Wajahmu seperti ikan Fugu.
Syifa memegang isi dompet Bagas di tangannya. Tapi ia belum menggunakannya untuk apapun. Ia masih menunggu kabar dari adiknya, mengenai ganti rugi yang aka diberikan pada pemilik mobil itu.
Selama Bagas terus mengenakan alat terapi jarinya, Syifa memangku kaki Bagas untuk terus Ia refleksi. Syifa beruntung, karena Neneknya dahulu adalah seorang tukang urut yang terkenal di Kampung nya. Sehingga Ia mendapat sedikit ilmu saat ikut sang nenek untuk memenuhi panggilan pelanggan.
Bagas memandang Syifa dengan sesekali tersenyum gemas. Kenapa tidak, karena memang wajah Syifa masih dalam keadaan bintik merah, dan bagian mata yang membengkak. Sangat lucu bagi Bagas yang selalu melihat kesempurnaan.
"Kenapa ketawa?" tanya Syifa.
"Wajahmu, kayak ikan fugu." ledek Bagas.
"Ikan fugu? Ikan itu bukannya ikan buntal? Ih, jahat... Orang lagi kena musibah malah di ledekin."
"Terus, maunya gimana? Di cium?" tawar Bagas.
"Ngga usah ngaco. Sembuhin dulu tangannya, raih aku, baru boleh cium." Syifa memberi syarat.
"Hah? sembuh tanganku entah kapan. Lama lah."
"Ya biarin, anggap aja itu sebagai pemancing semangat buat sembuh,. Tapi.... Mas ngga akan ngejar, Mas udah sering cium cewek 'kan? Mantan Mas banyak."
"Satu... Cuma Luna. Itupun sudah pergi karena Kondisi ku. Hanya kamu yang bertahan, dan itu pun mungkin karena tugas' kan?" ucap Bagas dengan wajah yang berubah sendu.
"Mungkin, kalau bukan karena tugas yang diberikan Mama dengan perjanjian, kamu juga udah pergi ninggalin aku. Dan akhirnya semua orang menjauh, karena ketidak bergunaan ini."
Syifa menatap Bagas tajam, Ia mendekatkan wajahnya tepat di depan mata Bagas, semakin lama semakin dekat.
Cuuuup..!!!
Syifa mengecup kening Bagas agak lama, lalu melepaskannya dengan kembali menatapnya.
" Fa....?" panggil Bagas dengan penuh haru.
"Yang pergi, biarkan saja pergi. Mereka punya dunianya masing-masing. Nikmati, dan syukuri apa yang ada saat ini. Jangan pernah lagi mengeluh, karena setidaknya hidupmu cukup dan bahkan berlebih." ucap Syifa.
Jantung Bagas terasa berdegup lebih cepat, bahkan terasa sedikit nyeri karenanya. Ia pun mendesis untuk menahan rasa sakit itu, karena tangannya belum bisa bergerak untuk menekan dada.
" Mana, apanya yang sakit?" tanya Syifa.
" Dada kiri, Fa. Dada kiri sakit, apalagi abis di cium ikan fugu tadi." ucap Bagas dengan wajah penuh ledek an.
Syifa melotot kesal karenanya, lalu membalas perlakuan itu dengan menggelitik pinggang Bagas. Bagas pun kegelian, menggeliat meski sulit, tertawa meski masih tertahan. Tapi tak apa, itu Adalah salah satu cara merangsang saraf Bagas agar tak kaku karena duduk dan bebaring terus belakangan ini.
Bagas pindah ke kursi rodanya. Mereka bersiap untuk makam malam bersama, karena Papa Erland sudah terdengar pulang. Syifa mendorongnya keluar, lalu membawanya ke ruang makan.
"Duduk disini dulu, tunggu Mama sama Papa keluar." ucap Syifa. Lalu Ia pergi membantu Minah mempersiapkan makanan diatas meja.
"Duduk aja, Non. Nanti dimarahin lagi sama Nyonya loh. Apalagi masih sakit gitu." tegur Minah padanya.
Syifa hanya menghela nafas pasrah, karena memang Ia sedang malas mendengar ocehan mertuanya malam ini.
Tak lama kemudian, Mama keluar, tapi tanpa Papa di sampingnya.
"Fa, sudah sembuh?" sapa Mama padanya.
"Udah, Ma... Tinggal bengkaknya aja lagi. Tapi lucu, kayak ikan Fugu." jawab Syifa, yang seketika mengundang tawa bagi mereka yang ada disana. Apalagi Bagas, yang telah memberikan gelar itu padanya.
"Ada-ada saja kamu ini." ucap Mama Ayu dengan menggelengkan kepalanya.
Setelah tawa selesai, Mama Ayu mengeluarkan sebuah amplop, dan memberikannya pada Syifa.
"Pegang, pasti kamu butuh."
"A-apa ini, Ma?" tanya Syifa.
"Mama ngga tahu nomor rekening kamu, jadi kamu simpen aja itu. Ngga sudah ngurusin bulanan rumah ini, karena Bik Darmi udah atur semuanya."
"Ini gaji?" tanya syifa lagi.
"Anggap saja begitu, atau bisa juga sebagai tunjangan karena kamu istri Bagas. Jadi apapun milik Bagas, itu juga milik kamu." ucap Mama Ayu, dengan wajahnya yang datar, tapi penuh rasa dalam hatinya.
Updated 238 Episodes
Comments
Rara Azalea
sikap mama ayu galak sm orng baru wajar dia orng kaya tp stelah tau sifat orng dia bisa baik wlw tegas
2022-06-15
5
Nia Ninkko
aku juga pingin punya mertua kaya Syifa bukan hanya kaya harta tapi juga kaya hati, owh... mertua idamanku,.
2022-06-17
2
Lina Herlina Muhtar
Mama ayu aku padamu, jutek tapi baiknya tulus
2022-05-31
3