Kamu cemburu?
"Mas, Mas Bagas tunggu."
Luna akhirnya ada dihadapan mereka. Tepat di depan Bagas, dan menatapnya dengan nanar.
"Mba, Mba siapa?" tanya Syifa yang pura-pura tak tahu.
"Saya, cinta pertama Bagas." jawab Luna sinis.
"Gas... Kamu gimana, udah sehat? Maaf, aku ngga bisa temenin kamu karena aku sibuk."
"Maaf, Mba. Mas Bagas belum bisa bicara." tegur Syifa.
"Hah... Bisu? Lalu, kamu siapanya? Perawatnya?" tanya Luna.
"Saya istrinya." jawab Syifa dengan lantang.
"Kapan kalian menikah? Atas dasar apa? Ngga mungkin, Bagas ngga cinta sama kamu. Kamu bukan tipe dia." ujar Luna, yang menatap Syifa dari atas sampai bawah.
"Ngga perlu setipe Mba, kalau tipe yang dia cari justru ngga bisa di andalkan."
"Kamu nyindir saya, yang mutusin Bagas?"
"Saya ngga bilang gitu." tukas Syifa, santai.
"Eh, kamu denger ya, saya yang nemenin Bagas dari dulu, sampai sekarang. Bahkan saya cinta pertama nya Bagas."
"Tapi, kenyataannya saya yang jadi istrinya, Mba. Udah deh, kalian itu udah selesai, dan Mba sendiri yang pergi. Mas Bagas suami saya, Saya istri sahnya. Lagian, Mba juga mau nikah kan? Ada tuh undangannya. Mau apa lagi sama suami saya?"
"Undangan?" Luna memicingkan mata.
"Iya... Tapi saya belum baca. Ngga tahu, mau pergi apa engga." jawab Syifa.
"Gas... Maaf, aku ngga berniat."
"Menyakiti? Udah lah, rasa sakit Mas Bagas juga udah ilang. Kenangan kalian udah saya hapus di hp bahkan di laptop. Mas Bagas, Punya saya.!" balas Syifa, lalu mendorong kembali Bagas masuk ke dalam mobilnya.
"Hh, udah mau nikah, masih gangguin suami orang." gerutu Syifa.
Namun, yang Ia lihat dari wajah Bagas agak berbeda. Ia tampak murung, dan mungkin masih terbayang Luna dalam fikirannya.
"Mikirin mantan?" tanya Syifa.
Bagas hanya menoleh dan mengedipkan mata. Dan saat itulah, justru Syifa yang berubah murung. Wajahnya berubah kesal, padahal Ia begitu semangat melawan barusan.
Sampai di rumah, Syifa menurunkan Bagas di bantu Pak Tomo. Ia lalu mendorong masuk kursi Bagas untuk langsung masuk ke kamar. Tak ada tegur sapa, karena Syifa hanya diam seribu bahasa.
"Fa, kenapa?" tanya Bagas.
Syifa tak menjawab, hanya mengeluarkan selembar undangan di laci nakasnya.
"Maaf baru kasih tahu. Takut Mas sedih dan kecewa." ucapnya, dengan membuka undangan itu.
Syifa lalu memperlihatkan isinya pada Bagas, dan Bagas langsung membaca nya dalam hati.
"Reza, udah kasih tahu berita itu." ucap Bagas.
"Kenapa masih sedih?"
"Kamu cemburu?"
"Yee, ngapain cemburu? Kesel aja, tadi Aku chat sama temen, di nasehatin ngga boleh. Tapi, Mas malah mikirin mantan di depanku."
"Ngga mikirin, cuma....."
"Cuma apa? Keinget semua kenangan sama dia? Percuma dong, Mas suruh aku hapus fotonya di Hp, kalau dalam fikiran Mas isinya masih dia." balas Syifa, lalu meletakkan undangan itu lagi dengan kasar di meja.
Syifa lalu duduk di ranjangnya, menundukkan wajah dan memainkan kakinya di lantai. Lemah, lelah, lesu, tampak dari wajahnya.
"Humairah?" panggil Bagas lirih.
"Hmmmm?"
"Ngambek?"
"Ngga punya hak."
"Kamu istriku, kamu berhak ngambek. Cemburu pun sangat berhak. Mau nagis dalam dekapan ku juga boleh." rayu Bagas.
"Gombal.... Udah berapa banyak wanita yang di rayu-rayu begitu?" tukas Syifa.
"Cuma Luna, dan kamu." jawab Bagas
"Hhhhh, memang terlalu jujur." Syifa menghela nafas panjang, lalu menghampiri Bagas untuk memindah tubuhnya.
***
Langkah kaki dengan cepat berjalan. Tubuh tinggi, ramping dan proporsional itu menghampiri Mamanya yang sedang tampak sibuk berbenah seisi rumah. Bahka tend dan sebagainya pun sudah bediri dan hanya tinggal menghiasnya saja, menunggu hari akad tiba.
"Ma, Luna mau ngomong."
"Ngomong apa? Ya tinggal ngomong aja." jawab Mama Nuri tanpa menoleh.
"Kenapa kasih undangan ke Bagas?"
"Supaya dia tahu, kalau kamu mau menikah. Jadi, dia ngga usah lagi berharap sama kamu."
"Ma... Harusnya ngga usah. Luna udah bilang jangan, tapi kenapa Mama ngga pernah dengerin Luna?"
"Karena kamu ngga pernah bisa didengar. Kamu bahkan ngga pernah bisa memilih jalan hidupmu sendiri, Luna."
"Mama yang selalu jadiin Luna boneka, bukan Luna yang ngga bisa jalan sendiri!" bentaknya pada sang Mama. Membuat semua orang sontak menatapnya heran.
Updated 241 Episodes
Comments
flowy
ikutan panas sm kondisi hati Syifa
mungkin krn liat cinta pertamanya lagi, Bagas jdi keinget kenangan mereka
emng susah tp hrus bisa, Syifa cmn milik Bagas!
2022-01-23
95
Mom Dee 🥰
laahh cuma luna ama syifa doaangg?? trus yg tiap mlm kamu wa aku itu apa mas bagaaassss 🤣🤣🤣🤣
2022-05-13
18
Nomi
ya begitukah perempuan,..
jujur salah,. gk jujur apa lagi,..
bisa" manci ama piring berterbangan 🤣🤣,..
wanita selalu benar,. begitulah bunyi pasalnya,.
2022-02-01
19