*******
Kembali ke aku. Aku Sandriza adalah cerpenis dan juga novelis walaupun uang yang didapat dari tulisan ini tidak seberapa. Paling tidak ada kepuasan sendiri ketika tulisan dari karya aku bisa dibaca dan diminati oleh banyak reader maupun penggemar.
Setelah aku lulus Sarjana ini aku mulai dilibatkan oleh tante aku ikut bergabung di perusahaan nya. Aku walaupun dengan jurusan sastra, namun aku pelan- pelan belajar di bidang bisnis seperti ini. Aku mulai sedikit paham akan kehidupan dan kalangan pengusaha.
Saat ini aku masih selalu mendampingi tante Melinda dalam kegiatan- kegiatan nya. Baik pertemuan dengan klien atau sekedar pertemuan makan siang oleh relasi. Kerjaan aku saat ini masih mengikuti atau menemani tante Melinda pergi. Aku seperti asisten pribadi tante Melinda yang selalu mengingatkan jadwal kegiatan nya setiap hari. Namun berbeda dengan sekretaris nya. Kerjaan aku tidak berat dan memberatkan.
Selain itu, tante Melinda mempercayai aku dalam menentukan pilihan untuk penampilan nya supaya terlihat lebih smart, energik dan terlihat muda dari usianya.
Baru sebulan ini aku selalu mendampingi tante Melinda. Sebulan ini pula, aku belum pernah melihat tante Melinda melenceng dari norma. Aku melihat tante Melinda masih lurus- lurus saja dalam menjalankan bisnisnya dan hobi nya masih wajar.
Terlintas aku pernah berpikir, apakah tante Melinda tidak pernah merasa kesepian atau tidak butuh belain seorang pria sedangkan tante Melinda sudah mulai menjanda sekitar lima tahun yang lalu. Apakah dihatinya tidak membuka hati kepada pria manapun sedangkan yang aku lihat, tante Melinda masih sangat cantik dan terlihat lebih muda dibandingkan dengan usianya. Tante Melinda saat ini genap berusia 46 tahun namun terlihat masih seperti berumur tiga puluhan saja.
Ketika berjalan dengan tante Melinda aku seperti adiknya. Padahal usia aku dengan tante Melinda selisih 23 tahunan.
Kehidupan yang mapan dan serba kecukupan akan berpengaruh terhadap penampilan dan kecantikan seseorang. Percaya atau tidak, ini kenyataan nya.
*******
Seperti saat ini aku mendampingi tante Melinda pertemuan dengan relasi. Sungguh sebelum bertemu dengan relasi ini, terlihat tante Melinda begitu gugup dan salah tingkah. Dari beberapa baju yang aku pilihkan masih saja dirasa belum pas dan cocok. Setelah kami bertemu dengan orang yang dimaksudkan, relasi tersebut ternyata dahulunya adalah kawan kuliah tante Melinda. Om- om yang seusia dengan tante Melinda dan satu laki-laki usia nya masih muda dibanding om- om kawannya tante Melinda itu.
Setelah dialog yang cukup panjang, akhirnya kami digiring ke acara santai. Laki-laki itu rasanya belum puas dengan pertemukan yang sangat formal yang pembicaraan berpusat pada bisnis saja. Mungkin dia ingin lebih santai mengobrol yang lain.
Suatu kafe yang cukup romantis akhirnya kita duduk- duduk dan menikmati suasana santai bersama. Entah mengapa aku diarahkan laki-laki teman dari om- om itu ke depan kafe. Sehingga aku sementara terpisah dengan tante Melinda dan Om Koko.
" Kita disini saja, yah!" kata laki-laki itu.
" Baiklah, aku mengerti!" sahutku sambil tersenyum.
" Panggil aku Zio!" kata laki-laki itu.
" Baiklah Zio! Bukankah tadi kita sudah berkenalan?" sahut Sandriza.
" Iya, aku tahu! Mana tahu kamu lupa nona Andri!" kata Zio.
Sandriza membulat matanya ketika laki-laki itu memanggilnya dengan Andri bukan Sandriza.
" Ada apa? Apakah aku salah sebut nama? Sandriza bisa dipanggil Driza dan juga Sandri. Tapi aku lebih menyukai memanggil kamu Andri saja." terang Zio.
" Terserah deh." sahut Sandriza.
*******
" Sudah beberapa jam Sandriza menunggu di tempat itu. Tante Melinda belum ada tanda- tanda mengajak pulang ke rumah.
" Kak Zio!" panggil aku sambil menengok ke kanan dan ke kiri.
" Iya Andri!" sahut Zio ramah.
" Lama sekali tante Melinda dan om Koko berbincang." kata Sandriza yang sudah sangat bosen ditempat itu.
" Tampaknya mereka sudah tidak di dalam deh!" terang Zio.
" Hah? Mereka kemana? Aku ditinggal." panik Sandriza.
" Mungkin urusan orang dewasa. Kamu ingin kemana biar aku antar." kata Zio menenangkan.
" Aku ingin kembali pulang ke rumah saja. Tapi apakah tidak apa- apa yah, jika aku meninggalkan tante Melinda? Bukankah tante Melinda dengan om Koko." kata Sandriza minta pendapat.
" Aku rasa tidak apa- apa. Ayo, kalau mau pulang! Aku antar!" kata Zio sambil berdiri dari duduknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments