...~𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈~...
Mereka pun makan.
Setelah selesai makan, Putri dan Laura pun ke teras. Sedangkan Dewi mengerjakan tugas nya, tadi Putri hanya membantu nya.
"Bu, kenapa kita harus bicara nya di teras? Apakah penting bu??" tanya Putri.
"Penting banget, ini amanat dari mendiang mama kamu nak." jawab Laura.
Putri yg mendengar ucapan Laura yg mengatakan jika ini adalah amanat dari mama nya pun mulai serius.
"Kamu tahu kan nak? Buat apa mama mu menjual ginjal nya??" tanya Laura.
"Tidak tahu Bu. Apakah Bu Laura termasuk orang terdekat mama? Kenapa mama meminta Bu Laura untuk menyampaikan pesan nya pada Putri?" tanya Putri.
Laura yg mendengar ucapan Putri pun menarik nafas nya.
"Nama Ibu, Laura Amalia. Bu Laura adalah adik mama kamu." jawab Bu Laura.
"Adik mama? Tapi selama ini Putri tidak pernah melihat keluarga mama. Emang nya keluarga mama kemana semua?" tanya Putri.
"Keluarga mama kamu semua ada di Negara Korea." jawab Laura.
"Korea?? Tapi kenapa mama bisa di Negara Indonesia??" tanya Putri.
"Jadi.. dulu Papa kamu dan juga Mama kamu tidak di restui keluarga Amalia. Karena keluarga Amalia itu terkaya, jadi semua menantu dari kalangan kaya semua. Jadi Papa dan Mama kamu kawin lari. Sejak saat itu, keluarga Amalia sibuk mencari mama kamu nak. Tapi tidak dapat, padahal sudah 17 tahun. Yg seharusnya mudah karena kekuasaan dari keluarga Amalia." jawab Laura.
Putri pun hanya mengangguk.
"Jika di sekolah, nama kamu siapa nak?" tanya Laura.
"Lilyana Putri A. Tapi kalau di luar sekolah, mama bilang 'Lilyana Putri Amalia'." jawab Putri.
"Keluarga Amalia pun juga tidak tahu kalau mama kamu sudah mempunyai 2 anak." ucap Laura.
"Lalu? Dari mana Tante Laura tahu keberadaan kami??" tanya Putri.
"Ohh.. kalau soal itu. Tante Laura emang sedang liburan di sini. Apalagi ada sekolah yang ada di sini juga, jadi sekalian Tante Laura mengajar." jawab Laura.
"Jadi apakah sekolah itu adalah sekolah punya Tante Laura?" tanya Putri.
"Iya nak." jawab Laura.
"Pantesan saja wajah Tante Laura sama mendiang mama mirip. Ternyata kakak beradik hehe." ucap Putri terkekeh.
"Jadi Tante Laura kapan kembali ke negara Korea??" tanya Putri.
"Tante juga belum tahu kalau soal itu. Oh ya, mendiang mama kamu meminta Tante untuk menjaga kamu dan juga Dewi. Mendiang mama kamu juga menitipkan sejumlah uang, kata nya ini untuk kamu Putri. Untuk biaya kuliah, tapi Tante belum hitung bisa sampe Sarjana berapa." jawab Laura sambil memberikan amplop tebal pada Putri.
"Ini.. ini tebal sekali Tante." jawab Putri dengan mata berkaca-kaca sambil menerima amplop tebal dari Laura.
"Iya nak, dan itu kata mendiang mama kamu kalau ada sisa, buat Dewi." ucap Laura.
"Apa ini uang hasil dari jual ginjal??" tanya Putri.
Laura pun hanya mengangguk.
Mata Putri pun mulai berkaca-kaca, hanya mengedipkan mata air mata tersebut pun bisa saja meleleh.
"Apa Tante Laura memberitahu pada keluarga Tante, kalau kami berdua ada di sini?" tanya Putri.
"Mendiang mama kamu melarang Tante. Takutnya keluarga Tante dan juga mendiang mama kamu tidak menerima kalian berdua. Padahal saat itu tidak di restui hubungan mendiang mama dan papa kamu karena, keluarga Amalia tidak mau hidup mama kamu susah." jawab Laura.
