Kecupan pertama
Cliiing....
Hp Mama Ayu berbunyi, dan pesan Wa masuk kepadanya. Meski Reza diminta merahasiakan dengan orang lain, tapi tidak pada Mama Ayu.
"Apa itu, Za?" tanya Mama Ayu padanya.
Reza pun memperjelas kirimannya, agar dapat di baca dengan baik oleh Tantenya itu.
"Apa? A-apa apaan ini? Kenapa bisa begini?" pekik Mama Ayu, yang kini tengah berada di bandara untuk kepulangannya.
"Kenapa, Ma?" tanya Papa Erland.
"Reza membuat surat kuasa, yang isinya jika Bagas memberi kuasa semua tanda tangan atas dirinya pada Syifa. Apa ngga gila? Kenapa dia?"
"Coba tanya sama Reza, bagaiman bisa begitu."
Mama Ayu pun segera menelpon Reza. Tapi, belum sempat diangkat panggilan sudah datang. Ia harus segera naik pesawat untuk pulang.
"Ish, kenapa moment ngga mendukung sih?" kesalnya.
"Sabar... Nanti di rumah, bisa langsung kita bicarakan dengan mereka."
Mama Ayu mencebik bibir. Emosi, kesal, marah, semua rasa tak terkendali. Fikiran buruk pun sudah merasuki hati dan fikirannya, membayangkan sosok Syifa yang tak sepolos dikira.
***
"Mas, hari ini bukannya Mama Papa pulang?" tanya Syifa, yang sedang mencukur kumis dan jenggot suaminya.
"Iya, mungkin sedang di jalan. Tunggu saja, nanti juga sampai."
Syifa dengan begitu hati-hati, mengerok kumis yang sudah hampir tebal itu. Perlahan, jangan sampai melukai Bagas dan mengeluarkan darah nantinya. Saat kesempatan itu, kembali Bagas menatap Syifa yang tepat ada di depan matanya.
" Kenapa ngelihatin? Aku cantik?"
"Iya, sangat cantik."
"Cantik aku, atau Luna?"
"Luna itu lebih modis, suka bersolek, dan pergaulannya luas. Kamu, sederhana, meski aku belum tahu pergaulan kamu di luar bagaimana. Tapi kamu tulus."
"Cuma itu, yang bisa dinilai dari aku?" tanya Syifa.
"Iya... Tapi yang aku tahu, kamu milikku.."
Bagas meraih pinggang Syifa, yang bersimpuh di hadapannya. Ia menarik agar maju ke hadapannya lebih dekat. Syifa mencoba mundur, tapi Bagas terus menariknya.
"Kenapa menjauh?" tanya Bagas.
"Fokusin cukur nya dulu."
"Tapi aku ingin dekat." ucap Bagas, kembari menarik tubuh Syifa.
"Kurang dekat apalagi? Tidur kan udah barengan." jawab Syifa, yang mulai membersihkan Foam yang memenuhi wajah Bagas.
Namun, Bagas menariknya semakin kuat, dan semakin memberikan tatapan penuh harap pada istrinya itu. Syifa membalas tatapan itu, tak kalah tajamnya. Lalu, Syifa mencolek hidung Bagas yang bangir itu dengan jari telunjuknya.
Tuiiiiiing!
Bukan hanya sekali, bahkan berkali-kali dengan gemas.
"Kenapa mainan hidung?" tanya Bagas.
"Gemesh...." jawab Syifa, yang kini justru menjelajah di wajah Bagas.
Mata Bagas kembali terpejam, menikmati semua yang di lakukan Syifa padanya. Kadang terselip doa, agar mereka akan bisa terus seperti ini, dan bisa melupakan perjanjian apapun diantara mereka.
"Fa..."
"Iya....?"
"Aku mencintaimu."
"Hah?"
"Aku mencintaimu, Fa. Maaf jika baru bisa aku ucap saat ini."
"Mas, jangan main-main."
"Harus dengan apa meyakinkan mu? Aku bahkan tak pernah secinta ini pada Luna." jawab Bagas yang semakin serius.
Syifa berusaha menghindari tatapan itu. Jantungnya berdetak begitu cepat, bahkan begitu sakit rasanya. Tapi, Bagas terus menahannya. Ia justru meraih wajah Syifa, dan menempelkan dahi mereka.
" Aku mencintaimu, benar-benar mencintaimu. Bahkan aku tak tahu alasan, kenapa aku bisa begitu mencintaimu sekarang, Fa. Aku bahkan tak pernah ingin kamu tinggalkan, meski hanya dalam mimpi. Begitu sakit rasanya." ucap Bagas, benar-benar dari hati yang terdalam.
Syifa hanya bisa menangguk, air matanya tak tertahan lagi untuk kali ini. Ia tak pernah berharap, tapi Ia begitu bahagia mendengar ucapan tulus dari suaminya itu.
Bagas menjauhkan dirinya dari Syifa, lalu mengusap airmatanya yang mengalir.
"Maaf, membuatmu menangis lagi. Aku janji, tak akan lagi."
"Tangis ini tangis bahagia, dan pertama kali Ifa merasa dicintai selain oleh Ayah dan Ibu. Cinta kedua bagi Ifa, karena memang ngga pernah dekat dengan laki-laki lain, apalagi pacaran." jawab Syifa.
Bagas mengecup kening Syifa, beralih ke pipi kanan kiri. Dan meski ragu, akhirnya Ia berhasil mengecup bibir Syifa kali ini. Begitu mesra dengan penuh rasa cinta, meski Syifa belum dapat membalas apapun padanya.
"Ciuman pertamaku, di dapatkan lelaki yang telah bergelar suamiku." batin Syifa.
Updated 241 Episodes
Comments
Wina Yuliani Nurfatonah
sooo sweet memeleh hati neng bang,💜💜💜💖💖💖💖 pagi pagi udh bikin orang hareudang😅
2022-01-29
100
༄༅⃟𝐐𝐌𝐢𝐌𝐢ˢᵒꀤᗰꀎ꓄꓄[ʜɪᴀᴛᴜs]㋛
DP dengan yang manis-manis ya bro, gas tipis-tipis.. karena belum bisa nge-gas poll.. 😝😝🙈🙈🙈
2022-05-23
9
Gilang
impian para cewek ciuman pertama di dapat dr laki laki bergelar suami,,
Tp gk mungkin yg ada ciuman pertama di dapat karna di paksa lelaki yg selalu menyatakan cinta ingin jd pacar,,karna di tolak akhirnya maksa cium,,oh itu yg aku alami,,😞😞😞😞
2022-03-04
1