Encounter

"Aku turut prihatin tentang keadaan Livi, Sayang. Tapi, kamu laki-laki dewasa yang berhak menentukan pilihan. Kupikir, sebaiknya kita mengajaknya berkompromi."

Jona, meletakkan gelas setelah meneguk sebagian isinya. Air putih, hanya itu yang gadis itu sukai saat makan.

"Jonaaa!" Jordy melayangkan tatapan jengkel pada wanita bergaun sleeveless berbahan lace siffon yang ada di hadapannya. Seolah-olah dia tidak setuju sepenuhnya pada ucapan si wanita. Atau barangkali ada semacam rasa keberatan. Walau cewek itu adalah kekasihnya, tetapi yang sedang mereka bicarakan adalah Livi, yang tidak lain adalah putri Jordy. Putri tunggal kesayangannya.

"Maksudku, sebentar lagi usiaku 18, Sayang. Saat ini aku sudah punya KTP," ralat Jona cepat-cepat tak mau kekasihnya salah mengerti. Jona sama sekali tidak ingin bersaing dengan Livi apalagi menyingkirkan anak itu. Mengharapkan Jordy akan selalu memperhatikan dirinya, adalah hal mustahil. Sebab, pria yang dicintainya itu adalah seorang ayah.

Jordy meneguk air mineral dalam gelasnya. Dia tahu amat sulit untuk membuat kekasihnya mengerti akan kesulitan yang dia alami. Dilema berat yang hanya bisa dimengerti oleh laki-laki, terlebih seorang ayah yang berperan sekaligus sebagai ibu.

Tidak ada yang benar-benar mengerti baik Jona maupun Livi. Kedua wanita yang paling dicintainya setelah ibunda dan mendiang Emera. Saat ini, pikiran yang berkecamuk membuat selera makannya hilang seketika.

"Aku sudah selesai," pungkasnya, mengehentikan kegiatan makan sekaligus berharap pikirannya yang ruwet berhenti membuat kepalanya sakit.

"Ya, aku juga sebenarnya tak begitu lapar."

Jona, adalah gadis muda yang cukup pengertian. Tetapi, Jordy pikir, pengertian itu tidak akan sedalam wanita dewasa. Dalam kekurangan-kekurangan gadis itulah, Jordy menaruh banyak cinta beserta harapan bahwa suatu saat mereka akan bersatu. Meski dunia menentangnya.

Keduanya mengondisikan diri masing-masing. "Pakai mantelmu, Jona."

Pria itu, bukan tidak senang melihat tubuh seksi sang kekasih hati, hanya saja dia tidak suka bila ada orang lain yang juga mengagumi Jona. Jordy tidak tahan dengan rasa cemburu. Lebih-lebih, Jona adalah gadis belia yang ranum. Jika diibaratkan bunga, dia adalah kelopak-kelopak cantik yang belum sempurna mekar. Memiliki gradasi warna, kesegaran, keharuman serta nektar yang sangat menggoda kumbang mana pun. Jordy jadi melupakan kejengkelan serta benang kusut di kepalanya, saat membayangkan kalimat-kalimat romantis itu. Ayah Livi itu bahkan berencana menuliskannya di blog pribadinya sebagai catatan betapa manis hubungannya dengan gadis secantik sekaligus semuda Jona.

"Apa boleh aku membawanya pulang?" tanya Jona sambil melirik kepiting di piring. Menu makan malam mereka, bukan makanan yang biasa Jona makan sehari-hari, dia hidup dengan sangat sederhana bersama seorang wanita tua yang dipanggilnya dengan sebutan Mbah. Entah memang wanita itu ada hubungan darah dengannya, atau Jona hanya anak yang dipungut dan diakui sebagai cucu, sesungguhnya itu hal yang belum Jona tahu kebenarannya. Apakah asal-usulnya kini akan menjadi penting ketika ada lelaki yang mencintainya? Jona, berada dalam kebahagiaan dan keraguan yang sama dalam.

Akankah kisah cintanya dengan Jordy berakhir bahagia?