"Hemm.. orang kaya urusan soal menantu susah banget ya. Yang kaya saja belum tentu baik." ucap Putri.
"Nah benar itu nak, makanya Tante Laura masih jomblowati." ucap Laura.
"Hehe.. lalu kenapa Tante jadi guru di sekolah Amalia??" tanya Putri.
"Oh.. Cita-cita Tante jadi guru. Jadi Tante liburan sekalian belajar mengajar siswa siswi." jawab Laura.
"Ohh.. gitu ya Tan." ucap Putri.
"Iya, lalu cita-cita keponakan Tante ini apa??" tanya Laura.
"Jadi CEO di perusahaan sendiri Tante." jawab Putri.
"Cita-cita yang bagus. Kamu mirip sekali dengan nenek kamu." ucap Laura.
"Nenek Putri?" tanya Putri.
"Iya nak, nenek kamu dulu cita-cita nya jadi CEO. Dan sekarang perusahaan nya itu di wariskan pada kakak pertama." jawab Laura.
Putri pun hanya mengangguk.
"Ini nanti setelah lulus SMA. Kamu mau lanjut kuliah?" tanya Laura.
"Iya Tante, kalau biaya nya cukup. Putri mau sampai S3." jawab Putri.
"Baiklah, coba uang yang di amplop itu kamu hitung dulu nak." ucap Laura.
"Eh iya Tante." jawab Putri.
"Ada.. 3 milliar." ucap Putri ketika menghitung semua uang yg ada di amplop nya.
"Berarti mama kamu menjual ginjal nya beneran." ucap Laura.
"Tapi Tan, kalau mau kuliah sampe S3, hanya butuh 300 juta. S1 butuh 69 juta, S2 butuh 81 juta, dan S3 butuh 150 juta. Sedangkan ini 3 milliar, terlalu banyak dong Tan. Masa harus sampe jual ginjal sih? Padahal ngumpulin beberapa tahun saja cukup." ucap Putri.
"Mungkin sisa nya kan 2,7 milliar. Nah bisa saja mama kamu susah menghitung biaya Dewi juga untuk ke depannya." ucap Laura.
"Mama memang menyiapkan semua nya dengan matang, hiks. Seakan-akan mama tahu kalau ia akan pergi dari dunia ini." ucap Putri di sela tangisan nya.
Laura yg melihat Putri menangis pun tidak tega, ia pun memeluk Putri sambil mengelus punggung Putri.
"Yang sabar ya Putri." ucap Laura.
Meskipun Laura merasa kehilangan kakak kandung nya, tapi jika kehilangan mama kandung pasti akan lebih sedih. Laura paham soal itu, meskipun ia belum pernah mengalami nya.
"Jadi Tante harap, mulai sekarang kamu belajar yang rajin dan tekun ya. Biar bisa mencapai kesuksesan. Biar mama dan papa kamu di atas bangga sama kamu nak." ucap Laura setelah melepaskan pelukan nya.
"Iya Tante. Putri akan belajar rajin dan tekun sampai Putri mencapai kesuksesan dan cita-cita Putri. Putri tidak akan menyerah!! Putri pasti bisaaaa!!!!" pekik Putri.
"Tante percaya sama kamu nak. Kamu pasti bisaaa!!!" ucap Laura.
"Makasih Tante." ucap Putri.
"Iya sama-sama.. lagi pula ini juga atas permintaan mendiang mama kamu loh. Mendiang mama kamu yang meminta Tante untuk menjaga kalian berdua sebaik-baik nya." jawab Laura.
"Terima kasih banyak untuk semuanyaaa." ucap Putri lalu memeluk Laura.
Laura pun membalas pelukan dari Putri.
Sejak hari itu, sikap Putri mulai berubah menjadi dingin dan tidak tersentuh oleh orang lain. Tapi jika dengan orang terdekat nya dan juga orang yg sudah banyak membantu keluarga nya, sikap Putri tetap sama.
Putri juga akan membalas budi pada semua yg sudah membantu nya.
'Semangatt Putrii!!!!' kata-kata tersebutlah yg tergiang-giang di telinga Putri. Putri pun tidak patah semangat.
...~𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈~...
Jangan lupa like nya yaa...
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments