ROMANSA BIAS & ZEE
..."Aku memilih menjadi jelek, aku ingin dikenal sebab kecerdasan yang kumiliki, bukan karena kecantikanku." (Zee)🥀...
..._________________________________________...
"Buu … Bu … kakak pulang, Buu …!" Pekikan bocah laki-laki 10 tahun terdengar memenuhi seantero rumah.
Farah yang sedang menumis kangkung di dapur langsung berlari menghampiri. Farah Aida, Wanita berhijab 38 tahun itu masih sangat cantik walau kepiluan kerap mewarnai hidupnya, namun ia tak pernah letih bermimpi. Ya, semua ujian pasti akan berakhir, karena ia memiliki Tuhan yang adil memberi ketetapan untuk hambanya.
"Zee, bagaimana Nak? Beasiswamu disetujui, kah?" Netra Farah membulat tak sabar menunggu jawaban sang putri.
Hening suasana saat itu, hingga wajah mematung Zee seketika berubah, ia mengangguk. Farah langsung memeluk raga semampai itu.
Nama gadis itu Zee, Zivanya Alkaridz. Gadis pintar yang siap memberi warna dalam kisah ini. Ia pintar dan baik hati. Hatinya lembut tapi ia tidak lemah. Peristiwa demi peristiwa dalam keluarga yang ia alami cukup membuatnya kuat. Ia sebagai anak pertama akan berjuang untuk keluarga.
"Ibu bangga sama Zee, semua perjuanganmu berbuah manis, kamu akhirnya bisa masuk SMA Favorit itu. Kamu tahu ayahmu juga dulu lulusan sana, ia pasti bangga kalau tahu kamu diterima. Kamu memang cerdas seperti ayah! Besok ibu mau jenguk ayah, mau menceritakan semua!"
Zee mengangguk, ia senang ibunya senang.
Aku harus bisa mengharumkan lagi nama orang tuaku, aku harus buat ayah dan ibu bangga! batin Zee.
________________
Aktivitas pagi seperti biasa dipenuhi keriweuhan. Zee dan anggota keluarga yang lain harus saling menunggu masuk ke kamar mandi. Kenyataan ini menang harus diterima, bersyukur mereka masih memiliki tempat tinggal. Ya, walau bangunan itu hanya berkisar 4×10 meter, tapi mereka bahagia saling memiliki satu sama lain.
"Joy, buruan! Nanti Kakak telat ini!"
Tak berselang lama Joy bocah laki-laki 10 tahun yang bernama lengkap Zola Alkaridz keluar dengan tergesa. "Sorry lama Kak, mules perut aku!" ucapnya.
"Kakak kenapa pakai tas plastik?" Bocah perempuan kecil berusia 6 tahun mendekati Zee. Namanya Zalikha Alkaridz, cantik, imut dan menggemaskan itulah ia. Ia duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Kini Zaa biasa dipanggil terus memperhatikan penampilan Zee.
"Ia ini perintah sekolah, Kakak sedang Orientasi jadi harus nurut!" jelas Zee kepada Zaa.
"Kenapa Kakak pakai kacamata? Kacamata Kakak jelek! Tidak keren!" ucap Zaa lagi. Ya, sebelum masuk SMA DUTA BANGSA Zee sudah berazam akan fokus belajar dan menutup wajah cantiknya. Zee tidak ingin setiap orang hanya melihat sesuatu dari cover luar. Ia ingin dikenal sebagai Zee anak berprestasi bukan Zee anak baru yang cantik. Zee ini cukup percaya diri kalau menyangkut kecantikan wajahnya. Ia ingin melihat watak sebenarnya manusia dari kekurangan yang ia miliki. Ya untuk kasus ini dari kejelekan wajahnya. Kejelekan yang Zee ciptakan.
"Zee, kamu yakin mau ke sekolah berpenampilan begitu? Ini kulit kenapa dihitam-hitamin sih?" ucap Farah bingung. Dimana-mana gadis belia itu ingin tampil cantik, tapi putrinya itu justru menjelekkan wajah cantiknya.
"Pokoknya ibu nggak usah mikirin, Zee! Zee akan jaga diri dan yang pasti Zee akan berusaha buat ibu selalu bangga. Farah membuang nafas kasar. Ia memilih percaya pada putrinya itu saja.
__________________
"Rey, ada mangsa satu lagi noh baru dateng!" Pria bertubuh tinggi yang berdiri di gerbang sekolah berucap pada rekannya.
"Ahh jelek coba cakep gue kerjain tuh anak! Lo aja yang ngurus!" kata Reyyan sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Dito.
"Eh sini lo!"
"I-ya, Ka-k …." Zee mendekat dengan pandangan menunduk.
"Lo nggak punya jam di rumah? Jam berapa ni? Sekolah kita tuh sekolah favorit, gak ada acara telat di sekolah ini. Semua ontime dan punya tanggung jawab. Nah elo? Baru haru pertama udah cari perkara! Cepet lo lari ngitarin lapangan 10x!"