Jordy sengaja mengajak pacarnya makan malam, untuk mendiskusikan masalah Livi. Kemarahan gadis itu, ketidakterimaannya terhadap hubungan Jona dan Jordy. Hanya saja, diskusi itu tidak berjalan mulus, lelaki itu terlalu lelah dengan pekerjaan. Membuat kesabarannya sedikit menipis.

Setelah seorang pelayan memberikan makanan yang dibungkus, mereka meninggalkan restoran yang terdapat dalam sebuah mall. Mungkin tidak malam ini, batin Jordy memberi ruang kepada keduanya. Itu sama artinya dengan membiarkan Livi semakin resah, tapi dia pasti bisa menenangkan sang putri. Bukankah, Livi juga menyayangi Jona?

Ketika melewati toko pernak-pernik unbranded, sesuatu pasti menarik perhatian Jona. Jordy tidak keberatan membelikan apapun, terlebih pernak-pernik yang tidaklah sebegitu mahal. Di luar dugaan, gadis itu mempunyai gagasan untuk membelikan sesuatu untuk sahabatnya Livi. Bukan untuk dirinya sendiri. Jordy sedikit tersentuh terhadap perhatian Jona, sebelumereka berdua larut dalam keceriaan ketika memilih-milih barang di toko itu.

"Lihat! Livi pasti suka. Iya, kan, Sayang?"

Jona mengambil sebuah alat aroma terapi uap berbentuk dolphin yang merupakan hewan favorit Livi. Gadis itu ingat, waktu perayaan ulang tahun Livi yang ke-15 dia mendapatkan boneka lumba-lumba besar dan bersumpah bahwa lumba-lumba adalah binatang favoritnya sepanjang masa.

"Pilihan bagus," puji Jordy yang tentu saja sangat mengenal Livi.

Sepasang kekasih itu dalam perjalanan pulang ketika Jordy meminta maaf pada Jona. Dia sadar bahwa sikapnya terlalu keras dan itu pasti menumbuhkan perasaan tidak nyaman di hati Jona. Namun Jona bertindak di luar dugaan, gadis itu berkata dengan lembut bahwa dia sama sekali tidak sakit hati hanya saja sulit baginya untuk coba mengerti. Jona juga mengatakan bahwa dia membutuhkan dukungan Jordy, atau apapun agar dia tidak salah bersikap.

Pada titik ini, Jordy benar-benar sadar bahwa Jona memang tulus mencintainya.

"Apa tidak sebaiknya kamu kuantar pulang?"

"Tidak usah, aku ingin memberikan ini langsung pada Livi." Jona melihat-lihat lagi barang berbentuk lumba-lumba itu, mengangkat dan memutarnya dengan tangan. Andai aku seekor lumba-lumba, bisik hatinya.

"Bagaimana sekolahmu?" Jordy bertanya memecah lamunan Jona.

"Baik. Aku hanya punya sedikit masalah dengan ilmu eksak."

"Well, aku tidak keberatan membantu. Tapi sekarang mari kuantar kamu pulang."

Gagasan itu tidak sepenuhnya disetujui Jordy. Hubungan antara ayah dan anak dalam rumahnya sedang tidak begitu baik. Dia takut akan terjadi sesuatu yang makin menyudutkan posisi Jona. Namun bukan Jona jika tidak bersikukuh bahwa semua akan baik-baik saja, meyakinkan Jordy, memohon hingga pria itu tak dapat menolaknya.

Mereka sampai lebih cepat dari saat ketika berangkat tadi. Di depan pintu Livi menunggu dengan jengkel.

"Kamu nggak harus berpakaian kayak gitu, Jona! Norak, sok dewasa," komentarnya pedas ketika sahabatnya turun dari mobil.

"Selamat malam juga, Livi."

Jona menjawab dengan nada menyindir, bahwa sohibnya itu tidak sopan dengan tidak mengatakan salam apapun.

"Nggak lucu!"

"Livi, jaga nada bicaramu," tegur ayahnya.

"Kalian memuakkan."

Gadis itu berbalik kemudian menutup pintu dengan kekuatan penuh sehingga lempeng kayu bercat super white berdebam menghantam gawangnya.

"Anak itu--" Jona menarik tangan Jordy untuk menghentikan langkah jengkelnya.

