Blighted ovum

Malam itu aku bermimpi buruk, aku bermimpi melahirkan tapi anakku raib begitu saja. Aku menjerit-jerit memanggil anakku.

Dimas yang di sisiku membangunkanku, aku terbangun dan langsung duduk. Kuraba perutku yang memang belum membuncit.

"Mana anakku Mas."

"Kamu kenapa sayang, mimpi apa?"

"Anakku hilang, dia tidak ada hiks."

Aku menagis tersedu. mimpi itu terasa begitu nyata seperti ada yang hilang dari dalam perutku. Dimas menenangkanku, memelukku agar aku berhenti menangis.

"Kamu cuma mimpi Sayang, yuk tidur lagi," bisiknya.

Akupun baru sadar kalau semua itu hanya mimpi. Dan kembali membaringkan tubuhku. Kupeluk tubuh suamiku aku takut mimpi itu datang lagi.

Pagi hari seperti biasa suamiku Dimas akan berangkat bekerja. Aku sudah menyiapkan sarapan roti bakar dan secangkir kopi hitam.

"Kamu gak apa-apa kalau kutinggal kan Sayang?" tanya suamiku.

"Hmmm gak apa-apa Mas, jangan cemaskan aku."

"Baiklah Mas berangkat dulu ya, nanti telpon Mas kalau kamu butuh sesuatu, jangan pergi sendiri."

Aku mengangguk dan mengantarkannya ke depan pintu, kucium punggung tangannya dan dia mengecup keningku sebelum berangkat.

"Assalamualaikum," pamitnya.

"Wa alaikum salam."

Aku pergi ke dalam rumah, memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci, lalu menyapu lantai rumahku. Menurutku ini bukan pekerjaan yang berat jadi bisa kulakukan sendiri.

Setelah menjemur pakaian aku pun pergi mandi agar tubuhku terasa segar kembali. Namun betapa terkejutnya saat aku membuka celana dalamku, begitu banyak keputihanku dan warnanya tidak seperti biasa.

Akupun membersihkan diri dan memakai panty liner, kutunggu Dimas pulang baru kuceritakan soal itu, aku tak mau membuatnya cemas saat bekerja.

Sore hari saat Dimas datang, kutunggu dia sampai selesai mandi dan sudah duduk santai menonton tv.

"Mas..., aku kog keputihan ya," ucapku pelan.

"Mmm apakah itu berbahaya buat kandunganmu Sayang?" dia terlihat cemas.

"Aku juga tidak tahu," jawabku.

"Bagaimana kalau kita ke dokter saja Yang," ajaknya sepertinya dia sangat khawatir padaku.

"Mmm baiklah, aku ganti baju dulu."

Setelah siap aku dan Dimas berangkat ke rumah sakit untuk periksa kandungan. Padahal baru seminggu kami pergi kontrol.

"Ada keluhan apa Ibu?" tanya dokter Marcel saat aku sudah berada di ruangannya.

"Dok tadi pagi saya keputihan Dok, dan keputihannya berwarna hijau juga sangat banyak," jawabku.

"Mari kita periksa dulu Buk, Sus tolong bantu Bu Utami ya, kita USG dulu."

Aku pun berbaring di ranjang untuk diperiksa, suster membantuku membuka baju yang menutupi perutku dan mengoleskan gel di perutku.

"Permisi ya Saya cek dulu."

Setelah menggerak-gerakkan alat USG di perutku dokter Marcel menarik nafas dan menghembuskan dengan berat. Kulihat wajahnya sangat serius.

"Ini indikasi BO Ibu," kata dokter Marcel.

"BO itu apa Dok?" tanyaku tidak mengerti dengan istilah itu.

"BO itu Blighted ovum anembryonic gestation atau kehamilan anembrionik adalah kehamilan yang tidak mengandung embrio meskipun terjadi pembuahan di dalam rahim. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab umum terjadinya keguguran pada tiga bulan pertama kehamilan."

Penjelasan dokter Marcel malah membuatku semakin bingung.

