Terapi untuk berjalan.
"Fa..."
"Ya, Mas Reza? Ada apa?" tanya Syifa, yang sedang menyuapi Bagas.
"Maaf, atas kejadian semalam. Aku, cuma sesekali ajak Gibran main, Kok. Ngga sering."
"Iya, ngga papa. Ifa aja yang sensian kayaknya. Wajarlah, karena Syifa dulu ngga bisa seperti dia. Nasib orang kan beda-beda. Betul?"
"Ya, benar." balas Reza, yang perlahan menghabiskan sarapannya.
Semua mulai pergi setelah sarapan selesai, kecuali Reza yang masih di rumah bersama menghampiri Bagas dan Syifa.
"Fa, ini beberapa dokumen yang harus kamu tanda tangani. Kalau Bagas mau baca dulu, ngga papa. Biar gue tunggu, Gas." ucap reza.
Syifa menerima dokumen itu, lalu Reza mulai menjelaskan maksud dari isinya satu persatu secara jelas. Bagas mengangguk dan begitu memahami penjelasan itu karena Ia pun tengah membacanya saat ini.
"Udah, Tanda tangani aja, Fa. Aku udah faham." ucap Bagas.
Reza pun meraih pena yang ada di saku jasnya. Ia kemudian memberikan pada sepupu iparnya itu. Syifa pun mulai menandatangani semuanya, dengan bimbingan dari Reza.
"Udah?"
"Udah, fa. Makasih, ya. Kalau begitu, aku berangkat ke kantor dulu." pamitnya.
"Bukannya, hari ini ada jadwal?" tanya Bagas..
"Eh iya, lupa Mas. Tapi, tunggu Pak Tomo datang loh. Lama ngga ya?" gumam Syifa, sembari melirik jam dinding.
"Assalamualaikum..." ucap seseorang.
"Waalaikumsalam..." Syifa lalu menoleh, dan membawa Bagas menghampiri tamunya.
"Kumsalam... Loh, Farhan. Kok ngga kasih tahu kalau mau kesini?" kaget Syifa.
"Eng... Iya, Fa_maaf. Aku kesini, mau nanyain tawaran kamu, Fa."
"Mengenai pekerjaan? Ayo, masuk dan duduk dulu." ajak syifa pada sahabatnya itu.
Farhan pun mengikuti langkah kaki Syifa, lalu duduk di sofa yang berada dalam ruangan yang luas itu. Ia tahu, jika suami Syifa keluarga kaya, tapi Ia tak menyangka, jika ternyata sekaya ini.
" Gimana, Farhan? Mau jadi supir?" tanya Syifa lagi.
"Ehm, iya... Mau. Meski harus melalui perdebatan panjang yang nyaris membuat stres semalaman. Akhirnya aku berniat memutuskan sendiri."
"Ya, bagus kalau begitu. Hari ini kamu mulai bekerja, tugasmu mengantar kami kemanapun kami mau." ucap Bagas.
"Loh, Tuan... Bisa bicara? Kenapa kemarin?" kaget Farhan.
"Karena kamu sudah masuk rumah ini, maka kamu berhak tahu. Tapi, diluar sana, katakan kalau Mas Bagas belum bisa apapun. Mengerti, Farhan?" tanya Syifa.
"I_iya... Mengerti." jawab farhan, yang masih sedikit bingung.
Syifa lalu meminta Farhan mempersiapkan mobil yang ada di Garasi. Mobil Alphard yang khusus dipakai Bagas. Lalu, Syifa membereskan suaminya dan semua yang harus Ia bawa ke tempat dokter spesialis mereka.
"Apa agenda hari ini?" tanya Bagas.
"Terapi Robotic... Tapi kalau untuk tahap awal, mungkin masih mencoba gerakin kaki dulu. Sabar, ya?"
"Selalu, Fa. Asal kamu juga selalu menemani." ucap Bagas.
"Iya, sayang..." balas Syifa.
Bagas merekahkan senyumnya, menatap Syifa dengan penuh cinta yang begitu besar.
"Fa... Eh, Nyonya. Mobil sudah siap." panggil Farhan.
"Oke, kita berangkat." ajak Syifa, lalu Ia mendorong kursi roda Bagas menuju mobil, sedangkan Farhan membawa peralatan mereka di belakang.
Perjalanan di mulai. Farhan menyetir dengan baik dan begitu profesional. Wajar saja, Ia memang sering menjadi supir ketika bosnya pergi keluar kota. Dari biaya itulah, Ia mendapat tambahan gaji nya yang minim selama ini.
Syifa memberitahu arah dan tujuan yang akan mereka datangi. Yaitu sebuah klinik ortopedi dengan fasilitas lengkap, yang memang dimiliki oleh dokter yang biasa menangani Bagas selama ini.
"Disini, Non?" tanya Farhan, yang menghentikan mobilnya.
"Ya, betul. Ayo turun, sekalian anter masuk dan tungguin, ya?" pinta Syifa, dan Farhan pun membalas dengan anggukannya.
Syifa menghampiri receptionist. Lalu mendaftarkan nama Bagas disana. Karena memang tak terlalu ramai, akhirnya mereka masuk dan langsung menemui dokter Taufik di ruangannya.
Selama perjalanan masuk, Bagas tercengang melihat semua peralatan yang ada disana. Tampak lengkap, dan menakutkan.
"Apa, itu akan membuatku sakit?" tanya Bagas.
"Kita ngga akan tahu, jika kita belum mencoba."
"Yang mencobanya aku, Fa. Bukan kamu." sergah Bagas.
Updated 241 Episodes
Comments
arraa
lanjut thor semangat, cerita sederhana di kemas dengan alur yang sangat apik. tidak terburu buru alur ceritanya menarik kisah perjuangan dan kesabaran seorang istri. begitulah suka duka dalam rumah tangga. ada susah dan senang manis dan pahit . semangat ifa dan mas bagas
2022-02-03
216
Sri Rahayu
lanjut thor suka bngt alur ceritany😘
2022-02-03
43
Kiki Bundanya Fayka
maaf ya thor kok farhan jadi mnggil tuan nyonya gtu sih. pdahal kan enak nya suruh pnggil nama aja gitu. mereka kan temenan.kesan nya jadi kyak yang angkuh gtu s syifa nya.
2022-06-15
9