Mengunjungi mertua
"Kalian mau kemana? Kok rapi?" tanya Reza, di sela sarapannya.
"Kerumah Ayah, kenapa?"
"Oh iya, kemarin bilang, ya? Lupa." ucap Reza.
"Bawa kado apa, Fa?" tanya Bagas.
"Kasih amplop aja ya, Mas. Ngga sempet beli apa-apa soalnya."
Bagas hanya mengangguk, dan menikmati suapan demi suapan yang diberikan Syifa padanya.
"Kalian nginep, kok bawanya banyak?" Mama Ayu menyambung pertanyaan.
"Engga, Ma. Belum bisa nginep disana. Kamar mandinya masih jelek, wcnya masih jongkok."
"Ifa, keterlaluan kamu, ah. Lagi sarapan ngomongin Wc." tegur Mama Ayu.
"Maaf..." Syifa merasa tak enak dengan semuanya.
Sarapan selesai. Mereka semua membubarkan diri dan berangkat ke tujuan masing-masing.
"Mama bareng Reza aja? Papa mau ada rapat pagi-pagi."
"Za, gimana?" lirik Mama Ayu.
"Oke, Reza siap." ucapnya dengan antusias.
Selepas kepergian mereka, Syifa mulai merapikan barang yang lain. Memakaikan Bagas rompinya, dan mengemas obatnya dengan rapi. Karena terlalu banyak, tak mungkin dibawa semua. Hingga Syifa mengemasnya sesuai jadwal dan apa saja yang harus diminum di jam tertentu.
"Kamu ngga papa, ajak aku kesana?" tanya Bagas.
"Emang mau ditinggal?" tanya Syifa, dan Bagas hanya menggeleng.
"Mungkin, kalau kamu tinggal beberapa jam aja, aku bakal kebingungan sendiri dirumah. Ngga tahu mau ngapain."
"Yaudah, ayok ikut." ucap Syifa. "Tapi, nanti harap dimaklumi rumah mertuanya, ya? Masih sederhana banget. Itu tadi, Ifa bilang."
"Iya." jawab Bagas.
Syifa tersenyum memandangnya, lalu mulai mendorong kursi roda Bagas menuju mobil karena Pak Tomo sudah menunggu.
"Pak, tolong barangnya, ya?" pinta Syifa.
Pak Tomo mengangguk dan mulai mengambil barangnya satu persatu.
Mobil alphard itu sudah di modif sedemikian rupa, hingga tak perlu menurunkan Bagas untuk naik lagi kedalamnya. Ada tangga khusus yang dibuat, agar Bagas hanya tinggal masuk kesana dan duduk dengan nyaman. Mereka sengaja membuat itu, untuk meringankan kerja Syifa.
Perjalanan di mulai. Syifa dengan tangan aktifnya memulai kegiatan seperti biasa, sedangkan Bagas melatih sendiri tangannya yang di selah kiri.
"Udah ada isi amplopnya?"
"Udah, Ifa kasih Sejuta tadi."
"Kenapa cuma sejuta?"
"Itu udah banyak, Mas. Kadang cuma seratus ribu. Disana sistemnya balesan, takutnya giliran Ifa lahiran, mereka ngga ada uang buat balesin. Sejuta mah banyak." ucap Syifa.
"Lahiran? Kamu ingin punya anak, Fa?" fikir Bagas.
Setengah jam dalam perjalanan. Syifa tiba di rumah Ayahnya. Di sebuah perkampungan, di gang yang tak terlalu sempit. Rumah mereka ada di ujung jalan dengan halaman yang lumayan luas diantara yang lain. Wajar, karena rumahnya masih kecil dan sederhana. Tak seperti yang lain, yang rumahnya besar, tapi membuang halaman mereka. Di pinggiran pun, terdapat pohon rambutan yang sedang lebat buahnya.
"Sampai, Fa?"
"Iya, turun yuk." ajak Ifa. Ia pun turun lebih dulu, lalu menurunkan Bagas dan kursi rodanya.
Jalan masuk kerumah mereka sudah di perbaiki. Menggunakan uang yang syifa beri, mereka membuat jalan dari semen agar kursi roda dengan gampang masuk kedalam hingga ke rumah.
" Eh, sudah datang anak sama Mantu ibu." sambut Bu Mariam.
Syifa dan Bagas langsung mencium tangannya, dan masuk ke dalam rumah sederhana itu. Baru kali ini, Bagas mampir, bahkan baru kali ini Bagas melihat rumah mertuanya itu.
"Beginilah, rumah kami. Belum bisa rehap, apalagi bongkar bikin baru." ucap Bu Mariam.
"Iya, Bu. Ngga papa. Ayah, mana?" tanya Bagas, sedangkan syifa membereskan barang di kamar mereka.
"Ayah lagi giling bakso di pasar. Stok abis, alhamdulillah ada rezeki buat Gibran kemarin."
"Gibran... Butuh apa?" tanya Bagas lagi.
"Engga, cuma bayar bulanan aja." jawab Bu Mariam, menjaga ucapan agar Bagas tak lagi membantunya begitu banyak.
"Mas, mau istirahat dulu ngga?"
"Lihat bayinya jam berapa?"
"Ya, kalau mau istirahat dulu, lihat bayinya nanti. Dari pada kecapean." ucap Syifa.
"Lihat bayi aja dulu, baru istirahatnya puas. Ayah juga lagi ngga ada. Pas pulang 'kan Ayah di rumah. Kangen sama Ayah." ucap Bagas, mengulur senyuman dari Syifa.
Updated 238 Episodes
Comments
Putri AuLia Senja
klo gk salah ingat kluarga syifa blm tau klo bagas sudah bisa bicara krn wktu kunjung ke rmh jg masih dgn isyarat tatapan mata dan tangan aja.
ko bu mariam gk kaget klo bagas bisa ngomong,
2022-06-21
2
Kar Genjreng
Bagas liat baby nanti jadi kepingin punya ya😄😄😄😄... tapi sabar Mas sembuh dulu katanya..
2022-05-29
0
Jejak SND
kan belum ada keluarga Syifa yang tau Bagas bicara .. Gimana sih Thour pasti lupa
2022-06-13
0