Apa yang kamu sembunyikan?
"Kalian, diam-diam punya rahasia yang seperti ini. Kamu anggap apa aku ini Bagas? Kamu tega melakukan ini padaku? Apa salahku? Padahal aku yang setia menemani mu, sebelun kau mengenalnya." celoteh Reza, dengan tatapan bagaikan pemeran antagonis dalam sebuah sinetron.
" Reza Eduardo?" tegur Bagas.
" Iya, Pak Bagas Nata Nugraha? "
" Pergi ke kantor, laksanakan tugasmu."
" Baik, saya permisi dulu." balas Reza.
Syifa hanya tertawa renyah melihat kelakuan mereka berdua. Tak di sangka, jika mereka memang seakrab itu jika saling bicara.
"Syifa?"
"Iya, Mas?"
"Bola bulatku menggelinding jauh kesana. Dia menjatuhkannya setelah mencibirku." tunjuk Bagas, ke arah bola karetnya yang kotor.
"Sudah lah, itu udah kotor. Besok kita beli lagi, kan murah juga. Sekalian, pulang dari Rumah sakit."
"Tapi... Tangan ini, sudah mulai terbiasa menggenggamnya."
Bagas menatap tangannya yang kosong. Menatap penuh kehampaan, seolah kehilangan benda yang begitu berharga baginya saat ini. Seperti, tak ada satu apapun yang dapat menggantikannya.
"Lebay, nanti Ifa cariin yang baru. Kalau Mas tidur, Ifa pergi." sergah Syifa.
"Aku.... Aku tak bisa, jika kau tinggalkan."
"Ih, apa sih? Menggilakan semua jadinya. Udah, balik ke kamar." ajak Syifa, lalu mendorong kursi roda Bagas masuk ke kamar mereka.
"Kita... Mau apa?" tanya Bagas lagi.
"Mas, stop. Jangan aneh-aneh, ini masih pagi."
"Jadi, kalau malam boleh?" tanya Bagas, dengan wajah yang tampak datar, namun penuh arti.
Syifa menghela nafas panjang, sembari mendongakan kepalanya. Kesal, tapi gemas. Itu yang Ia rasakan. Hingga Ia berfikir, untuk balik menggoda Bagas.
Syifa pun mengibaskan rambutnya, lalu berjalan genit menuju Bagas. Tatapannya, bibirnya yang tampak **** dan sedikit Ia gigit, membuat Bagas langsung gugup karenanya.
"Ma-mati aku. Jangan, aku belum bisa meladeninya. Ja-jangan sekarang." batin Bagas.
Ia mencoba meraih tombol kursi roda, berusaha menjalankan dan kabur dari Syifa. Tapi terlambat, Syifa sudah datang, dan menggenggam pegangan kursi itu dengan kuat. Bagas yang tangannya masih gemetar, tak bisa melawannya sama sekali.
Gleeeeek! Bagas menelan salivanya dengan kasar.
Syifa semakin liar, dengan menarikan jarinya dari hidung, turun hingga ke dada Bagas yang bidang. Lalu, tangannya beralih ke dagu Bagas, menatap tajam, dan makin lama makin mendekatkan bibir padanya.
"Kecir... Gitu aja gemeter. Tadi sok nantang." balas Syifa, yang langsung melepas cengkramannya.
Bagas menatapnya dengan begitu tajam, tak menyangka jika Syifa berani melakukan itu padanya. Syifa kembali berdiri tegap, dan merapikan dirinya yang lumayan berantakan.
" A-aku ingin, tapi aku takut mengecewakanmu." ucap Bagas, yang tampak sedih.
Syifa memutar kursi Bagas, lalu memeluknya dari belakang. Begitu erat, terasa begitu hangat bagi keduanya.
"Berjanjilah, untuk segera sembuh." bisik Syifa.
"Bagas menggenggam lengan istrinya, lalu menciumi lengan itu bertubi-tubi.
Hasrat dari kedua manusia dewasa, memang sedikit liar. Tapi, di keadaan yang seperti ini, mereka harus saling bertahan antara satu sama lain. Mengerti dengan keadaan, dan berusaha terbebas dari belenggu, agar dapat mewujudkan apa yang mereka inginkan.
"Aku tak tahu, ini cinta atau bukan. Bahkan bila orang bertanya, aku akan bingung menjawabnya. Aku sudah terbiasa bersamanya, bangun menatap wajahnya, menghirup aroma nafas dan tubuhnya. Aku tahu, ini bukan lah sesuatu yang ku rencanakan indah. Dan kadang aku bertanya, akankah ini bisa menjadi akhir yang indah?" tanya Syifa dalam hati.
***
" Apalagi yang di sembunyikan, Gas? Beritahu aku, agar aku dapat membantumu. Percayalah, meski aku anak kandungnya, tapi aku tak akan membenarkan yang salah." gumam Reza, yang kini telah duduk di kursi ruangan kantornya.
Fokusnya terbagi, antara Bagas dan Papanya. Ia berada di tengah, antara si nomor Satu, dan si anak yang terbuang. Dengan misi yang sama, yaitu mempertahankan hak mereka, meski berbeda cara.
Updated 238 Episodes
Comments
Wiwin Susilowati
bapak mas Reza serakah dan egois
2022-06-07
0
Berlian Rasmi Hasibuan
semangat untuk sembuh y mas....
2022-06-16
0
M ridwan Iwon
cepat sembuh bagas
2022-06-21
0