Kedatangan mertua.
"Dateng ngga?" tanya Syifa, yang sedang menyisir rambut Bagas setelah mandi.
"Gimana?"
"Kok nanya aku? Mana aku tahu? Itu kan mantan Mas. Kenal aja engga akunya."
"Aku hanya ngga mau, menganggu moment dia nanti. Takut, jika menghancurkan pestanya yang meriah. Meski katanya, dia tidak bahagia dengan itu semua." jawab Bagas.
Syifa menghentikan aktifitasnya sejenak, lalu melanjutkan lagi untuk beberapa saat.
"Bahagia diukur dari apa?" tanya Syifa.
"Ketika kamu menikah dengan orang yang kamu cintai... Mungkin."
"Mas bahagia? Kita bahkan ngga saling mengenal ketika menikah. Tiba-tiba sah, dan Ifa harus disini hingga entah kapan."
Tangan tremor Bagas bergerak, meraih tangan Syifa dan menggenggamnya dengan erat.
"Fa... Cita-cita ku dulu adalah menjadi seorang pilot karena aku suka terbang. Tapi semua terpatahkan oleh keadaan, dan harus belajar sesuatu yang tak pernah aku inginkan. Tapi, aku dengan sekuat tenaga berusaha untuk menerima semuanya. Apa kamu tahu, cita-cita baruku?"
" Apa? " tanya Syifa.
" Ingin segera berlari, mengejar mu, lalu menggendong keliling taman."
Deg....!!! Jantung Syifa berdegup begitu kencang.
Cita-cita yang sederhana bagi seorang lumpuh seperti Bagas. Meski diagnosa dokter sendiri mengatakan itu begitu sulit untuknya.
"Aamiin, semoga lekas sembuh, dan bisa gendong Ifa ya, Mas." ucap Syifa.
Bagas tengah di pakaikan rompinya kembali, agar Ia dapat duduk dengan sedikit tegap. Bagas yang tak muda lagi, bisa mengalami pengeroposan atau pengapuran tulang dini, jika tak di jaga bentuknya dengan baik. Dan ketika sudah terlanjur terjadi, akan semakin sulit mengobatinya bahkan dengan operasi.
"Mas tunggu diluar, ya? Sama Mama dan Papa. Aku mau mandi."
"Iya...." jawab Bagas.
Mereka menghampiri Mama dan Papa yang menunggu di meja makan. Lalu Syifa pamit untuk mandi sebentar, dan berjanjia akan cepat.
Di ruanh makan, Mama Ayu kembali mempertanyakan undangan dari Luna. Bagas hanya mengangguk dan menggeleng dengan semua pertanyaan yang di berikan.
"Sudahlah, ngga usah dateng. Nanti kamu malah di jadiin bahan ejekan buat mereka." ucap Mama Ayu.
Lima belas menit berselang, Syifa menyusul mereka dan duduk di sebelah Bagas.
"Kamu, mandi cepet bener? Bersih ngga?" tanya Mama Ayu.
"Bersih lah, Ma. Udah biasa mandi dikejar waktu. Ini masih lama, biasanya cuma Lima menit." jawab Syifa.
Sarapan dimulai seperti biasa, dan selesai tepat waktu. Mama dan Papa segera bersiap karena sudah diburu waktu ke bandara.
"Mama keluar kota, titip Bagas dirumah. Kalau ada perkembangan apapun itu, segera beritahu Mama."
"Iya, Ma...." jawab syifa, lalu mencium tangan mereka.
"Baik-baik dirumah, ya?" ucap Papa.
"Iya, Pa. Lagian ngga akan bisa berantem sama Mas Bagas." balas Syifa.
Mereka pergi dengan diantar Pak tomo. Menuju bandara dan segera pergi sesuai tempat dan jadwal yang telah tertera dalam rencana.
"Yaaa... Tinggal nunggu Ibu sama Ayah lagi dateng kesini." seru Syifa dengan begitu senang.
"Aku.... Ngomong ngga sama mereka? Atau masih harus diam?" tanya Bagas.
"Ya, terserah. Menurut Mas yang terbaik gimana. Kalau Syifa sih, nurut aja."
"Huftzzz... Ketika perempuan mengatakan kata terserah, disitulah lelaki akan dibuat serba salah."
Pagi beralih ke siang, bahkan sudah hampir sore. Yang ditunggu tak kunjung datang, membuat Syifa gelisah karenanya.
"Coba telepon, udah dimana?" ucap Bagas.
"Daritadi di telepon, tapi ngga diangkat. Kalau masih dijalan, kenapa lama banget." keluh Syifa.
"Udah jangan manyun, makin mirip ikan fugu. Bentar lagi juga sampai." balas Bagas.
Dan benar saja. Baru beberapa menit berbicara, suara bel berbunyi dari pintu depan. Terdengar Bik Darmi membuka pintu dan menyapa tamu mereka. Ya, Ayah dan Ibu Syifa telah tiba bersama Gibran. Syifa pun meraih kursi roda Bagas, lalu keluar untuk menyambutnya.
"Ayah, Ibu... Kangen." sambut Syifa, lalu memeluk mereka.
"Fa, maaf lama. Kami sempet nyasar. Ibu sempet ngga percaya, kalau ini rumah keluarga Bagas." ucap Pak Abu.
"Gimana mau percaya? Orang ini bukan rumah, tapi istana." kagum Ibu Syifa, yang menatap sekeliling rumah yang megah itu.
Updated 238 Episodes
Comments
Cucu Saodah
ih ibu jangan norak gitu dong. itu rumah anak mu skrg... hehehe....
2022-06-12
0
Berlian Rasmi Hasibuan
wah....temu kangen sama keluarga tercinta😫😫😫😫😫
2022-06-16
0
Mira Iyan
bahagia bgt ktemu am or tua kita
2022-06-04
0