Lekaslah sembuh, jika ingin menunaikan hakmu, Mas.
"Yaelah, ini orang. Ngelihatin begitu amat. Sadar gua, kalau itu bini loe. Yaudah, gua ke Om aja. Sensian orang sakit mah." tukas Reza.
Syifa hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua. Seperti anak kecil, yang lama tak jumpa dan sering bertengkar.
Syifa lalu menghampiri Bagas, dan menarik tangannya untuk tegak dari tubuh Mama Ayu. Dan Mama ayu pun mendorong tubuh Bagas dari belakang, agar Syifa tak terlalu berat bekerja sendirian.
"Mama mau lanjut kerja lagi, sayang. Kamu sama Syifa, abis itu istirahat ya?" ucap Mama Ayu, lalu melangkah naik menuju kamarnya.
"Fa..." bisik Bagas.
"Ya, kenapa?"
"Pindah ke kamar."
"Mas udah ngantuk?"
"Tidak... Hanya ingin berdua saja, tanpa ada yang menggnggu."
"Heleh, gombal. Minum obatnya dulu, abis itu Ifa angkat ke kursi roda. Padahal pengen ikut nonton tv bareng tadi." jawab syifa.
"Besok beli tv. Bawa ke kamar, bisa nonton berdua."
"Beliin..." ucap Ifa manja.
"Duit di kamu, kenapa minta beliin. Gimana caranya mau ngomong, aku masih bisu dimata mereka."
"Oh iya, lupa." balas syifa, dengan menepuk jidatnya.
Usai meminum obat, Syifa kembali mengambil kuda-kuda untuk meraih tubuh Bagas. Tangan Bagas bertumpu pada pundak Syifa, dan Syifa masuk ke bawah lengan Bagas agar kuat untuk menopang tubuhnya yang tinggi itu. Setelah itu, Syifa meraih kursi roda dan meletakkan Bagas di sana.
Sebenarya, kursi roda Bagas adalah kursi roda elektrik, yang dapat berjalan sendiri. Tapi, tangan Bagas belum dapat mengontrol tombolnya, sehingga masih sangat perlu bantuan dari Syifa kemanapun Ia pergi.
Mereka telah ada di kamar. Syifa mempersiapkan Bagas yang akan tidur. Mengganti pakaiannya, mengosongkan perutnya, dan membuang isi di dalam urine bagnya supaya tak kepenuhan. Sudah tak ada rasa jijik karena memang sudah terbiasa. Bagas pun begitu, Ia sudah beradaptasi dengan semua dalam diri Syifa. Meski Ia belum mengenal sepenuhnya akan wanita itu.
"Fa..."
"Apalagi, Mas? Mau minum?"
"Tidak... Hanya ingin minta maaf padamu. Dari awal pernikahan, kamu ngga pernah dapat bahagia. Langsung saja berhadapan dengan semua rasa lelah untuk merawatku. Bahkan, hak mu pun belum pernah bisa ku berikan."
"Hak apa?"
"Hak, sebagai istri sah. Hak dimana kita melakukan malam pertama, dan kamu akan jadi milikku seutuhnya."
Syifa mendelik, jantungnya berdegup kencang. Tak disangka, jika Bagas akan membahas hal itu padanya.
"Udah, ngga usah ngomongin itu. Fokus aja sama kesembuhan, baru kita berselancar ke arah sana ya, Mas." ucap Syifa.
Bagas hanya mengangguk, meski hatinya ragu akan ucapan Syifa. Itu tulus, atau hanya menenangkan hatinya yang galau saat ini.
"Aku tahu kamu terpaksa, aku tahu jika kamu hanya menyemangati hidupku. Tapi, aku tetap berfikir untuk membahagiakan kamu, Fa." batin Bagas.
Dan kini mereka berbaring bersama, meski dengan jarak dan pembatas bantal guling diantara mereka. Bagas tak lagi memperbolehkan Syifa tidur di ranjangnya, karena Syifa pernah meringik merindukan Ibunya. Saat itu, Bagas begitu kasihan karena tak dapat melakukan apapun untuk istrinya itu.
***
"Proyek yang diluar kota gimana, Za?"
"Ya, seperti yang Om tahu. Hanya tanda tangan Bagas yang bisa Membuatnya terlaksana." jawab Reza.
"Tapi, menggenggam saja dia belum bisa. Apa harus kita tunda hingga Bagas bisa menulis?"
"Jika itu jalan Satu-satunya, ya bagaimana lagi? Tapi yang Reza tahu, Bagas begitu keras mendapatkan proyek itu, Om. Pasti kecewa jika tidak berjalan sesuai rencana."
Reza mulai memutar otak. Berfikir dengan keras untuk mendapat penyelesaian yang menguntungkwn kedua belah pihak.
Di satu sisi, Ia memang ingin di akui oleh perusahaan atas kinerjanya. Dan disisi lain, Ia ingin Papanya mengakui, jika Ia bisa bekerja dengan benar, tanpa mengikuti saran dari Papanya yang licik itu.
"Bukan cara kejam dan kotor yang membuat orang tunduk pada kita, Pa. Tapi cara yang berwibawa dan tegas, serta dapat dipercaya dalam keadaan apapun. Seperti Bagas, yang masih tetap di percaya, meski keadaan nya seperti ini."
Updated 238 Episodes
Comments
Cucu Saodah
semangat terus ya gas agar perlahan tapi pasti tangan dan kakimu berfungsi lagi. kasian syfa loh. .
2022-06-12
1
Satimah Fatih
apa Bagas sama Syifa akan menjadi keluarga yg seutuhnya jika Bagas benar" sembuh dari sakit nya
2022-05-30
1
Mira Iyan
yg semangat ya za tunjukan pada papa mu bawa kmu bisa jadi or sukses tampa berbuat curang
2022-06-04
0