Tiba Di Pesantren

Seluruh keluarga ikut mengantar Zayn ke Pesantren.

Setelah menempuh perjalanan lebih dari 8 jam, Akhirnya Mereka sampai di kota yang di juluki Kota Beriman tersebut.

Zayn masih melamun menatap ke luar jendela mobil saat mobil telah berhenti di pelataran Pesantren.

Zayd menggengam tangan sang Kakak hingga membuyarkan lamunannya.

Zayn menoleh ke arah Zayd dan melihat sang Adik menganggukkan kepalanya memberinya isyarat jika Mereka telah sampai.

Kemudian Zayn melihat Papa dan Mama nya yang telah turun dari mobil.

"Kita turun," ucap Zayd dengan lembut.

Dengan menghelai nafas panjang Zayn turun dari mobilnya.

Ia menginjakkan kakinya di kota kecil tersebut.

Zayn melihat di sekitar Pesantren yang suasana pedesaannya masih

terlihat asli, Jauh dari bisingnya kendaraan dan polusi.

"Zayn..." ucap Faraz meraih tangan sang putra.

Zayn tersentak dari lamunannya.

Kemudian Zayn kembali mengamati bangunan gedung Pesantren.

Ia melihat ada bangunan dua lantai di belakang dan satu lantai membentuk L di kanan kiri Masjid.

"Kita daftar dulu, Lihat-lihat nya nanti," ucap Faraz yang terus menggandeng tangan Putranya menuju ruang pendaftaran.

Di ikuti Oleh Alia, Zia dan Zayd di belakang Mereka.

•••

Setelah pendaftaran selesai, Seorang pengurus datang menyambut untuk mengantar Mereka menemui Pak Kiai.

Rumah Pak Kiai yang letaknya di samping asrama putri, Membuat Mereka harus melewati asrama putri dan membuat para santriwati berbondong-bondong keluar melihat ketampanan si kembar yang begitu bening dan mempesona.

Jeritan gemuruh para santriwati tidak membuat Zayn tertarik melihat Mereka, Karena hatinya sedang benar-benar kesal karena harus menjalani masa remajanya di penjara suci tersebut.

Sesampainya di rumah Pak Kiai, Seluruh keluarga Faraz menjabat tangan Pak Kiai dan Bu Nyai yang menyambut kedatangan Mereka dengan senyum ramahnya.

"Silahkan duduk." ucap Pak Kiai.

"Terimakasih Pak Kiai." saut Faraz yang menyuruh istri dan Anak-anaknya duduk.

"Mana yang mau mondok?" tanya Pak Kiai melihat Faraz membawa tiga orang anak.

"Yang ini Pak Kiai, Zayn," ucap Faraz merangkul pundak Zayn yang memang duduk di dekatnya.

Pak Kiai menatap Zayn yang terlihat begitu gusar dan terus memalingkan pandangannya kesana kemari.

"Zayn." lirih Alia mengisyaratkan putranya agar menatap Pak Kiai.

Zayn pun menurut dan menganggukkan kepalanya dengan senyum tipisnya.

"Begini Pak Kiai, Putra saya ini masih sangat perlu bimbingan tentang akhlak dan agama, Jadi Saya harap Pak Kiai dan pengurus pesantren ini bisa bersabar membimbing putra Saya agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi."

"Insya Allah, Tapi dengan syarat."

"Syaratnya apa Pak Kiai?"

"Saat putra Anda berada di pondok pesantren, Kami harap Anda tidak mencampuri peraturan pesantren, Izinkan Kami mendidik putra Anda dengan cara Kami dan jangan salahkan Kami apalagi menuntut pondok pesantren saat Kami memberinya hukuman karena ketidak patuhannya."

Zayn semakin ingin memberontak mendengar apa yang Pak Kiai katakan, Sedangkan Faraz terdiam menatap Alia dan Putranya.

"E... Hukumannya masih batas wajar kan Pak Kiai?" tanya Alia khawatir.

"Tenang saja, Kami hanya memberi hukuman untuk membuatnya jera dan tidak akan membahayakan nyawanya," ucap Pak Kiai terseyum.