"Se-ka-rang, Kak?" tanya Zee memastikan sebab di lapangan dilihat Zee sedang ada latihan voli.
"Ya iya lah sekarang! Lah masa tahun depan. Buruan!" geram Dito.
"Ta-pi, la-pa-ngan lagi ra-me, Kak! A-da yang main vo-li!"
"Cepet gue bilang! Gak ada alasan!" Terpogoh Zee akhirnya beranjak menuju lapangan.
Siswa laki-laki di lapangan yang sedang bermain voli saling melirik melihat gadis berseragam putih biru sedang berlari mengitari lapangan di sekitar mereka. Mereka hanya tersenyum sinis namun kembali melanjutkan permainan voli. Sampai putaran kelima semua aman, namun di putaran keenam sebuah bola mendarat dengan kuat ke wajah Zee. Zee hampir jatuh namun beruntung seorang siswa meraih tubuhnya.
"Lo gpp?"
"Ma-af, Ka-k. Baru 6 putaran!" lirih Zee menyentuh sebelah pipi dan wajah bercucur keringat.
"Lo ikut gue!" Zee menggeleng sambil menunduk.
"Kenapa?"
"Nanti kakak OSIS yang di-sana ma-rah, Ka-k!" ucap Zee dengan terbata masih dengan pandangan menunduk.
"Gak usah mikirin mereka, ikut gue!" Dengan kuat sebuah tangan mencengkram lengannya dan menarik Zee. Zee mengangkat kepala dilihatnya tubuh tinggi dan tegap sang lelaki dari belakang.
"Ka-kak mau bawa aku ke-mana?" lirih Zee bingung. Ia yang masih asing dengan posisi sekolah merasa takut lelaki yang dapat dipastikan kakak kelas itu membawanya ke sudut semakin jauh dari lapangan. Ya, kondisi sekolah memang diliburkan selama 3 hari selama masa orientasi siswa baru, jadi yang ada di sekolah saat itu hanya siswa baru, anggota OSIS, anggota organisasi yang sedang mengadakan latihan extrakulikuler dan beberapa guru.
"Ka-k, lepas! Ka-kak mau bawa aku ke mana? Kakak jangan macam-macam sama aku! Aku bukan cewe gampangan!"
"Haa ... kamu lucu. Pokoknya ikut aja!" ucap sang kakak kelas masih menghadap depan.
"Kak ... Kak ... lepas nggak atau aku teriak nih!" Sebelah tangan Zee spontan memukul-mukul punggung lebar di hadapannya. Ia takut.
Lelaki tegap tak menyangka dengan perilaku adik kelasnya itu, ia berbalik. Zee seketika menunduk. "Gue nggak ada maksud macem-macem! Tunggu di sini sebentar!"
Lelaki itu mengambil ponsel dari saku dan berjalan sedikit menjauh. "Sell, gue di depan UKS, lo di mana?" lirih terdengar di telinga Zee suara lelaki itu bicara.
Apa? Jadi kakak tadi mau bawa aku ke UKS? Jadi bukan mau macem-macem?
Zee yang sejak tadi menunduk memberanikan diri mengangkat wajah. Mata itu membulat, terhenyak ia dengan kerupawanan wajah di hadapannya.
"Lo kenapa? Ayo ikut gue! Ternyata UKSnya gak dikunci!"
Mendengar sang kakak kelas tampan bicara, Zee kembali menunduk. Ia mengangguk dan mengikuti langkah sang kakak dari belakang. Sampai di depan ruang dengan plat UKS kaki-kaki mereka berhenti. Baru memegang handle pintu, seorang siswi berjilbab mendekat.
"Sorry Bii, tadi gue lagi ngurusin anak baru yang pingsan! Kenapa ini anak?"
Namanya Bii, jadi nama kakak yang tampan itu kak Bi, Bi apa yaa?
"Heii kamu kena bola voli, ya? Sebentar aku ambil air hangat!" Sebuah tanya menyadarkan lamunan Zee.
Zee mengedar pandang, ia mencari bayang lelaki tegap yang belum lama membawanya ke sana. Ia kecewa, lelaki itu sudah tidak ada.
Padahal aku baru melamun sebentar, tapi kak Bii sudah tidak ada. Aku kan belum bilang terima kasih.
...________________________________________...
🥀Maaf dibuat Karya Baru sebab yang kemarin jaminan levelnya hilang karena terlalu lama menunggu balasan email.
🥀Karya ini ikut even YMYB (Yang Muda Yang Bercinta) Mohon dukungannya yaa😘
🥀Happy reading❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
IK
izin baca yaa thor
2022-12-18
0
Elly Watty
moga ja cerita nya g ngecewain y thor..... skedar masukan ja thor klw bsa penyamaran jleknya g sampe sedetail itu donk msak sampe kulitnya d bkin item, hrusnya yg normal2 ja dg pke behel n kca mata tbal n rmbut d kepang ja dah ckup
2022-07-09
0
Fhebrie
baru mampir kak
2022-06-12
0