagas sembuh.
Updated 238 Episodes
Comments
Alena Pratama
pahala yg begitu besar bagi seorang isteri yg mengurus suami dgn penuh keikhlasan,,dan kasih sayang mantap jadi belajar dari novel ini keren
2022-06-17
2
Kar Genjreng
perjuangan nya benar benar berat... buat Bagas dan juga Syifa yang harus extra sabar... terutama author.... yang memberikan Kita pelajaran baru.... jadi sedikit banyak Kita para DITERJRN.. belajar juga... ha ha ha 😄😄😄😄😄😄
2022-05-29
0
Warung Kebuli
baca cerita dari awal hingga bab ini cm bisa nyesek nahan nafas airmata ttau² melelh bibir senyum² sendiri aaahhhh
othornyaaa luarbiasa
2022-05-31
1