"Lakukan saja yang menurut Pak Kiai baik," ucap Faraz.

Setelah berbincang-bincang cukup jauh tentang kenakalan putranya dan beramah tamah dengan Bu Nyai, Faraz meminta izin untuk pulang.

Namun sebelum itu Faraz ingin melihat asrama yang akan di tinggali oleh putranya.

Pengurus pun mengantar Zayn ke asrama dan di ikuti oleh sang Papa beserta saudara kembarnya. Sedangkan Alia dan Zia menunggu di depan kelas karena wanita tidak boleh mengambah kawasan santri putra.

Faraz melihat satu kamar yang di isi enam ranjang kayu susun yang artinya mengharuskan para santri tidur di atas dan bawah ranjang tersebut.

Hal ini sangat jauh berbeda dari ranjang besar yang biasa Zayn gunakan di rumahnya hingga membuat Zayn melangkah mundur membayangkan betapa sumpek dan panasya tidur di ranjang sempit dengan banyak orang di dalamnya.

"Zayn," ucap Faraz yang kakinya ke injak sang putra.

"Pa... Zayn tidak bisa tidur di tempat seperti ini, Zayn mohon batalkan saja, Papa bisa hukum Zayn dengan cara lain."

"Tidak bisa Zayn, keputusan Papa sudah bulat, Lagi pula ini cukup nyaman, Pesantren lain malah ada yang tidur hanya beralaskan tikar."

"Tapi Pa..."

"Papa mohon Zayn nurut sama Papa."

Zayn terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Sekarang temui Mama mu sebelum Kami pulang."

Dengan tidak membantah lagi, Zayn mengikuti Papanya untuk melepas kepergian seluruh keluarganya.

Alia memeluk erat Zayn dan tak kuasa menahan air matanya.

"Belajar yang bener ya Sayang, Biar Kita bisa kumpul lagi." tangis Alia.

Zayn mengangguk pelan dan terus mengusap-usap punggung mamanya, Kemudian memeluk Zia dan memeluk Zayd dengan erat.

"Kabari Aku jika membutuhkan bantuan ku," bisik Zayd.

Zayn terseyum tipis dan menepuk-nepuk punggung saudara kembarnya tersebut, Kemudian memeluk Papanya.

"Kami pulang dulu Zayn, Percayalah Papa melakukan ini demi kebaikanmu."

Zayn terseyum getir dan mengurai pelukannya.

"Kami semua menyayangimu," ucap Faraz yang kemudian menyuruh Keluarganya masuk ke mobil.

Zayn pun hanya bisa melihat kepergian seluruh keluarganya meninggalkannya sendiri di kota kecil tersebut.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

anita

anita

ingat prtma mondokne si sulung,malah gk bs senyum sm skali andai gk malu mungkin dah meraung2 nangis,tp sy sndri yg akhirnya nyerah

2024-03-23

0

kang baca novel

kang baca novel

sakit dong 😓

2022-10-10

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

sebelum nya saya baca 'mengejar cinta duda teman papa' jadi penasaran mencari sekuel nya dari awal...ketemu..setelah baca bab awal ckp menarik dicoba lanjut, kayak nya lucu dan seru isi cerita nya..sengaja cari.cari novel yg tema nya ada ustad nya...pas lg puasa nyawalan insyaAlloh skrg..
😇😇🙂🙂🥰🥰

