" Tidak ah! Nanti kamu nakal sama aku! Aku dan kamu kan belum menikah. Kamu kok rela membelikan rumah untuk aku sih?" kata Sandriza.
" Karena aku mencintaimu Sandriza! Serius! Pokoknya aku akan membelikan rumah padamu. Setelah ini aku akan minta ijin tante Melinda supaya kamu bisa tinggal di rumah baru itu bersama aku." kata Zio.
" Enggak mau! Pokoknya aku tetap tinggal bersama tante Melinda dan mas Bagas." sahut Sandriza lalu menutup VC itu dari Zio.
Sandriza jadi berpikir dan mengingat akan pesan Mas Bagas, kalau dirinya harus selalu berhati-hati dengan modus seorang laki-laki terhadap dirinya. Apalagi dirinya adalah gadis perawan yang datang dari kampung sengaja merantau ke kota. Walaupun ijazah Sandriza sarjana namun kebaikannya kadang dimanfaatkan oleh seorang laki-laki yang berusaha mendekati dirinya.
*******
Sore itu sesuai janji Zio, dia datang menjemput Sandriza. Zio nekat datang masuk ke kantor tante Melinda. Zio pun nekat minta ijin dengan tante Melinda untuk mengajak Sandriza pergi. Sebenarnya tante Melinda sangat keberatan ketika Zio hendak membawa Sandriza pergi. Melinda mengkhawatirkan Sandriza yang masih saudara nya itu walaupun sudah saudara jauh. Namun Melinda sudah menganggap Sandriza seperti anaknya sendiri. Seperti halnya Bagas dan juga kedua putra nya yang lain.
Walaupun Melinda saat ini mulai nakal tetapi dirinya tidak ingin Sandriza ikut terperangkap dalam jebakan pria- pria nakal dan hidung belang.
" Nyonya Melinda! Percaya sama saya, Sandriza akan baik- baik saja bersama saya." kata Zio dengan percaya dirinya.
" Baiklah! Kalau terjadi apa- apa dengan Sandriza, saya tidak segan- segan melaporkan kamu ke tuan Koko." ancam Melinda.
" Baiklah! Saya juga bisa mengancam seperti itu kepada Anda Nyonya! Kalau nyonya tidak mengijinkan saya berhubungan dengan Sandriza, saya pun bisa melaporkan hubungan anda dengan tuan KoKo pada istrinya." ancam Zio lagi.
" Kamu??" bentak Tante Melinda.
" Tenang, nyonya! Saya tidak akan melakukan itu asal kita bisa saling mendukung saja. Karena saya sudah terlanjur menyukai Sandriza. Itu saja! Jadi Anda jangan melarang saya untuk berhubungan dan dekat dengan Sandriza." kata Zio.
Melinda terdiam sejenak akhirnya membelakangi Zio. Zio pergi meninggalkan ruangan Melinda dan berlalu pergi dengan mengajak Sandriza dari kantor itu.
Tante Melinda menghubungi Koko. Koko hanya terkekeh mendengar pengaduan dari Melinda.
" Kamu kok menertawakan aku sih Ko? Aku tidak mau anak angkat perempuan aku diganggu oleh Zio, asisten kamu." kata Melinda.
" Kenapa? Mereka Laki-laki dan perempuan dewasa dan saling mencintai. Kenapa kamu tidak rela jika Zio berhubungan dengan Sandriza, putri angkat kamu itu? " tanya Koko.
" Karena aku melihat Zio pria yang nakal. Aku takut nanti tidak bisa menjaga kesucian Sandriza sebelum mereka menikah. Lagi pula Sandriza masih perawan." cerita Melinda jujur.
" Ah yang benar? Zaman sekarang mana ada wanita dewasa seperti Sandriza masih virgin?" sahut Koko.
" Aku sangat yakin! Putri angkat ku masih suci dan dia itu tidak pernah berpacaran." kata Melinda lagi.
" Lah kamu jangan khawatir soal itu. Kalau putri angkat kamu hamil, tinggal nikahkan saja keduanya. Kan beres kan?" ucap Koko santai.
" Koko?" sahut Melinda pelan.
" Ya sudah! Kamu tenang saja! Aku percaya Zio kok. Dia pasti akan tanggung jawab jika terjadi sesuatu dengan Sandriza, putri angkat kamu itu. Kamu jangan kolot ah, sayang!" kata Koko santai.
" Koko! Pandangan kamu kok sekarang berubah. Dulu kamu tidak begini loh!" protes Melinda.
" Hahaha, karena mereka laki-laki dan wanita yang sudah berumur dan sudah dewasa. Kebutuhan akan biologi sudah mulai memberontak." sahut Koko.
Melinda terdiam untuk beberapa saat dan berpikir sejenak.
" Tapi apakah Zio masih bujang dan tidak memiliki istri?" tanya Melinda yang membuat Koko tidak bisa berkata jujur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments