Bola karet kenyal
Sesuai janji Syifa. Sore ini Ia mengajak Bagas ke taman. Karena Bagas tak lagi memakai selang kateter, Ia terpaksa mau di pakaikan pampers agar tak terlalu repot ke kamar kecil umum nantinya.
Syifa memakaikannya kaos oblong, agar tak terlalu gerah. Serta celana jeans panjang agar tak perlu menutup kakinya dengan kain. Tapi kaki Bagas Ia ikat dengan pengerat yang sengaja Ia pesan kala itu, agar Kakinya tak banyak bergerak. Ia pun telah siap dan rapi, mendorong Bagas keluar menuju mobil di garasi.
"Kemana, Non?" tanya Pak Tomo.
"Ke taman deket sini aja, ngga usah terlalu jauh." pinta Syifa.
Kursi mobil pun sudah di lepas sebagian agar kursi roda dapat masuk ke dalamnya. Semua dilakukan agar tak terlalu repot menaik turun kan Bagas dari kursi rodanya. Ia akan lelah dan tubuhnya bisa nyeri karena hal itu.
Sepanjang jalan perjalanan, Syifa hanya diam dengan terus menggenggam tangan Bagas. Suaminya itu fikir, jika Syifa masih ngambek perkara chatnya dengan Erwin tadi siang. Ia pun menarik-narik tangan Syifa untuk memanggilnya.
"Apaan?" tanya Syifa tanpa menoleh.
Bagas menarik-nariknya lagi, hingga Syifa kesal dan akhirnya menatap Bagas dengan tajam, setajam mata pisau yang baru di asah.
"Astaga... Gadis ini. Seram juga kalau lagi ngambek." kaget Bagas.
"Udah deh, lagi ngga mood ini." ucap Syifa.
Tiba di taman, Bagas langsung di turunkan dan Pak Tomo mendorongnya hingga tiba di sebuah kursi. Sedangkan Syifa mengikuti dari belakang, sembari membawa bekal makanan Bagas.
Syifa serasa sedang menjadi Baby sitter, yang harus memancing mood makan anak asuhnya meski kemanapun.
"Bapak bisa tunggi di mobil, nanti saya panggil." pinta Syifa pada Pak Tomo.
"Baik, Non." balasnya, dan langsung pergi meninggalkan mereka.
Di taman itu, suasana sorenya begitu ramai. Banyak anak-anak bermain bola, sepeda dan para keluarga yang berkumpul sekedar menghabiskan sore harinya yang cerah.
"Sambil makan, ya?" tanya Syifa.
"Aku kau perbuat seperti balita."keluh Bagas.
" Banyak protes, ih. Udah usaha juga, masih aja."
Syifa mulai menyuap Bagas dengan bekalnya. Sembari melihat pemandangan yang ada di hadapan mereka. Tak jarang, beberapa orang memperhatikan kondisi Bagas. Ada yang kasihan, dan ada yang mungkin menganggapnya aneh..
" Kamu ngga lihat, mereka sedang mengejekku?" tanya Bagas.
"Tahu darimana mereka mengejek?"
"Dari tatapannya. Aku tak suka di kasihani, Fa. Aku terbiasa berdiri sendiri, tanpa bantuan."
"Itu kan dulu, bukan sekarang."
"Fa....." sergah Bagas.
"Iya, Massss?" jawab Syifa.
"Kita jangan terlalu fokus dengan pandangan orang terhadap kita. Karena yang kita anggap baik pun, belum tentu sebaik kelihatannya." imbuh Syifa.
Awalnya memang Bagas merasa risih, tapi lama kelamaan Ia menikmati suasana itu. Makanan pun telah habis, dan mereka berdua hanya tinggal menikmati suasana yang ada di sana.
" Mas, ada yang jual mainan. Tunggu disini, ya?" pinta Syifa, lalu berlari ke mamang mainan di sudut taman.
Tak lama kemudian, Ia kembali dengan membawa sesuatu.
"Apa?" tanya Bagas.
"Ini, aku beliin bola karet kenyal." Syifa memberikannya pada Bagas.
"Untuk?"
"Ya, kalau lagi diem, Mas bisa pengan sambil remasin bola ini. Kan bagus juga buat melatih tangan."
"Bulat, kenyal, jadi seperti....." Bagas menatap sesuatu yang tepat ada di hadapannya.
Syifa dengan cepat menyadarinya, lalu menyilangkan kedua tangan di dadanya.
"Aaaaaaaaaa.... Omes..." pekik Syifa.
"Mirip...." jawab Bagas dengan senyum renyahnya.
"Ngga jadi deh..." ucap Syifa, merebut bola itu kembali.
"Eh, jangan. Lumayan, buat.... Terapi." jawab Bagas.
Bagas terus memegang bola itu, dengan beberapa Ia memasang wajah aneh, meremas dan tersenyum geli. Membuat Syifa semakin kikuk padanya.
"Pulang deh..." ajak Syifa.
"Kok?"
"Aneh, dilihatin orang."
Syifa pun mendorong kursi roda itu, lalu membawa Bagas kembali ke mobil.
"Mas... Mas Bagas!" pekik seorang wanita, menghentikan perjalanan mereka.
"Luna?" lirih Bagas.
Wanita itu menghampiri mereka, dan tak ada celah untuk kabur darinya. Ia tak dapat dihindari saat ini.
Updated 238 Episodes
Comments
🐯Dania²⁷🏁
Bola Karet apa yang kenyal 😱😱
2022-06-02
0
Berlian Rasmi Hasibuan
pikiran jorok..
2022-06-15
0
Wiwin Susilowati
pasti syfa cemburu
2022-06-07
0