CDT 3

Part ini tuh, related banget sama kehidupan jomlo. Karena semua yang jomlo pasti pernah mengalami hal seperti Danita.

Kalau kamu sering enggak dapat pertanyaan ini?

...***...

Diusia menjelang dua puluh lima tahun harus bersiap dengan segala kemungkinan yang ada. Entah itu tentang pekerjaan, atau juga tentang cinta. Diusia segitu juga, sudah banyak undangan datang menghampiri. Baik dari teman-teman seangkatan ketika duduk di bangku SMA atau kuliah, ada juga teman sekantor.

Berbagai macam pertanyaan juga kerap menghampiri, kadang membuat jengkel, kadang juga membuat tertawa.

Pertanyaan, “kapan nikah?” atau “kapan bawa gandengan, setiap kondangan sendiri terus.” Begitulah kira-kira, jika diusia yang menurut masyarkat kita ini matang, atau malah dibilang perawan tua. Padahal kan, patokan usia untuk menikah itu tidak ada. Mau usia berapapun terserah individu saja, tapi sepertinya hal itu tidak berlaku di masyarakat kita.

Bukan hanya orang luar, terkadang nyinyiran datang dari orang terdekat. Keluarga salah satu contohnya.

Hal yang sama terjadi kepada Amrilla Danita, atau lebih akrab dipanggil Nita oleh orang-orang di sekitarnya. Sejak beberapa bukan terakhir Tantenya—adik dari ibunya–selalu saja merecoki kehidupan Danita yang damai.

Entah mimpi apa dia, Tantenya setiap bertemu selalu saja berusaha menasihati Nita untuk tidak terlalu pemilih dalam mencari pasangan hidup.

Padahal Nita tidak pernah sekalipun melakukan itu, ya kalau memilih seorang pria yang baik untuk dijadikan suami bukannya itu hal wajar, ya? Karena jika hanya bermodal penampilan fisik saja, maka hal itu akan sirna seiring berjalannya waktu. Danita hanya ingin seorang pria yang biasa saja, tetapi bertanggung jawab atas dirinya dan mencintai keluarga kecil mereka nantinya.

Apakah hal itu salah?

Kadang Danita berpikir apakah permintaannya terlalu muluk, sehingga Tuhan belum juga mengrimkan seseorang untuk membuka hatinya dan juga mencintainya.

Entahlah, Danita hanya pasrah saja dengan keadaan yang ada.

“Mbak Nita lembur lagi malam ini?” Tanya Inel.

Nama sebenarnya Audrey Nadila, tapi panggilan akrabnya Inel. Jauh ke bedug alias jauh banget, kan.

Pertanyaan inel membuatnya sadar dari pikirannya yang entah tercecer di mana.

“Iya, kebetulan masih ada laporan barang yang baru aja tadi sore. Mau pulang juga tanggung banget, karena besok weekend. Jadi biar sekalian aku kerjain malam ini, biar Senin nanti aku bisa santai.” Ujarnya dengan senyum semringah.

“Oke, deh, aku pulang duluan ya. Badanku rasanya mau potek, karena Pak Burhan yang reseh. Yang salah bawahannya, yang dipanggil semua. Bikin kesel”

Danita tahu itu, karena dia pun bernasib sama. Pria paruh baya itu mengomeli semua Divisi Perencanaan siang tadi, ketika rapat dengan Mr. Kim. Pak burhan selaku Direktur Pelaksana di bagian Divisi Pemasaran, memanggil Danita dan beberapa staff lain juga.

Pak Burhan melakukan protes perihal data barang yang salah, padahal besok pagi seharusnya sudah selesai dan akan dihabas di rapat besok pagi. Akhirnya mereka melakukan pengecekan ulang dan ternyata justru bawahan Pak Burhan sendirilah yang melakukan kesalah tersebut.

Tanpa mengucapkan permintaan maaf, Pak Burhan pergi begitu saja setelah meteting selesai. Melewati Danita, Inel, Tami, Dimas begitu saja, seolah mereka tidak ada. Padahal karena dialah Danita dan rekan-rekannya harus kerja dua kali.

“See ya, Mbak.” Inel melambaikan tangannya.

“Titi dj ya, Nel. Sekalian bilang satpam kalau aku lembur.”

“Okey, Mbak, bye. Muach…”

Danita hanya terkekeh menanggapi tingkah Inel, pasalnya karena tingkah konyol Inel dan Dimas di ruangan inilah yang membuatnya tidak mudah bosan dan merasa sedikit terhibur, ketimbang hanya melihat angka-angka saja.

Keadaan ruangan sudah sepi, semua kubikel-kubikel itu juga sudah ditinggalkan oleh penghuninya.

Danita fokus menatap layar komputernya, menyalin setiap angka yang ada selembaran kertas berwarna putih itu. Setelah disalin dia akan langsung memisahkan kertas putih dan kuning ditaruhnya ke dalam binder dan menyusunnya sesuai tanggal dan juga bulan.

