Undangan dari mantan
"Non, ada undagan." ucap Minah, yang masuk ke kamar mereka.
"Undangan, dari siapa, Bik?"
"Anu, itu... Mantan Tuan." lirih Minah, tepat di telinga Syifa.
"Mantan?" batin Syifa, lalu ingatannya tertuju pada Luna yang kala itu membuat onar di Rumah sakit.
Minah lalu izin keluar untuk kembali ke dapur. Syifa lantas menyimpan undangan itu di dalan laci meja kamar. Syifa kemudian mencari kesibuksnnya sendiri, dengan memainkan Hpnya.
Syifa membuka Facebooknya, Lalu melihat berita terbaru yang ada disana.
"Erwin? Bagaimana kabarnya sekarang?" gumam Syifa, yang melihat status Facebook Erwin.
Erwin yang sedang istirahat dari dinasnya, mendapati Facebook Syifa yang aktif. Lantas, Ia mencoba menyapa dengan berkirim pesan lewat masenger nya.
Erwin adalan sahabat Syifa, mereka sangat akrab hingga banyak orang salah faham dengan keakraban itu. Orang-orang menganggap, jika mereka adalah sepasang kekasih. Bahkan banyak yang mendukung mereka untuk segera menikah.
Namun, kenyataan berbeda. Semua orang begitu menyayangkan ketika Syifa justru mau menikah dengan pria lumpuh seperti Bagas
"Fa, apa kabar?"
"Baik, Win. Kamu sendiri gimana?" balas Syifa.
"Baik... Kamu bahagia dengan pernikahan itu?"
"Jangan tanya itu, karena ini keputusan yang aku ambil sendiri. Aku bahagia, jika keluargaku disana pun bahagia." balad Syifa.
Obrolan berlanjut setelah Erwin meminta maaf. Mereka sama seperti dulu yang akrab dan sama-sama asyik ketika berbincang. Mungkin memang Syifa tengah bosan, dan merindukan lingkungan luar yang bebas. Sehingga begitu senang ketika di sapa temannya.
Syifa tersenyum, dan tertawa renyah. Apalagi ketika Erwin mengirim beberapa foto sahabat mereka yang bekerja disana. Syifa merindukan mereka, merindukan canda tawa ketika bersama.
"Fa...?" panggil Bagas.
"Eh, iya Mas. Kenapa? Mau bangun?"
"Iya..." ucap Bagas.
Syifa mengangkat tubuhnya, dan memindahkan posisi menjadi setengah duduk.
"Ngobrol sama siapa?"
"Sama temen kerja, nih." balas Syifa, sembari menunjukkan isi chatnya.
"Laki-laki?"
"I-iya, Mas." jawab Syifa kikuk.
"Ambil Hpku." pinta Bagas.
Syifa pun bergegas mengambil Hp Bagas yang tersimpan di lemari. Karena pasca kecelakaan, Hp itu nyaris tak pernah terpakai. Hp milik Bagas yang lain, di pegang Mama Ayu untuk keperluan perusahaan dan semua nomor kolega nya ada disana.
" Ini?" tanya Syifa, menunjukan Hp samsung Galaxi Z fold 2 milik Bagas.
"Buka..." pinta Bagas, dan Syifa segera membuka dan menghidupkannya.
Meski sulit, karena itu adalah Hp mahal dan merk terbaru, tapi Syifa bisa membuka atas bimbingan Bagas.
"Hpnya, bisa buat beli motor baru buat Gibran." gumam Syifa, membandingkan Hp android miliknya yang hanya seharga Dua juta saja.
Syifa membuka galeri foto atas perintah Bagas, dan disana nyaris semua foto adalah Luna dan dirinya yang begitu mesra.
"Maksudnya apa, ngasih tahu foto ini? Pamer kemesraan?" gerutu Syifa, dengan wajah malasnya.
"Hapus...." pinta Bagas.
"Semua?"
"Ya....."
Syifa pun kembali menuruti, dan menghapus hampir semua foto disana. Hanya foto keluarga yang Ia sisakan. Walpaper Hp pun langsung terganti secara otomstis.
"Sudah?" tanya Bagas.
"Udah..."
"Semua kenangan tentang dia sudah di hapus di memori Hpku. Untuk apa? Itu untuk menghormati kamu sebagai istriku. Dan kamu, meski kamu sudah drkat dengan dia bahkan sebelum dengan ku. Tapi kamu istriku, Fa. Hargai itu."
"Mas... Ini kan cuma say hello aja. Dia juga kasih foto temen-temen yang sama-sama rindu. Ngga salah kan?"
"Aku ngga melarang, hanya mengingatkan, Fa."
"Iya..." balas Syifa, dengan memasang wajah sedihnya.
Syifa lalu menggenggam Hpnya erat. Sedih, kesal, dan merasa Bagas mulai mengekangnya. Padahal, Ia dan Erwin memang sudah sangat dekat sejak lama. Sulit bagi Syifa untuk melupakan tentang itu.
Bagas menatap mata Syifa yang berkaca-kaca. Kasihan, dan merasa tak tega melihatnya seperti itu. Bukan hanya takut kehilangan, tapi karena memang Bagas tak ingin Syifa tertekan rindu yang terlalu berat.
"Ngambek?"
"Tahu pake nanya." balas Syifa.
"Humairahku... Kalau ngambek jeleknya ngga ketulungan. Hidungnya merah, kembang kempis. Bibirnya manyun, matanya pun langsung basah dan sayu." goda Bagas, melukis senyum terpaksa di bibir Syifa.
Updated 238 Episodes
Comments
Siti
adu babang bagas perkatsanmu sunggu so sweet. gimana kalau ud bs bergerak sempurna. batu pun bisa terkikis.
2022-05-29
0
Shakayla Lashira Rahman
aduh gmn yaa mrkng ngpa2in aja cma nglkuin kesharian yg monton tp kok sweet bgd yaa🤭🤭
2022-06-18
0
Cucu Saodah
ecie..... punya panggilan sayang sekarang mamas bagas... humairah ku katanya... ihir... wituwiw... 😍😍😍😍
2022-06-12
0