Aku ikut, kemanapun kamu pergi
Reza bahkan tak tega membangunkan mereka berdua. Ia menunggu dengan memainkan gamenya, hingga Ia pun ikut tertidur diatas kursinya.
"Mas... Mas bangun, Mas." pinta Syifa, dengan menggoyang-goyangkan tubuh Reza.
"Ehm... Iya, Fa? Udah bangun?" Reza memggeliatkan tubuh, dan berusaha membuka matanya.
"Kok tidur disini?"
"Tadi ngga niat tidur, cuma mau kasih dokumen. Gara-gara lihat kalian tidur, ditungguin ngga bangun, akhirnya ikut tidur." balas Reza.
"Konyol." cibir Bagas. Dan Reza hanya menggaruk kepalanya karena malu.
Syifa kemudian membuka pakaian Bagas. Dari jas, hingga kemeja di dalamnya. Bagas tampak begitu berkeringat, hingga Syifa harus melepas sejenak alat yang Ia pakai di punggungnya.
"Maaf, Ifa juga ketiduran. Diatas Mas pula tadi." ucapnya, sembari mengelap tubuh suaminya dengan tisue basah.
"Ngga papa, sesekali. Sering juga ngga papa. Udah sah 'kan." goda Bagas, mengundang lirikan Reza.
"Terus... Terusin aja begitu. Begitu terus di depan mataku yang jomblo ini." ucap Reza.
"Gue lagi ngga mau kelahi, Za. Ini di kantor."
Reza mencebik bibir, lalu membuka dokumen yang Ia pengan untuk Ia bacakan di depan Bagas. Hingga akhirnya, Syifa akan membubuhkan tanda tangannya di sana nanti.
"Sudah jelas? Ini dokumen udah ketimbun sejak Loe kecelakaan. Baru ini gue berani buka lagi, dan mau minta persetujuan Loe. Masalahnya, proyek besar yang memang harus Loe yang turun persetujuan."
Bagas mengangguk, dan meminta Syifa mulai membubuhkan tanda tangan disana.
" Nama sama gelarnya, di kasih juga ngga? Kan, Syifa gelarnya Amd. Kep. Diketawain ngga?" tanya Syifa.
"Taro aja, Fa. Biar unik." jawab Reza...
Syifa pun menurut, lalu membubuhkan nama lengkap beserta gelarnya disana. Untuk yang pertama kali, membuat tangan Syifa gemetar karena memang pertanggung jawabannya akan begitu besar.
"Udah, Mas." ucap Syifa, dengan nafas leganya.
"Oke, gue kirim ini ke Om dulu. Kalian udah mau pulang belum?"
"Gimana, Mas?" tanya Syifa pada Bagas.
"Pulang, capek banget." jawab Bagas.
"Yasudah. Abis ini, aku antar kalian pulang."
Reza pun berkemas, lalu pergi ke ruangan selanjutnya. Harinya begitu sibuk hari ini, tapi Ia tetap harus bisa melayani kedua sepupunya itu dengan baik. Mengingat, Pak Tomo pun sibuk dengan Mama Ayu di butiknya.
" Mas, kenapa ngga cari supir satu lagi? Kasihan Mas Reza."
"Yasudah, besok kita cari. Atau, kamu punya calon? Orang kampung Ayah yang butuh kerjaan?"
"Ehm, nanti tanya Ayah deh. Ifa cuma kasihan aja, Mas Reza harus bolak balik. Mana kerjaan di kantor banyak. Harus jadi penerjemah buat aku."
"Iya, nanti kita cari. Yuk, pakaikan bajuku dulu." pinta Bagas pada sang istri.
Usai dengan tugasnya, Reza kembali pada Bagas dan Syifa. Ia pun segera membantu mereka untuk keluar dari kantor itu. Semua orang menatap mereka, terutama Bagas yang tampak begitu lemah.
"Kasihan. Seorang yang tegas dan bahkan banyak ditakuti orang, harus merasakan hal seperti itu. Seketika tubuhnya melemah, bahkan berdiripun tak mampu."
"Hust, sudah lah. Lemah pun, kuasanya masih tinggi. Mungkin, dalam sekali kedipan matanya, Beliau langsung dapat memecatmu." tegur salah seorang karyawan.
Mereka langsung diam, dan kembali menundukkan kepalanya di hadapan sang presdir. Bagas hanya menatap mereka dengan wajah datar, tanpa senyuman ramah. Karena itulah, hal yang memang biasa Ia lakukan. Bukan karena tak ingin ramah, tapi Ia ingin menyatakan jika Ia tetap Bagas yang seperti biasanya. Dan berharap, para karyawannya akan tetap patuh padanya hingg kapanpun.
Di dalam mobil, Syifa menelpon Ibunya untuk menanyakan tenaga kerja. Tapi, yang di dapat info yang berbeda. Info, yang membuat Syifa tampak lemas meski Ia bahagia.
"Kenapa, ada kabar apa?" tanya Bagas.
"Sahabatku, lahiran. Jenguk ngga, ya? Mau jenguk, tapi...."
"Yaudah, jenguk aja. Nanti aku ikut. Sesekali, main kesana." ucap Bagas.
"Serius?" tanya Syifa, seolah tak percaya.
"Iyalah, Masa mau ninggalin aku sama Reza. Nanti kalau aku mules gimana? Dia yang ada pingsan." ledek Bagas. Memancing tawa Syifa.
Sedangkan Reza didepan, hanya menatap mereka kesal dari kaca yang ada.
"Awas kau." batin Reza.
Updated 238 Episodes
Comments
Berlian Rasmi Hasibuan
kasian raza ....jadi baygon.....🤭🤭🤭🤭
2022-06-16
0
Wiwin Susilowati
lanjut
2022-06-07
0
🐅Jazz²⁷♉🦊
💜💜💜💜♥️♥️♥️♥️
♥️♥️♥️♥️💜💜💜💜
2022-05-31
0