Jika ada beberapa catatan penting yang dia catat, kemudian ditempelkan di kubikelnya menggunakan post it. Karena terlalu fokus, sampai-sampai Danita lupa waktu. Ketika dia melihat jam di ponselnya, waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Danita menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menghilangkan rasa pegal di lehernya.

Perutnya bahkan sudah berbunyi, minta diisi. Danita segera membereskan mejanya, dan meyampirkan tas ke bahunya. Tak lupa dia mematikan layar komputernya, sebelum benar-benar pergi dari sana.

Untungnya tidak hujan, karena hari ini Danita tidak membawa mobil. Entah kenapa mobil itu tiba-tiba saja tidak bisa dinyalakan, dan akhirnya dia harus merelakan mobilnya menginap di bengkel yang tak jauh dari rumahnya.

Danita memutuskan untuk mampir ke tempat makan pinggir jalan. Dia memesan air mineral dan juga satu porsi pecel lele. Saat duduk matanya tak sengaja bertabrakan dengan seorang pria yang entah siapa.

Pria itu hanya mengenakan kaos putih dan celana hitam, serta sepatu sandal. Danita lebih dulu membuang wajahnya, tak sopan memandang seseorang yang belum kita kenal terlalu lama.

“Neng, ini pesanannya.”

Pelayan tadi menyajikan sepiring pecel lele.

Selesai makan, Danita pulang ke rumahnya. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, dia lalu mengeringkan rambutnya.

Danita kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur. Namun dia baru teringat, karena sejak tadi dia tidak memegang ponselnya. Danita bangkit dari tempat tidur, membuka tas untuk mencari benda pipih itu. Setelah menemukannya, Danita mengeryitkan alis karena terdapat lima panggilan tak terjawab dan pesan masuk dari ibunya.

Ponselnya dalam keadaan mode silent, pantas saja Danita tidak mendengarnya. Dia melihat jam, menunjukkan pukul sepuluh dan ibunya pasti sudah tidur. Kemudian Danita mengecek isi pesan yang dikirim ibunya.

Ibu

Nit, besok pulang ya. Kebetulan arisan keluarga bulan ini di rumah kita.

Danita meletakkan kembali ponsel miliknya di atas nakas tanpa ada niatan untuk membalas pesan yang dikirim oleh ibunya.

Dia menghela napasnya.

Arisan keluarga.

Dulu berkumpul bersama keluarga besar keluarganya adalah hal yang paling Danita nantikan, karena dia akan bertemu para sepupunya. Tapi seiring bertambahnya usia mereka, hal seperti itulah yang paling dia hindari.

Baru saja minggu lalu terbebas dari pertanyaan menyebalkan itu dan kini Danita harus bertemu merek kembali, bukan benci kepada para saudari ibunya hanya kurang menyukai ucapan yang terlontar dari mulut mereka.

Apalagi kalau bukan pertanyaan keramat, “kapan nikah?” kemudian disusul dengan kalimat sakti lainnya, “jangan terlalu pilih-pilih, hal itu nggak baik.”

Nah, kan serba salah. Jika didiamkan malah seenaknya membuat spekulasi sendiri. Kalau dijawab malah nambah panjang urusan, paling tepat ya bilang, “doakan ya, Tante.” Sambil senyum manis.

Ingin rasanya Danita berdoa besok hujan lebat seharian, agar tidak perlu pulang. Membayangkan pertemuan dengan keluarga besarnya besok sudah membuat Danita malas, kepalanya mendadak pening. Jika saja memilih pasangan sama seperti memilih pakaian di etalase toko, tapi kenyataan tidak semudah itu.

Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita berpasangan, bisa kita coba lalu tukar jika tidak merasa cocok. Jodoh itu rahasia tuhan, sama seperti kematian. Namun, tidak semua orang menyadari itu.

Danita mengehala napas dan mulai memejamkan matanya, bersiap untuk menyiapkan tenaganya besok sebelum bertemu dengan kerabatnya. Dia berharap semoga besok kesabarannya tetap tinggi seperti Tembok Berlin.

...****...

...Kapan nikah? 👉 Kapan punya anak? 👉 Kapan punya adek? 👉 Kapan cerai? #ehhh...

...Ya intinya gitu deh, nyinyiran gak akan pernah habis....

...Jangan lupa klik tombol LIKE, LOVE, VOTE, kalau mau kasih hadiah makasih banget malah 😜...

Terpopuler

Comments

Besse Angki

Besse Angki

authornya jomblo kah??kok tau😭

2023-08-31

1

bunda s'as

bunda s'as

pasti mau dijodohin sama Arjuna

2023-03-28

1

Mrs. Ketawang

Mrs. Ketawang

part ini mewakili smua perasaanq..sama persis sperti yg q alami di usia 25th blum jg menikah..
Kapan nikah...???
Jgn trlalu pemilih..
Lihat tmn"mu anaknya udah pada masuk skolah..
kerja trusss sampai lupa nikah...
Begitulah nyinyiran pra netizen yg super bijak & budiman...
Seakan flashback bbrp thn lalu😢😢😅😅

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!