Ikan fugunya, kalau nangis jelek.
"Fa, hari ini Ibu pulang, ya?"
"Kok cepet? Semalam aja lagi. Syifa ngga ada temen loh."
"Ayah mau jualan, Gibran mau sekolah. Ya gimana?"
Syifa masuk ke kamar sebentar, lalu keluar lagi. Ia memberikan sebuah amplop yang lumayan tebal pada Ibunya, berharap beliau menerima pemberian itu.
"Apalagi ini?" tanya Bu Mariam.
"Ini, dikasih Mama Ayu. Katanya, sebagai gaji Syifa, sekaligus nafkah Syifa sebagai istri Mas Bagas."
"Kenapa diberikan sama Ibu? Ini uangmu."
"Syifa udah simpen, ini Ibu ambil sebagian. Buat sekolah Gibran, sama benerin rumah. Syifa hanya bisa bantu ini. Ngga bisa yang lain."
"Fa, ngga udah. Itu bukan kewajiban kamu. Ibu sama Ayah bisa usaha sendiri." ucap Bu Mariam.
Syifa justru terlihat menutup wajah. Ia terisak, dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipinya. Bagas yang mendengar, langsung cemas dan bertanya-tanya apa yang terjadi.
" Baru kali ini, aku lihat kamu nangis begitu, Fa. Kenapa?" batin Bagas, yang sedang bersama Ayah mertua dan adik iparnya.
"Ifa kok malah nangis?" tanya Sang Ibu.
"Ifa tahu, Ifa belum bisa membanggakan Ibu seperti cita-cita Syifa dulu. Tapi, setidknya izinkan Ifa bantu Ibu sebisa Ifa."
"Fa, dengan kamu bertahan dan mempersatukan keluarga kita saja, Ibu sudah sangat berterimakasi sama kamu. Jika tidak, entah apa yang terjadi dengan keluarga kita. Apalagi Ibu, yang harus pisah dengan Ayahmu."
Syifa memeluk Ibunya, tangisannya semakin pecah, antara rindu, bersyukur dan semua yang Ia tahan selama ini. Ibu Mariam pun mengusap bahunya, menenangkan, dan menyabarkan sang putri. Berharap semakin kuat dengan segala keadaan saat ini.
" Uang Ibu terima. Apa yang kamu minta, akan Ibu turuti. Tapi ngga sekarang, karena Ibu juga mau rehap yang lain. Sekalian kerjanya."
Syifa mengangguk, dan akhirnya senyum kembali tergambar dari bibirnya yang indah itu.
"Jangan menangis lagi, Fa. Kamu ngga tahu, betapa perihnya hati ini ketika kamu menagngis. Dan aku janji, kamu ngga akan pernah menangis karena aku." batin Bagas.
Syifa pun membantu keluarganya untuk membereskan pakaian. Lalu, Ia mengantar mereka keluar menuju mobil. Syifa meminta Mas Tomo mengantar mereka pulang.
" Fa...?" panggil Bagas.
" Apa? "
" Ikan Fugu, kalau nangis jelek, ya? "
"Emang ikan bisa nangis?" tanya Syifa. Tapi, Ia berfikir lagi dengan apa yang dimaksudkan Bagas barusan.
"Ikan fugu? Eh, Mas ngomongin aku? Ih, jahat."
"Huuussst... Jangan berantem disini, nanti di dengar Bibik." ucap Bagas.
"Takut rupanya. Yaudah, kita lanjutin berantemnya di kamar."
Syifa lalu mendorong kursi roda Bagas dengan kencang, hingga Bagas tampak tegang. Tapi, Bagas bahagia kerena telah mengembalikan Syifa kembali normal.
***
"Reza, gimana kantor?" tanya Papa Erland.
"Baik, Om. Kondisi stabil, dan ngga ad yang perlu di khawatirkan. Om sama Tante fokus aja disana." jawab Reza, melalui video callnya.
Obrolan berlanjut mengenai perusahaan. Reza pun menjelaskan dengan baik, bahkan memperlihatkan apa saja jadwal yang Ia lakukan hari ini. Semua pertemuan, yang harus Ia kunjungi lengkap dengan proposal yang akan diajukan. Benar-benar transparan, dan dapat dipercaya.
"Kamu udah lihat Bagas, Za? Gimana dia?" tanya Mama Ayu.
"Bagas? Dia sehat lah, apalagi sama Syifa. Kemarin kesana, ambil titipan angpao buat Luna." jawab Reza.
"Oh, iya. Kemarin Luna menikah." gumam Mama Ayu, yang langsung terfikir hati putranya.
"Tapi Bagas tampak santai kok, Tan. Dia ngga sedih. Apalagi, banyak yang nemenin kemarin."
"Temen, siapa?"
"Keluarga Syifa. Ibu, Ayah, dan adiknya. Malah kayaknya, mereka nginep semalem. Entah udah pulang atau belum." ucap Reza.
Mama Ayu langsung diam, air mukanya tampak begitu kesal. Ia tak menyangka, Syifa akan mengundang orang tuanya kerumah itu diam-diam tanpa izin darinya.
" Lancang kamu, Fa. Kamu ngga menghargai Mama sebagai pemilik rumah, dan sebagai mertua kamu?" ucapnya gusar.
Updated 241 Episodes
Comments
☠🦃⃝⃡ℱTyaSetya✏️𝕵𝖕𝖌🌈နզ⃠
Aduh.... Mama Ayu marah nich, salah sangka 🤧🤧🤧
2022-01-25
75
Ana Zalfa-nazwa
Astagfirullah halazim...Kenapa ya Dari Zaman Kuda Gigit Besi,, Smpe Zaman Ud era Milenial gini...Yang Namanya Mertua,, Itu Selalu Aj cari" Kesalahan Menantunya...Mereka Merasa Selalu Terkalahkan oleh Menantunya.😒..Pdahal Tu Mertua gak Tahu ya Pengorbanan,, Rasa lelah,, Melahirkan Keturunan untuk Anknya,, Bahkan Airmata aj gak cukup Mengambarkan Smua nya...😩...Oh Yang Namanya Ibu Mertua Sayangilah Menantu PerempuanMu...Seperti Menantumu Yang Menyayangi Dengan Tulus Ank laki" Mu..😞
2022-02-27
4
Rdian
iya sih, kalo gk bilang pasti yg punya rumah merasa gk dihargai, setidaknya minta izin dulu
2022-02-13
17