Sindy wanita berkulit putih memiliki kepribadian sangat lugu, pemalu, ramah dan murah senyum. Sindy berasal keluarga sederhana. Sindy bekerja sebagai admin di perusahaan yang baru saja louncing yang bergerak di bidang jasa antar jemput barang.
Saat itu yang bekerja di Perusahaan tersebut hanyalah Sindy sendiri. Setiap hari Sindy menghabiskan waktu sendiri dan hanya menghabiskan waktu di tempat kerjanya di ruangan sempit dan dipenuhi lemari berkas-berkas data kantor.
Sebelum Sindy mendapat pekerjaan tersebut, Sindy si gadis pemalu itu sempat bekerja sebagai marketing dengan menawarkan jasa dan mengarahkan masyarakat untuk menggunakan aplikasi perbelanjaan atau belanja secara sistem online.
Namun pada saat itu, Sindy sangat kesulitan untuk mendapat kan customer untuk bisa melakukan apa yang Sindy harapkan.
Awalnya Sindy berpikir untuk tetap menjalani pekerjaan marketing ini dengan senang hati dan mencoba untuk melakukan pekerjaan nya dengan ikhlas.
Hari demi hari telah Sindy lewati, namun pengorbanan yang Sindy lakukan untuk mencari customer yang bersedia dengan ikhlas mendengarkan permohonannya untuk mendowload aplikasi belanja online tersebut tidak selalu mencukupi target.
Sehingga rasa putus asa pun mulai terbayang-bayang dipikiran Sindy. Tetapi Sindy tetap berusaha menjalani dengan sepenuh hati, karena beban yang harus ia tanggung. Ia harus membayar cicilan sepeda motor yang ia beli secara kredit pada awal ia mendapatkan pekerjaan.
Sungguh nekat Sindy saat itu, karena belum sebulan Sindy bekerja, Sudah berani kredit sepeda motor untuk digunakan pergi bekerja.
Kakak pertama nya lah yang membuat Sindy mengambil keputusan untuk kredit sepeda motor. Kakak Sindy berkata, " Tunggu apa lagi? Segera kamu kredit sepeda motor, supaya nanti kamu pergi kerja tidak bergantung Kerala orang lain". Ucap kakak Sindy.
Sindy berpikir sejenak. Dalam hati berkata " Apakah mungkin? Apakah aku sanggup untuk melunasi pembayaran kredit nanti nya. Sindy merase ragu. Disisi lain, yang dikatakan kakak pertamanya itu ada benarnya juga. Semata-mata untuk kebaikan adiknya.
Beberapa Hari kemudian Sindy berkata Kepada kakak pertamanya, " Baiklah kak, aku siap untuk kredit sepeda motor, tolong kakak lihat kondisi motor nya, baik dari kondisi meeting dan sebagai nya". Ucap Sindy.
Sindy dan kakaknya hanya mengusahakan kredit sepeda motor seken. Bukan sepeda motor baru. Sindy dan kakaknya sadar mereka hanya mampu membayar dengan Uang seadanya untuk DP sepeda motor.
Kakaknya sudah pergi ke dealer untuk melihat sepeda motor, yang mana kiranya cocok untuk digunakan adiknya dan sambil mengecek kondisi mesinnya.
Setelah di lihat kondisi nya, kakak Sindy pulang lagi kerumah untuk menyampaikan informasi mengenai sepeda motor tersebut.
Beberapa Hari kemudian tim survei tersebut, mencoba menghubungi dan melihat kondisi finansial dari keluarga Sindy. Waktu pengisian formulir pembelian, kakak Sindy mencamtumkan nomor telpon orang tua nya dan yang dicantumkan adalah nomor telpon ayah nya. Sindy berkata " Kenapa harus nomor ayah nya sih?.
Sedangkan ayah Sindy tidak mengetahui hal tersebut. Ketika Tim survei menghubungi nomor telpon ayah nya, sang ayah mulai meninggikan share karena mereka tidak memberitahu nya terlebih dahulu kalau ingin kredit sepeda motor.
Ayah Sindy berkata, " Memang nya kamu sanggup membayar cicilan setiap bulannya? Kerja baru beberapa hari sudah mau kredit barang".
Sindy pun menjawab " Iya ayah, insyaAllah Sindy siap, ayah tenang saja, Sindy tidak Akan merepotkan ayah".
Ayah " Oke jika kamu sanggup melunasinya ayah akan bantu untuk DP nya, sisanya kamu yang mengusahakan sendiri".
Sindy " Baiklah ayah, terimakasih karena bersedia membantu membayar uang mukanya".
Keesokan hari nya, tiba-tiba Tim survei menemui ayah Sindy yang sedang bekerja. Beberapa pertanyaan diajukan oleh Tim survei. Setelah selesai tanya jawab itu, Tim survei lanjut menemui orang rumah yaitu Sindy yang tercantum namanya di formulir dan ibunya sebagai pendamping nya.
Sesi tanya jawab pun dimulai kala itu, mulai dari pekerjaan Sindy sebagai apa? Gaji yang Sindy peroleh berapa ? Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Setelah selesai mewawancarai Sindy dan keluarga, Tim survei pamit pulang dan mengatakan " Berkas ini akan kami serahkan ke dealer nya terlebih dahulu. Jika nantinya disetujui untuk pengambilan kredit nya maka pihak kami akan menghubungi ayah Sindy dan keluarga.
Sindy menjawab " Baik pak, terimakasih pak".
Tim survei " Sama-sama bu, kami pamit pulang bu".
Sindy "iya pak". Sambil tersenyum.
Sindy berharap ajuannya segera disetujui, karena tidak mau merepotkan temannya yang selalu berangkat kerja bersama sedangkan jadwal shift yang berbeda dan selalu meminta atasan untuk disamakan jadwal kerjanya dengan temannya.
Teman Sindy selalu berkata " Aku tidak keberatan Sindy, jika kamu berangkat kerja bersama dengan ku, aku sangat senang".
Sindy " Iya, cuma aku merasa kurang enak jika setiap hari merepotkan mu".
Teman Sindy " Tidak masalah, santai aja".
Sindy " Kita kan tidak selalu punya jadwal kerja yang sama".
Teman Sindy " Iya sih ".
***
Setelah beberapa Hari menunggu keputusan dari dealer motor tersebut, akhirnya ayah Sindy mendapat telpon dari pihak dealer, untuk menandatangani berkas-berkas nya.
Ayah Sindy yang masih bekerja pun segera bersiap pulang untuk men jemput Sindy untuk pergi ke dealer motor tersebut. Sindy kaget dengan tiba-tiba ayah nya sampai di rumah dan berkata " Ayo siap-siap Sindy! Kita ke dealer sekarang, karena mereka sudah menelpon ayah agar menemui mereka untuk menandatangani persetujuan itu".
Dengan sangat semangat Sindy bersiap untuk pergi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Anshan Ziaa🥀
smngat Thor udh mampir ya si buruk rupa pengubah takdir
2022-03-20
1