"Jadi bagaimana Dok?" tanyaku cemas suamiku juga ikut cemas.

"Ya harus dikuret satu-satunya jalan."

Aku tak percaya dokter menyarankan itu padaku.

"Apa tidak bisa diobati dokter," harapku, aku berharap ada keajaiban.

"Tidak bisa Buk, kalau dibiarkan dia akan jatuh sendiri dan itu akan lebih sakit kalau dia keluar sendiri, dan ditakutkan waktu proses keluar tidak bersih, justru akan menjadi penyakit bisa menyebabkan kista dan penyakit kandungan lain."

Aku tiba-tiba merasa pusing mau pingsan tapi tidak bisa, aku berharap ini hanya mimpi buruk saja bukan kenyataan.

Aku terisak menangis, pupus sudah harapanku menimang buah hatiku. Dokter Marcel menenangkanku juga suamiku dan suster ikut membujukku.

"Ya Ibu bisa berfikir dulu, mungkin Ibu perlu waktu agar siap melakukan proses itu. Nanti akan dokter resepkan obatnya."

"Apakah akan sakit Dok?" tanyaku takut.

"Waktu proses Ibu dibius jadi Ibu tertidur, prosesnya tidak lama kog, setelahnya hanya terasa nyeri, Ibu bisa minum obat penghilang nyeri."

Dokter Marcel menjelaskan prosesnya padaku tapi semua itu terasa tidak masuk di telingaku. Aku cuma membayangkan hilangnya anakku. Rupanya ini arti mimpiku kemarin malam.

"Apa saya bisa hamil lagi Dok setelah ini?" tanyaku lagi.

"Tentu saja bisa tapi gak boleh dalam waktu dekat, karna rahim Ibu masih tipis, tunggu tiga bulan lagi baru boleh hamil lagi."

"Beri saya waktu Dok, saya ingin menenangkan hati saya dulu, ini terlalu tiba-tiba, bolehkan Dok?" tanyaku.

"Boleh ibu tapi jangan lama-lama ya takut janinnya jatuh duluan, nanti malah sakit Bu."

"Ini resep kalau ibu sudah merasa siap bisa ditebus ya, obat ini untuk mempermudah proses kuret, nanti akan dijelaskan cara minumnya ada yang diminum ada yang dimasukkan, dan jangan lupa kabari atau buat janji dengan dokter dulu sebelumnya."

"Baik Dok kami permisi dulu," pamitku.

Aku dan suamiku pulang setelah menyelesaikan proses administrasi. Sepanjang jalan aku terus menangis pilu. Jangan ditanya bagaimana suamiku dia juga pasti lebih sedih melihat keadaanku.

Sampai dirumah aku masih menangis, hingga suamiku tak tahan dan menelpon kakaknya menceritakan keadaanku.

Mendengar kabar tentangku iparku sampai datang menemuiku. Mencoba ikut menenangkanku.

"Kamu harus sabar, ini belum rejeki gak apa-apa nanti bisa hamil lagi kog setelah ini," bujuk kak Sari kakaknya Dimas.

"Aku takut Kak hiks ..." aku menangis dipelukannya.

Biarpun dia cuma saudara ipar tapi kami juga sangat dekat, kak Sari tempatku bertanya tentang persoalan rumah tangga.

Dia selalu menenangkanku saat aku rapuh dan Dimas sudah tidak bisa membujukku. Saat aku sakit kak Sari selalu datang merawatku.

Aku akhirnya bisa menguasai diriku dan tertidur karna kelelahan menangis. Bahkan tak sadar kapan kak Sari pulang dari rumah kami.

**************

Note : kalau suka dengan cerita ini jangan lupa like dan komen ya. Trimakasih sudah membaca.

Terpopuler

Comments

Reanza

Reanza

Baca sampai sini dulu

2020-08-05

1

Katlyin Ilona

Katlyin Ilona

sedih 😭

2020-07-16

1

En Endri Yanti

En Endri Yanti

bagus ceritanya,,,

2020-07-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!