Setiap hari Sindy selalu kesulitan mendapatkan customer, sampai-sampai ia mengeluh karena customer.
Sindy : " Coba deh sekali-sekali, tempatnya di rolling dengan Tisa, biar aku bisa merasakan gimana sih rasanya mencapai target".
Tetapi percuma saja Sindy berkeinginan seperti itu, karena Sindy memang sudah di tetap kan di mercant yang tidak ramai pengunjung.
Hari-hari Sindy menyedihkan, membosankan selama bekerja sebagai marketing.
Tidak terasa sindy sudah melewatinya selama 1 bulan dan waktu nya untuk gajian.
Sindy : " Yes. Akhirnya gajian juga, kalau dihari gajian aja aku semangat kerja nya, he..he. Tetapi bukan cuma aku yang merasakan hal ini, semua orang juga begitu".
Sindy mendatangi Tisa, lalu berkata " Tisa hari ini kan sudah gajian nanti temankan aku ke dealer untuk membayar cicilan sepeda motor yang ku kredit bulan lalu".
" Baik lah Sindy". Ucap Tisa.
Dalam waktu seminggu, jadwal kerja Sindy dan Tisa selalu sama. Jadi Sindy tidak merepotkan orang lain untuk mengantarnya pulang. Tetapi ketika jadwal kerja Sindy dan Tisa berbeda, Sindy selalu bingung mau pulang dengan siapa nanti nya. Tetapi Sindy sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya yang rumit untuk menarik perhatian pengunjung.
" Santai Sin, di dunia ini masih banyak orang yang tidak bekerja, menjadi pengangguran. Jika itu terjadi kepadaku bagaimana nasib si putih manja". Ucap Sindy
" Sindy jangan suka mengeluh dong, belajarlah untuk mencintai pekerjaan ini. Kalau kamu sudah bisa mencintai pekerjaan ini, aku yakin deh kamu akan lebih mudah mencapai target perharinya" Ucap Tisa
" Kamu benar Tis, mungkin karena kebanyakan ngeluh, aku juga pengennya punya pekerjaan yang cuma duduk, nulis dengan sebuah pulpen saja". Sindy
" Jangan ngeyel deh, ngak ada kerja yang enak Sindy". Ucap Tisa.
" Haa... Haa.. Nanti aku yang buat sendiri". Sindy tertawa kepada Tisa.
" Iya terserah kamu Sindy ". Tisa menjawab
" Haa.. Haa.. Haa" Sindy tertawa seolah-olah itu lucu baginya.
" Ya sudah lupakan saja, sekarang kita ke dealer yuk! Aku mau bayar cicilan ni". Sindy
"Oke". Tisa
Waktu Sindy bekerja sebagai marketing, Sindy tidak menyukai pria manapun. Karena Sindy berprinsip ingin langsung nikah saja kalau ada yang cocok.
Tiba-tiba ada seorang pria yang menyukai Sindy, tetapi Sindy menganggap itu Lelucon. Dan saat itu Sindy memang tidak mau lagi pacaran. Pria itu merupakan sepupu dari teman waktu ia sekolah, karena waktu sekolah Sindy selalu pergi dengan teman sekolah nya itu yang bernama Bela. Sepupu Bela bernama Zain yang ternyata, setelah pertemuannya pertama kali di acara penikahan Bela. Zain rupanya mengagumi sosok Sindy.
" Bel siapa wanita mungil itu? ". Tanya Zain kepada Bela
" Yang mana ? ". Jawab Bela.
" Itu yang duduk dibelakang ". Zain.
" Oh itu teman sekolah ku. Kenapa kamu suka? ". Tanya Bela.
" Ah tidak, cuma penasaran saja". Zain tidak mengakui perasaannya kepada Bela.
"Oh begitu". Bela.
" Hm.. Kapan-kapan boleh dong kenalkan aku dengannya Bela". Ucap Zain
" Oke deh, tapi kalau dia mau Haa... Haa.. ". Bela
" Jangan begitu dong kamu". Zain
" Iya iya, tapi aku serius dia itu ngak mau pacaran". Bela
" Memang nya kenapa? Lagian aku kan cuma mau kenalan". Zain
" Ah ujung-ujungnya ngajak pacaran kan". Bela
" Belum di coba belum tau Bela ". Zain
Keesokan harinya Bela bercerita kepada Sindy bahwa sepupunya ingin berkenalan dengannya. Tetapi Sindy ragu akan hal itu.
" Kok mau kenalan denganku. Emang dia sudah pernah melihat ku? ". Sindy bertanya.
" Sudah, waktu kamu datang acara pernikahanku". Bela
" Dia bilang apa? ".Sindy
" Dia minta dikenal kan dengan kamu Sindy , kamu mau tidak ? ". Bela
" Ya kalau cuma kenalan sebagai teman, aku sih ngak masalah". Sindy
" Ya dia bilang nya begitu, selebih nya aku ngak tau". Bela
Sindy tidak mengetahui maksud Zain sepupu Bela yang sebenarnya memang ingin dekat dengannya melebihi seorang teman melainkan untuk menjadi pacar nya.
Beberapa hari setelah memberitahu hal itu Sindy di ajak oleh Bela ke rumah nya dan ternyata di rumah Bela ada sepupunya yaitu Zain. Ketika Sindy sudah sampai di rumah Bela, Sindy melihat Zain duduk di kursi tamu.
" Assalamualaikum ". Sindy ketika bertamu di rumah temannya.
" Waalaikum salam Sindy " Saut keluarga besar Bela.
" Apa kabar ibu? ". Tanya Sindy kepada ibu Bela.
" Alhamdulillah ibu baik. Kemana saja kamu Sin, sudah lama tidak ke rumah". Tanya ibu kepada Sindy.
" Sindy kerja ibu, belum ada jadwal libur Jadi Sindy ngak bisa sering-sering berkunjung ke sini. Maaf ya ibu ". Jawab Sindy
" Iya ngak papa Sin, kalau tidak sibuk, sempatkan mampir ke rumah ya ". Ibu Bela.
" Iya pasti bu". Sindy
Tiba-tiba sepupunya Bela memberi kode kepada Bela yang katanya akan memperkenalkan nya kepada Sindy. Sesaat Bela langsung berbicara.
" Hm... Sin. Ini sepupuku namanya Zain. Yang aku ceritakan kemarin". Bela
" Oh ini ya yang namanya Zain?. Salam kenal Zain, aku Sindy ". Ucap Sindy
" Salam kenal Sindy. Senang bisa berkenalan denganmu". Zain
" Iya terimakasih Zain ". Sindy
" Kalian lanjut ya ngobrolnya aku mau buat minum dulu, kalian pasti haus kan? Jangan pada tegang kalian haahaa". Bela tertawa.
" Ah kamu bel, ngak usah repot-repot". Ucap Sindy
" Biar kan saja Sin, kita kan tamunya Bela, dia wajib buatin kita segelas teh ". Ucap Zain sambil bercanda.
" Iya iya ". Ucap Bela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments