Apa kalian, sudah saling mencintai?
"Mas, kenapa diem? Udah ngantuk banget?" tanya Syifa, yang sudah membawa Bagas ke kamarnya.
Bagas tampak diam, murung, dan tatapannya kosong. Tampak Ia memikirkan sesuatu yang berat di kepalanya.
"Fa... Maaf."
"Buat apa lagi?" tanya Syifa.
"Aku, masih harus berbohong meski di depan keluargamu. Aku, tak bisa seperti Reza yang mengakrabkan diri pada Gibran, Ibu dan Ayah."
"Mas... Sudah ada porsinya masing-masing dengan apa yang harus mereka lakukan. Ngga sekarang, besok kan bisa. Makanya, semangat sembuh." goda Syifa dengan mencolek hidungnya.
"Kadang aku takut, jika aku sembuh. Takut, jika kamu akan meninggalkan aku, karena merasa tugasmu selesai." batin Bagas.
Setelah mengosongkan isi perut Bagas di kamar mandi, Syifa lalu mengajaknya ketempat tidur. Ia merebahkna Bagas, dan menunggunya tidur siang.
"Ngga bisa tidur, Fa."
"Kenapa? Masih ada yang di fikirkan?" tanya Syifa.
"Mikirin kamu."
"Hah? Ngga usah mikirin aku. Aku kan disini, ngga kemana-mana." balas Syifa, dengan menggelitik telapak tangan Bagas.
Bagas kembali menerima rangsangan, reflek tangannya tampak membaik. Tangannga tergelitik dan berkali-kali bergerak dan Ia meringis menahan geli. Syifa terus memainkannya, hingga Bagas nyaris tertawa.
"Fa... Jangan pancing dengan itu. Nanti yang terpancing, bisa bahaya."
"Apa yang lain?" tanya Syifa, yang tak menggubris perkataan Bagas. Bahkan, gelitikannya merangkak ke tubuh Bagas. Pinggul, dan bawah ketiak.
"Fa, tolong jangan. Kegelian sudah mencapai titik adrenalin ku."
"Apa?" tanya Syifa menyeringai kan tawanya.
Buuughhh!
Akhirnya tangan Bagas mendekap Syifa diatasnya. Meski tangannya masih bergetar tak karuan, tapi Ia berusaha menahan Syifa disana, meski Syifa berusaha lepas darinya.
"Mas, lepas."
"Ngga mau. Nyaman seperti ini." jawab Bagas, dengan menempatkan tangan satunya lagi untuk mengunci Syifa.
Kapala Syisa mendongak ke Bagas, menatap wajah suaminya yang tampan rupawan dengan kumis dan jenggot tipis yang mulai tumbuh lagi. Jari-jarinya menari di wajah itu, hingga tepat berada di hidung mancung Bagas yang menggemaskan.
"Kenapa?" taya Bagas.
Syifa menggeleng, lalu kembali menidurkan kepalanya di atas dada Bagas yang bidang. Terasa hangat, dengan detak jantung yang berdetak dengan kencang. Nafas Bagas pun tersengal tak beraturan. Syifa hanya tertawa kecil meresponnya.
***
" Kak Reza, sepupunya Kak Bagas?"
"Iya... Anak adeknya Mama Bagas."
"Kak Bagas itu, orangnya gimana?"
"Bagas itu, aslinya tegas, berwibawa, dan bahkan kadang orang menganggapnya arogan. Tapi, itu kalau dikantor. Kalau dirumah, aslinya dia Familliable." jawab Reza.
"Nak Reza, apakah sebelum menikah dengan Syifa, Bagas punya pacar?" tanya Pak Abu.
"Sebelumnya punya. Tapi, Bagas sudah ditinggal kan ketika tahu dia lumpuh. Sakit banget jadi Bagas. Padahal, sayang banget dia. Eh iya, hari ini mantannya nikah. Sampai lupa maksud dan tujuan kesini."
Reza lalu berdiri. Ia lupa mengabari Bagas jika Ia akan ke pesta Luna. Reza ingin menanyakan kado, atau amplop yang mungkin akan Bagas titipkan padanya.
Reza pun berjalan perlahan menuju kamar Bagas. Karena pintu tak terkunci, Ia pun membuka tanpa mengetuk. Dan pada akhirnya, pemandangan mencengangkan Ia lihat disana.
"Ooops! Sory." ucap Reza yang terkejut, lalu menutup pintunya kembali.
Syifa yang masih diatas tubuh Bagas pun menyingkir. Ia merapikan diri dan memanggil Reza untuk kembali masuk ke dalam.
"Kenapa, Mas?"
"Eng_anu, Fa. Mau nanya, Bagas mau nitip ngga. Aku mau ke pestanya Luna nih." jawab Reza dari luar pintu.
Syifa lalu menanyakan pada Bagas, dan mendapat bisikan dari suaminya. Ia pun meraih dompet Bagas, dan mengambil uang sesuai arahan sang suami. Lalu meletakkan nya pada sebuah amplop.
" Ini, Mas. Titipan Mas Bagas. Bilang, maaf ngga bisa dateng." ucap Syifa.
"Oke, baiklah. Aku pergi dulu, ya? Maaf, mengganggu kemesraan kalian." colek Reza pada dagu Syifa.
Reza pun melangkah keluar setelah pamit pada keluarga Syifa. Ia menuju mobil, dan bersiap pergi ke pesta pernikahan mantan mereka berdua.
"Apa, kalian sudah mulai saling mencintai? Kenapa rasaku justru seperti ini?"
Updated 238 Episodes
Comments
Erman Prasetiyo
hayo Reza mboten pareng nakal...
jepret karet manuke nek nakal..
2022-06-15
1
Sitti Hadijah Binti Ibrahim
hih...dasar reza...macam ga ada cewek lain aja...masih ngiri sama bagas yg lagi menderita.😥
2022-06-06
0
Cucu Saodah
reza ga sopan... main nyelonong aja kamar pengantin
2022-06-12
0