Kamu semakin menggemaskan
"Besok, kamu dan Syifa ke kantor, ya?" pinta Papa Erland.
"Buat apa?" tanya Bagas.
"Mereka mau cek, perkembangan Loe. Apalagi, mereka belum kenal Syifa sebagai istri Loe." sahut Bagas, di sambung anggukan Papa Erland.
"Baiklah, apa boleh buat." jawab Bagas pasrah.
Makan malam berlanjut hingga selesai. Tapi, mereka masih duduk di meja makan untuk berbincang. Sementara itu, Syifa sedang di dapur dan mempersiapkan sesuatu untuk Bagas.
"Apa itu, Non?" tanya Minah.
"Air garam, buat rendem kaki Mas Bagas. Bagus, untuk peredaran darahnya." jawab Syifa.
"Owh, begitu. Non ini terampil banget, ya? Senua cara di lakuin demi kesembuhan Tuan."
"Ya iyalah, Bik. Siapa yang ngga suka kalau suaminya sembuh. Terlepas, rasa takut jika harus benar-benar pergi."
Ya, Syifa sampai saat ini masih terfikir akan kontrak mereka yang disimpan rapat oleh Mam Ayu. Meski Bagas bilang mencintainya, dan Ia pun menyayangi Bagas. Tapi kadang Ia takut, karena ketakutannya akan sebuah keluarga yang kaya raya. Tapi Ia berusaha menepikan perasaan itu, dan kembali fokus pada sang suami.
Syifa menghampiri Bagas dan yang lain, membawa baskom berisi air hangat dan campuran garam murni itu. Lalu, Ia membuka kaos kaki Bagas dan memasukkan kakinya ke sana.
"Air garam?" tanya Bagas.
"Iya, nanti kalau udah dingin bilang, ya? Ifa mau siapin obat malam dulu." ucapnya.
Bagas mengangguk, lalu menyandarkan tubuhnya di bahu kursi rodanya yang empuk itu. Ia menikmati air hangat yang begitu nyaman di kakinya, sembari mendengarkan Papa dan Reza yang sedang membicarakan masalah kantor.
"Apa kabar mereka disana? Apakah, masih segan dengan aku yang seperti ini? Hanya saja, takut jika mereka membangkang hanya karena melihat ku lemah dan tak berdaya." fikir Bagas.
Syifa keluar membawa bakinya, lalu memberi kan obat pada Bagas seperti biasa. Ia duduk di sebelah Bagas, dan kembali menggenggam sembari memijati buku jari Bagas.
" Besok maunya gimana?" tanya Syifa.
" Tetap diam, dan tak mengatakan sepatah katapun."
"Baiklah, jika itu memang keputusanmu." balas Syifa.
Sejatinya, Syifa sedikit cemas ketika harus ikut kekantor esok hari. Ia takut dengan pandangan orang terhadapnya, apalagi dengan kejadian yang mendadak ini. Tapi Ia sering menasehati Bagas akan pandangan orang, dan Ia pun harus dapat menghadapinya setenang mungkin.
Malam telah larut, dan Syifa membawa Bagas ke kamar. Kakinya telah di basuh, dan bajunya telah di ganti dengan yang lebih nyaman. Begitu juga dengan Syifa, Ia sudah mengganti pakaiannya dengan baju tidur dan segera menyusul Bagas di ranjangnya.
"Besok dandan ngga?"
"Kenapa?"
"Ya, biar cantik lah. Masa burik?"
"Emang kamu burik?"
"Mungkin, kalau di sandingkan dengan wanita yang ada di kantor itu, ya aku yang paling jelek." jawab Syifa.
Bagas merentangkan tangan kanannya, dan mengajak Syifa ke dalam pelukannya. Syifa pun dengan senang hati menghampirinya.
Gadis itu menyandarkan kepalanya diatas lengan kekar Bagas, dan terlentang menghadap langit-langit kamar dengan lampunya yang terang.
"Silau?"
"Iya, biasanya tidur gelap-gelapan. Atau engga, miring tutupan bantal." jawan Syifa, yang tetap berusaha memejamkan matanya.
Bagas berusaha melipat lengannya, ditutupnya mata Syifa dengan telapan tangannya yang lebar. Ia pun memejamkan matanya setelah itu.
Sudah beberapa lama, tak juga dapat memejam kan mata. Akhirnya Syifa membuka tangan Bagas dan berusaha beralih, namun cengkraman suaminya begitu kuat. Ia hanya tersenyum, lalu menatap wajah Bagas dengan dalam. Tersenyum, lalu memainkan jarinya lagi mengitari wajah yang tampan dan bersih itu.
Cuuuup!! Akhirnya gadis itu mengecup pipi Bagas. Lalu menutupkan lagi tangan Bagas ke matanya. Bagas tersenyum renyah dengan kelakuan Istrinya itu. Betapa gemas hatinya sekarang, serasa ingin langsung mendekap dan menciumnya bertubi-tubi.
Updated 238 Episodes
Comments
𝑖'𝑚 𝑐𝑢𝑡𝑖𝑒𝑒𝑒><
bener, gak bisa tidur itu ngehadap lampu. walau lampu kamar udh remang-remang tetap harus ditutupi bantal. gelap takut, tapi tidur lampu nyala juga kurang enak, eh akhirnya pakai cara terkahir, yaitu dengan menutupi wajah dgn bantal
2022-06-25
1
Ninik Ningsih
gak sabar pingin lihat Bagas sembuh dan bahagia dgn syifa
2022-06-03
3
M ridwan Iwon
syukur kamu uda jujur bagas ,,,,,, cepatlah bisa jalan bagas ,,,cepatlah berbahagia kalian berdua
2022-06-21
0