Peringat ke Dua. Mengenai Om Edward
Perdebatan berlangsung sengit. Apalagi Om Edward dan beberapa orang yang di duga masuk dalam kelompoknya, selalu mencari celah kesalahan dari mereka yang hadir sekarang. Penyakit Bagas, ketidakmampuan Bagas, dan posisi Syifa yang tak bisa di kuatkan.
"Akuisisi saja sekalian, biarkan Reza memegang perusahaan menggantikan Bagas. Penyakit seperti itu, bahkan jarang sekali bisa disembuhkan. Meski dengan berkali-kali operasipun."ucap Om Edward, yang lagi-lagi menyakiti hati Bagas.
Tangan Bagas menggenggam kuat, kesal, marah, seolah ingin meledak saat itu juga. Tapi, Syifa disampingnya menjadi pendingin hati dan bisa meredakan semua amarahnya.
" Tahan, bisa sia-sia perjuangan kamu, Mas." bisiknya pada Bagas.
"Sayapun akan menolak, jika itu terjadi. Kecuali, memang Bagas sendiri tak sanggup atau bahkan dengan kemungkinan terburuk yang selalu dibicarakan."jawab Reza.
" Toh, meski kuasa Syifa, tetap saya yang bekerja dibantu Om Erland dan atas persetujuan Bagas. Sama saja bagi saya, hanya gelar saja berbeda." imbuhnya.
Sang Papa menggenggam tangannya begitu kuat, amarahnya semakin menjadi, Menatap Reza dengan penuh rasa benci.
" Dasar anak Bodoh!"gerutunya dalam hati.
Ketika yang merasa pantas justru menolak, maka tak ada jalan lain untuk menyetujui itu semua. Mereka mengesahkan kuasa Syifa dalam perusahaan, lalu mulai menghentikan rapat. Om Edward melaju secepat kilat keluar dari ruangan tersebut. Berjalan dengan tergesa-gesa dengan segala emosi yang ada.
"Om, Maaf kalau Papa....."
"Ya, kami sudah terbiasa dengan itu semua. Yang penting, semua orang sudah setuju dengan keputusan ini, meski sebagian masih berat." ucap Papa Erland, menepuk pundak keponakannya itu.
Ruangan kosong, Syifa masih terdiam termenung di tempat duduknya. Ia tak menyangka jika memang serumit ini dunia perkantoran.
" Hanya demi suami, dan hanya sekali ini saja. Kalau udah sembuh, aku ngga mau lagi. Orang kantor ini serem semua." ucap Syifa, dengan menggidikkan bahunya.
"Fa, ayo pergi." ajak Bagas.
"Pulang?"
"Ke ruangan ku sebentar."
"Oke." jawab Syifa, lalu mendorong kursi roda Bagas menuju ruangan yang telah lama Ia tinggalkan.
"Ini?"
"Iya, ayo masuk." ajak Bagas dengan suara lirih.
Ruangan besar itu masih begitu rapi, karena memang setiap hari di bersihkan sesuai rutinitas. Foto Luna masih ada di sana, dan Bagas langsung meminta Syifa membuangnya.
"Ngga sopan, kenapa masih di pajang?" gerutu Bagas.
"Ngga usah banyak ngomong dulu, apalagi ngomel. Ini masih di kantor, Mas." tegur Syifa, yang membuang nya ke tong sampah terdekat.
"Mau lurusin kaki dulu ngga?" tanya Syifa, ketika melihat sebuah sofa panjang di sana. Apalagi, Bagas sudah terlalu lama duduk sedari tadi.
Bagas mengagguk, lalu Syifa membantunya berdiri dan berpindah tempat.
"Capek." ucap Bagas, dengan keringat yang membasahi keningnya.
"Udah, santai aja dulu. Kalau mau makan, biar Ifa cariin."
"Ngga perlu, udah Mama bawain." sahut Mama Ayu yang datang dengan sekotak makanan.
"Mama, cuma bawa Satu?" tanya Syifa.
"Iya, kamu laper juga?"
"Ho'oh." angguk Syifa.
"Mama lupa. Yaudah, telepon Reza aja biar cariin kamu makan siang."ujar Mama.
Bagas melarang dengan menarik lenhan Syifa. Ia lalu meminta Syifa mengetik sebuah nomor di Hpnya, bernama ALI. Ia salah satu orang kepercayaan Bagas di kantor.
"Reza sibuk." ucapnya pada sang istri.
Syifa menghubunginya, dan memesan sebuah makanan yang memang Ia inginkan saat ini. Pria bernama Ali itu begitu ramah, dan dengan senang hati melayani semua maunya Syifa. Hanya tinggal menunggu, sembari menyuapi Bagas dengan makanannya.
"Hasil tadi, bagaimana? Semua setuju?" tanya Mama Ayu.
"Setuju, Ma. Meski Om Edward masih tak rela tampaknya."
"Terus seperti itu. Dia dengan segala ambisinya yang tinggi, dan merasa Ia lah yang paling berhak dan benar. Kamu harus hati-hati dengan dia, Fa."
"Iya, Ma." jawab syifa.
Ini kedua kalianya Ia diperingatkan mengenai Papa Reza itu. Isi peringatan yang nyaris sama, dan perlahan Ia mengerti apa maksudnya.
Updated 238 Episodes
Comments
Enny Sulasmi
semoga secepatnya Syifa paham tentang seluk beluk kantor dia kan cerdas
2022-06-10
0
Berlian Rasmi Hasibuan
foto luna kok masih d situ y......🙄🙄🙄🙄🙄
2022-06-16
0
m.caesar saiful islam
ok
2022-06-22
0