" Mas! Aku mau mandi nih! Gerah! Nanti aku telepon balik yah!" kata Gisel akhirnya menyudahi panggilan masuk itu.
Gisel melotot tajam ke arah Fauzi. Lalu akhirnya Gisel mendekati Fauzi yang sedang cemburu dan mencari perhatian itu.
" Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak saling cemburu? Ini kamu seperti anak kecil saja loh. Banting- banting benda, hidupkan musik dengan volume keras." protes Gisel.
"Apakah harus kamu tunjukkan kemesraan kalian itu dihadapan aku." sahut Fauzi masih dengan emosinya karena cemburu.
" Idih! Kamu kalau cemburu makin lucu deh!" ucap Gisel sambil berusaha merayu.
*******
Gisel mulai membuka blazer nya karena mulai gerah dan tinggal kain kemben hitam untuk menutupi da da nya sehingga terlihat sangat mulus bagian lengan dan bawah lehernya.
Fauzi sudah mulai membuka laptop nya. Dirinya mulai bekerja. Namun matanya sempat menangkap Gisel yang mendekati dirinya. Fauzi tersenyum sambil Memainkan satu matanya ke Gisel. Gisel tersenyum nakal sambil menunduk ke bawah meja kerja Fauzi. Fauzi mendelik, apa yang akan dilakukan wanita yang masih selalu memikat hatinya tersebut. Gisel mulai nakal di bawah meja kerja itu. Tangannya mulai mengelus paha milik Fauzi. Fauzi tertawa terbahak- bahak- bahak karena kegelian.
" Kamu balas dendam yah? Hahaha!" kata Fauzi masih tetap tertawa.
" Sudah hentikan Gisel. Aku akan menyelesaikan sebentar kerjaan aku. Setelah ini kita bisa cek in ke hotel berbintang." janji Fauzi.
" Ya sudah selesaikan kerjaan kamu! Aku hanya mau sedikit bermain di sini." kata Gisel masih tetap di bawah meja kerja Fauzi.
Fauzi masih tetap berkonsentrasi dengan kerjaannya. Semangat nya semakin menyala ketika Gisel datang ke tempat kerja nya. Ini memberikan kekuatan baginya untuk segera menyelesaikan segala kerjaan yang masih belum ia selesai kan.
Gisel tertawa karena berusaha mengganggu Fauzi. Gisel cekikikan di bawah meja sana sedangkan Fauzi makin tidak karuan merasakan sensasi yang luar biasa menggigit kenikmatannya. Setelah di rasa cukup bermain dan mempermainkan Fauzi, Gisel mulai berdiri dan beranjak pergi dari bawah meja kerja itu. Gisel berjalan santai dan merasa tidak bersalah menuju kursi sofa.
Fauzi melotot menatap punggung Gisel yang masih mengenakan kemben itu. Gisel duduk dan melihat Fauzi dengan senyuman jahil nya.
" Awas kamu! Setelah ini akan aku hukum kamu sampai tidak bisa jalan." ancam Fauzi dengan meringis dan merapikan celananya.
"Kamu suka sekali membangunkan gajah yang sedang tidur!" kata Fauzi.
" Bukan gajah, sayang! Namun belalainya." sahut Gisel dengan senyum nakalnya.
" Ya sudah! Sayang, tolong buatkan aku kopi." suruh Fauzi layaknya seorang bos.
" Baik bos!" kata Gisel lalu bergegas mendekati dispenser dan mulai membuatkan kopi yang sudah tersedia bahannya di sana.
" Gulanya sedikit saja, sayang!" ucap Fauzi kepada Gisel.
" Beres! Takut diabetes yah!" tanya Gisel.
" Biar manisnya di wajah kamu saja." goda Fauzi sambil tersenyum.
" Bagaimana kabar suami kamu?" tanya Fauzi kepada Gisel.
" Baik dan sehat!" jawab Gisel singkat.
" Lagi di luar kota?" tanya Fauzi.
" Iya! Makanya tadi dia menghubungi aku. Apakah aku baik- baik saja." jawab Gisel.
" Iya, bilang sama suami kamu, kalau kamu disini kamu selalu ditemani bobok oleh aku. Aku ingin tahu bagaimana reaksi nya jika dia mengetahui istrinya bobok dengan aku." goda Fauzi.
Gisel mencubit pinggang Fauzi dengan gemas.
" Kamu jangan nyari gara- gara, sayang!" ucap Gisel akhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments