Ingin agar semua mendoakanmu.
"Loh, kok batuk?"
Syifa mulai panik dan mengambilkan Bagas minum. Dan dengan perlahan, Ia memberikannya pada Bagas.
"Aku nanya serius, mau apa ke panti? Kenapa bawa-bawa anak?"
"Canda, Mas." balas Syifa. "Syifa tadi bilang, kalau mau buat nasi kotak untuk anak panti. Tapi kata Mama ngga usah. Mama pesenin aja ke catering langganannya. Nanti sore Pak Tomo antar kita."
"Dalam rangka apa?"
Syifa mengecap bibirnya. Ia mengambil kursi, dan kembali duduk di belakang Bagas untuk merefleksi lengannya. Dan hal itu terasa lagi untuk Bagas. Bulu kuduk yang berdiri, serta jantung yang berdetak begitu cepat dari ritmenya. Apalagi, Syifa sesekali menghembuskan nafas dengan sengaja di tengkuk Bagas.
"Mas, dipanti itu bukan cuma buat adopsi anak sama kasih sumbangan. Tapi, kita juga bisa minta doa dari mereka semua. Doa anak yatim piatu itu, di dengar langsung oleh Allah. Bahkan, katanya doa dari mereka itu bisa menembus langit." jawab Syifa, dengan memberikan sentuhan lembut untuk Bagas.
" Jadi, kamu mau aku di doakan sama mereka semua?" tanya Bagas.
" He'em... Semua cara akan kita coba." angguk Syifa.
" Kamu, mendoakan aku di setiap shalatmu? Karena katanya, doa istri shalehah itu juga di dengar."
Syifa terhenti sejenak. Jantungnya berdegup lagi dengan kuat, dan membuat dadanya sesak. Tapi Ia dapat menangani itu dengan baik. Dipeluknya Bagas dari belakang, lalu berbisik.
"Kamu sendiri yang bilang, jika aku istrimu. Maka, disetiap doaku, pasti terselip namamu. Bagas Nata Nugraha."
Senyum merekah tampak dari bibir Bagas. Perasaan yang entah tergambarkan dengan apa, dan bagaimana. Terlalu sulit dikatakan, hanya bisa Ia rasakan.
Kegiatan kembali di lakukan, Bagas begitu nyaman dengan setiap sentuhan yang Syifa berikan. Bahkan, tak jarang Ia menginginkan lebih dari ini. (Wajarlah ya, namanya cowok).
Sesuai dengan janji, Mama Ayu menghubungi Syifa. Ia mengatakan jika pesanan telah siap, dan Pak tomo akan menjemput mereka di rumah. Syifa pun dengan antusias mulai mempersiapkan Bagas.
Karena perjalanan lumayan jauh dan memakan waktu lama, Syifa memakaikan alat terapi untuk mengganjal tulang belakang Bagas. Alat itu di mirip seperti rompi, yang di pakaikan dari bahu hingga ke pinggang. Lalu Syifa menutupnya dengan kemeja lengan pendek berwarna abu-abu.
Lalu syifa pun berganti pakaian. Ia mengenakan gamis simple yang tak terlalu menjuntai panjang. Lalu Ia mengenakan hijab segi empat dengan beberapa bros di kanan kirinya. Bukan tak ingin tampil glamour, tapi Ia memikirkan keamanan dan kenyamanan karena harus mendorong kursi roda kemana-mana.
"Fa... Ngga ada baju lain?"
"Ada, kenapa?"
"Itu, terlalu sederhana."
"Kita mau ke panti, Mas. Bukan mau kondangan. Nanti malah keinjek bajunya, atau nyangkut roda gimana? Kan repot."
"Oh, iya. Kamu benar. Begini juga cantik." pujinya.
"Maacih..." balas Syifa dengan memasang wajah imutnya.
Syifa lalu membawa Bagas keluar, Minah pun sudah siap karena diutus untuk ikut dengan mereka. Tinggal menunggu Pak Tomo, yang sekalian menjemput nasi kotak pesanan.
Sebuah mobil Toyota Alphard memasuki gerbang rumah. Bunyi klakson memekakkan telinga, hingga Syifa menutup telinga dan meringis karena kebisingannya.
"Bagasssss, aku datang!" teriak seorang dari mobil. Dan mereka langsung tahu suara siapa itu.
"Kenapa harus dia?" batin Bagas.
Pria itu turun, lalu menghampiri mereka semua yang menunggu di teras.
"Mas Reza? Kok Mas yang kesini?" tanya Syifa.
"Ya, sesekali ikut ngamal kalian lah. Biar bisa bantu-bantu kamu disana. Soalnya, Bagas kan duduk manis di kursinuya." lirik Reza pada sepupunya itu.
"Owh, iya... Makasih sebelumnya." jawab Syifa.
Reza mengambil alih mendorong Bagas ke mobilnya. Lalu membantu Syifa menaikkannya disana. Lalu, Reza pun menarik kerah lengan Syifa untuk ikut duduk di depan bersamanya. Tapi, Bagas keburu menggenggam telunjuknya dan menggelengkan kepala agar Syifa tak pergi.
"Maaf, Mas Reza. Mas Bagas ngga bisa sama yang lain." ucap Syifa.
"Eh... Iya, aku lupa. Kamu punya Bayi gede. Yasudah, aku didepan sama Minah." jawab reza, dengah menghela nafas pasrahnya.
Updated 238 Episodes
Comments
Cucu Saodah
reza sengaja aja bikin bagas cemburu.. xixix bagus deng biar cepet cepet ingin sehat dan balas dendam
2022-06-12
0
Almia
cerita bagus,,mudah di pahami,,ga terlalu cepat mengalir seperti air mengalir
2022-06-08
0
Ami Meisa
wah si reza mau jdi pebinor (perebut bini oarG)
2022-05-28
0