"Jangan marah, Sayang."

"Ayo kuantar pulang."

"Aku naik taxol saja. Bicaralah pada Livi. Tapi kumohon, jangan marah padanya. Ingat, kamu adalah satu-satunya yang dia punya saat ini."

Jona melangkah pergi ketika jemputannya datang sementara Jordy berusaha sekuat tenaga menenangkan diri agar bisa mengajak Livi bicara tanpa amarah. Dia mencoba mengingat bagaimana Jona berpesan padanya.

"Ah, Jona. You make me so in love."

Jordy melangkah menuju kamar putrinya, tidak dikunci. Livi bergelung dalam selimut memunggunginya.

"Ayah minta maaf, Livi."

Yang diajak bicara tetap diam setelah kalimat itu melayang selama dua menit di udara.

"Ayah tahu Livi belum tidur."

"Bisakah kalian berpisah?"

"Mungkin ya, mungkin tidak. Tapi berikan Ayah alasan mengapa kami harus berpisah."

"Ayah telah mengkhianati Ibu! Bisa-bisanya Ayah membawa dia ke sini, sedangkan kenangan tentang Ibu ada di setiap sudut rumah ini?" Livi terisak, hatinya terasa seperti musim dingin yang tak kunjung didatangi musim semi.

"Jika itu maumu, Ayah akan mempertimbangkannya."

Jordy melangkah dengan berat keluar setelah mengucapkan selamat malam pada putrinya yang belum puas akan jawaban sang ayah namun cukup menenangkan. Gadis itu kembali mendatangi ruang mimpinya.

Sementara di tempat lain yang tak lebih baik, seorang nenek tua berbahagia dengan daging kepiting yang manis dengan bumbu yang sangat lezat bersama Jona. Malam ini mereka memakan hidangan 'surga'.

Senyum Mbah, membuat keresahan Jona sedikit luntur dan dia bersyukur masih ada kebahagiaan di sudut bumi ini untuk seorang gadis yang tak memiliki asal-usul yang jelas.

