Mengungsi kerumah Bagas
"Assalamualaikum, Bagas... Oy Bagas, kamu dimana?" panggil Reza.
Ia mencari Bagas kesana kemari, namun tak juga Ia temukan.
Hari masih begitu pagi, dan Reza memilih mengungsi kerumah Bagas. Pekerjaan kantor sedang lengang, Ia pun sedikit santai menunggu jadwal rapat berikutnya. Ia pun duduk di sofabed, menyandarkan kepala di bahu kursinya. Kepalanya Ia pijat-pijat karena terssa sakit, memikirkan Papanya yang semakin parah.
"Mas Reza... Udah lama?" tanya Syifa, yang keluar dari kamar nya bersama Bagas.
Dengan rambut di ikat buntut kuda, dan setelan kemeja pink dan rok panjang hitam. Lehernya tampak jenjang, bibirnya dengan lipglos pink menambah kesan angun dirinya. Reza lagi-lagi terkeseima pada Istri sepupuya itu.
"Eh, Syifa... Kok baru keluar kamar?" tanya Reza.
"Iya, kesiangan soalnya. Ayo sarapan, Mas. Itu Bibik udah siapin." ajak syifa.
"Kesiangan? Kalian ngapain?" batin Reza.
Ia pun mengikuti Syifa dan Bagas, lalu duduk di meja makan bersama mereka berdua.
Syifa mulai menyuapi Bagas, dengan begitu manis dan terampil. Bagas selalu menuruti arahan yang diberikan Syifa, karena memang tak bisa melawan dengan yang Istirnya ucapkan.
Reza menatap Syifa dengan berpangku tangan. Seolah Ia menatap sebuah keajaiban yang ikut hadir di depan matanya. Semakin hari, rasa kagumnya terhadap Syifa semkin tinggi. Bahkan Ia sempat melihat sosok Mamanya di dalam diri Syifa.
"Fa...?"panggil Reza.
" Ya, Mas? Mau sarapan?"
" Engga, Fa. Cuma mau kamu?"
" Hah!!!!"
Mata Syifa dan Mata Bagas seketika melirik Reza dengan tajam. Apalagi Bagas, yang begitu tampak kesal pada sepupunya itu.
"Ah, apa? Ma-maksudnya aku sudah sarapan. Sama Papa tadi, di rumah." jawab Reza, yang berubah menjadi kikuk.
"Owh, kirain apa." jawab syifa. Ia pun melanjutkan untuk menyuapi Bagas. Setelah itu, Reza membawanya ke teras depan agar memberi waktu untuk Syifa sarapan.
Reza menatap tangan Bagas yang menggenggam sebuah balon karet. Ia pin mengambilnya dengan tatapan penuh ledekan.
" Ih, apaan ini? Buat apa?" cibir Reza, dengan memainkan bola itu di tangannya.
"Loe ngapain mainan begini? Bener-bener Loe, Gas." tawanya semakin terpingkal.
Bagas hanya menatapnya, dengan tatapan penuh tanya. Ia faham betul, jika yang ada di hadapannya ini bukan lah Reza. Wajahnya, tawanya, tapi hatinya penuh tangis dan air mata.
"Bilang ke Gue, Loe kenapa?" tanya Bagas, yang akhirnya buka suara.
Begitu terkejut Reza mendengarnya, hingga Ia terjatuh di lantai bahksn tersungkur. Tatapanya tajam, seakan tak percaya jika itu benar suara Bagas. Ia pun mencari sesuatu, yang kemungkinan menempel di lehernya.
" Loe, pakai alat bantu? Mana? Kok ngga ada?" tanya Reza, merayapi tubuh Bagas.
"Ya, ini Gue dengan suara asli. Kalau Loe ngga mau ngomong, anggap aja gue masih bisu seperti biasa."
Reza pun menarik kursi yang ada di dekatnya. Ia duduk disana, dekat dengan Bagas yang fokus menatap kedepan.
"Sejak kapan?"
"apanya?" tanya Bagas lagi.
"Sejak kapan Loe bisa ngomong, tapi Loe tega ngga kasih tahu gue? Gue kesepian, Gue bener-bener sepi karena ngga ada yang bisa nanggepin segala omongan gue. Syifa ngga ngerti, meski gue udah cerita panjang lebar." ucap Reza.
"Jangan ganggu Syifa, dan jangan libatkan dia dalam urusan apapun." pinta Bagas.
"Loe, kayaknya sayang banget sama. Dia. Cinta kah?"
"Gue nanya, Loe kenapa?" tanya Bagas lagi, dengan nada datar.
" Papa... Kenapa dia semakin menjadi-jadi? Dia bahkan semakin ngga bisa mengontrol diri. Gue berusaha terus mendampingi. Tapi... Semakin lama semakin sakit, Gas."
Bagas hanya diam. Ia tak dapat menghibur untuk saat ini. Karena Ia tak ingin, jika Reza terlalu banyak berharap dengan sesuatu yang mungkin akan lebih menyakitkan.
Untung saja, diamnya Bagas di dukung dengan datangnya Syifa. Ia datang dengan baki obat di tangannya. Lalu, Ia duduk di kursi yang ada dan menyuapi Bagas dengan obat itu.
"Fa, Berapa lama, Bagas bisa bicara?" tanya Reza.
"Eh, udah tahu? Kirain masih di rahasiakan." jawab Syifa.
Reza pun tampak tak menyangka, jika Mereka berdua memang sengaja merahasiakan itu padanya. Syifa pun meminta dengan sangat, agar Reza taj membicarakan pada siapapun tentang ini.
Updated 238 Episodes
Comments
sry rahayu
smg Reza bisa terus lurus ga terpengaruh papanya
2022-06-07
0
Berlian Rasmi Hasibuan
buat kejutan ntar buat mama ayu....
2022-06-16
0
Wiwin Susilowati
semoga Reza bisa di ercaya
2022-06-07
0