Terpopuler

Comments

fanthaliyya

fanthaliyya

suka ceritanya

2021-06-29

1

Yustina Rini

Yustina Rini

nyadar Jona..kami.seusia anaknya kekasihmu

2021-06-24

1

Astina Sutami

Astina Sutami

nyimak

2021-06-01

1

lihat semua
Episodes
1 Dream
2 Encounter
3 Sign
4 Heart Notes
5 Angers
6 Hatred
7 Affection
8 Heart Notes
9 Jealousy
10 Insistance
11 Nightmare
12 Heart Notes
13 Surprise!
14 Question
15 Empathy
16 Justice
17 Heart Notes
18 Lover
19 Sympathy
20 Sacrifice
21 Heart Notes
22 Rivalry
23 Broken Heart
24 Morality
25 The Ring
26 The Test
27 Envious
28 Emera's
29 BFF
30 Asshole
31 Virgin
32 Farewell
33 Excuse me,
34 Design
35 Deathly Longing
36 Visit
37 Emotion
38 Unified
39 Delay
40 Liverpool
41 Stamford Bridge
42 Reunite (SEASON-02)
43 Imperfect
44 Paes
45 Gimme More
46 YOU
47 Kitchen
48 Step-dauhgter
49 Step Mother
50 I hate you!
51 Pregnancy
52 Time Zone
53 Charisma
54 Neighbourhood
55 Cold Water
56 Ten Things
57 The Date
58 The Photograph
59 Self Esteem
60 Jasmine
61 Spirit Furnace
62 Lost in Both Sides
63 Promise
64 Home
65 Let Me Love You
66 I am Worthy
67 Strength
68 Acceptance
69 Funeral
70 Memories
71 Our Lives
72 Customers
73 Book Value
74 Find The Key
75 Room Server
76 Salam
77 Dicsount
78 Be Patient
79 Wounds (Jordy)
80 Breastfeeding
81 Son
82 Scream
83 Stressed Out
84 Confession
85 Lesson
86 A Tale
87 Fever
88 Humble
89 Plastic Girls
90 BITCH
91 Pinch
92 Boys
93 Smoke
94 Movie
95 Do it, Ralph
96 Take Off
97 Spill The Tea
98 Description
99 Rainbow
100 Witness
101 Meet-ball (Meeting and Meat Balls) SEASON-03
102 Briefing
103 Salary
104 Arrange
105 Proud
106 Afternoon
107 Pincang
108 Profit
109 Orientation
110 Mompreneur
111 Pain
112 Equivalent
113 Learn
114 Status Cantik
115 CTA
116 Hate Comments
117 Crocodile
118 Demand
119 Prayers
120 Kiss on Taxi
121 Smells Like
122 to avoid
123 pillow talk
124 Skin to skin
125 Harmony of Life
126 Beliebers
127 Grass
128 Diversity
129 Coffee Latte
130 Production
131 Sunflowers
132 Twenty
133 God Bless You
134 Early Morning
135 Hobby
136 Fasting
137 Starving
138 Compliments
139 Mother in Law
140 Fire in the afternoon
141 How Brave
142 Excitement
143 Does True Love Really Exsist?
144 Rizky Diaz
145 Boy's Secret
146 Style
147 Sofa
148 Cocroach
149 Coming Home
150 Purpose
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Dream
2
Encounter
3
Sign
4
Heart Notes
5
Angers
6
Hatred
7
Affection
8
Heart Notes
9
Jealousy
10
Insistance
11
Nightmare
12
Heart Notes
13
Surprise!
14
Question
15
Empathy
16
Justice
17
Heart Notes
18
Lover
19
Sympathy
20
Sacrifice
21
Heart Notes
22
Rivalry
23
Broken Heart
24
Morality
25
The Ring
26
The Test
27
Envious
28
Emera's
29
BFF
30
Asshole
31
Virgin
32
Farewell
33
Excuse me,
34
Design
35
Deathly Longing
36
Visit
37
Emotion
38
Unified
39
Delay
40
Liverpool
41
Stamford Bridge
42
Reunite (SEASON-02)
43
Imperfect
44
Paes
45
Gimme More
46
YOU
47
Kitchen
48
Step-dauhgter
49
Step Mother
50
I hate you!
51
Pregnancy
52
Time Zone
53
Charisma
54
Neighbourhood
55
Cold Water
56
Ten Things
57
The Date
58
The Photograph
59
Self Esteem
60
Jasmine
61
Spirit Furnace
62
Lost in Both Sides
63
Promise
64
Home
65
Let Me Love You
66
I am Worthy
67
Strength
68
Acceptance
69
Funeral
70
Memories
71
Our Lives
72
Customers
73
Book Value
74
Find The Key
75
Room Server
76
Salam
77
Dicsount
78
Be Patient
79
Wounds (Jordy)
80
Breastfeeding
81
Son
82
Scream
83
Stressed Out
84
Confession
85
Lesson
86
A Tale
87
Fever
88
Humble
89
Plastic Girls
90
BITCH
91
Pinch
92
Boys
93
Smoke
94
Movie
95
Do it, Ralph
96
Take Off
97
Spill The Tea
98
Description
99
Rainbow
100
Witness
101
Meet-ball (Meeting and Meat Balls) SEASON-03
102
Briefing
103
Salary
104
Arrange
105
Proud
106
Afternoon
107
Pincang
108
Profit
109
Orientation
110
Mompreneur
111
Pain
112
Equivalent
113
Learn
114
Status Cantik
115
CTA
116
Hate Comments
117
Crocodile
118
Demand
119
Prayers
120
Kiss on Taxi
121
Smells Like
122
to avoid
123
pillow talk
124
Skin to skin
125
Harmony of Life
126
Beliebers
127
Grass
128
Diversity
129
Coffee Latte
130
Production
131
Sunflowers
132
Twenty
133
God Bless You
134
Early Morning
135
Hobby
136
Fasting
137
Starving
138
Compliments
139
Mother in Law
140
Fire in the afternoon
141
How Brave
142
Excitement
143
Does True Love Really Exsist?
144
Rizky Diaz
145
Boy's Secret
146
Style
147
Sofa
148
Cocroach
149
Coming Home
150
Purpose

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!