2022-05-07

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Tiba Di Pesantren
3 Hari Pertama Di Pesantren
4 Tes Baca Al-Qur'an
5 Terus Berulah
6 Kemarahan Pak Kiai
7 Jatuh Cinta Pandangan Pertama
8 Meminta Ampun
9 Membuat Pak Kiai Tercengang
10 Kasmaran
11 Gercep
12 Pesona Zayn
13 Gombalan Tajwid
14 Ke-Gep
15 Aksi Cepat Zayn
16 Naleni
17 Bersaing Cinta Dengan Ustadz
18 Di Sepertiga Malam
19 Do'a Meminta Jodoh
20 Persaingan Cinta
21 Persaingan Sengit
22 Menyatakan Cinta
23 Kegalauan Hati
24 Kerinduan Ning Faza
25 Kembali Tersenyum
26 Keyakinan Zayn
27 Otw Ziarah Wali Songo
28 Tiga Makam Wali
29 Uhibuk Fi Salati
30 Wisata Religi 4 Wali
31 Uhibuki
32 Cemburu
33 Terciduk
34 Sidang
35 Do'a Jatuh Cinta
36 Menunggu Keputusan
37 Keputusan Untuk Zayn
38 Kepergian Zayn
39 Pentingnya Rasa Malu
40 Muhasabah Diri
41 Menjalani Ujian
42 Kesedihan Zayn.
43 Keikhlasan Hati
44 Ikhlas Melepaskan
45 Kembali Ke Pesantren
46 Berbalas Gombalan Tajwid
47 Khutbah Jum'at
48 Gadis Bar-bar
49 Lamaran
50 Konflik
51 Mengejutkan
52 Anta Tanii Al-katiiira Bilnisbati Liii
53 Mencari Bukti
54 Pertemuan
55 Hati Yang Terusik
56 Fakta Carissa
57 Apakah Ada Rasa?
58 Kembali Bersama
59 Menuju Hari H
60 Qabultu
61 Kecupan Pertama
62 Malam Pertama
63 Mendebarkan
64 Menuju Puncak
65 Terusik
66 Resepsi
67 Cemburu
68 Mandi Bersama
69 Catatan Author
70 Mempertimbangkan
71 Pertengkaran
72 Lamaran
73 Teka-teki
74 Flashback Devita
75 Persiapan
76 Undangan
77 SAH
78 Do'a Malam Pertama
79 Mandi Wajib
80 Last Bab
81 Extra Bab
82 Extra Bab (Minta Jatah)
83 HIJRAHNYA BUNGA DESA
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Tiba Di Pesantren
3
Hari Pertama Di Pesantren
4
Tes Baca Al-Qur'an
5
Terus Berulah
6
Kemarahan Pak Kiai
7
Jatuh Cinta Pandangan Pertama
8
Meminta Ampun
9
Membuat Pak Kiai Tercengang
10
Kasmaran
11
Gercep
12
Pesona Zayn
13
Gombalan Tajwid
14
Ke-Gep
15
Aksi Cepat Zayn
16
Naleni
17
Bersaing Cinta Dengan Ustadz
18
Di Sepertiga Malam
19
Do'a Meminta Jodoh
20
Persaingan Cinta
21
Persaingan Sengit
22
Menyatakan Cinta
23
Kegalauan Hati
24
Kerinduan Ning Faza
25
Kembali Tersenyum
26
Keyakinan Zayn
27
Otw Ziarah Wali Songo
28
Tiga Makam Wali
29
Uhibuk Fi Salati
30
Wisata Religi 4 Wali
31
Uhibuki
32
Cemburu
33
Terciduk
34
Sidang
35
Do'a Jatuh Cinta
36
Menunggu Keputusan
37
Keputusan Untuk Zayn
38
Kepergian Zayn
39
Pentingnya Rasa Malu
40
Muhasabah Diri
41
Menjalani Ujian
42
Kesedihan Zayn.
43
Keikhlasan Hati
44
Ikhlas Melepaskan
45
Kembali Ke Pesantren
46
Berbalas Gombalan Tajwid
47
Khutbah Jum'at
48
Gadis Bar-bar
49
Lamaran
50
Konflik
51
Mengejutkan
52
Anta Tanii Al-katiiira Bilnisbati Liii
53
Mencari Bukti
54
Pertemuan
55
Hati Yang Terusik
56
Fakta Carissa
57
Apakah Ada Rasa?
58
Kembali Bersama
59
Menuju Hari H
60
Qabultu
61
Kecupan Pertama
62
Malam Pertama
63
Mendebarkan
64
Menuju Puncak
65
Terusik
66
Resepsi
67
Cemburu
68
Mandi Bersama
69
Catatan Author
70
Mempertimbangkan
71
Pertengkaran
72
Lamaran
73
Teka-teki
74
Flashback Devita
75
Persiapan
76
Undangan
77
SAH
78
Do'a Malam Pertama
79
Mandi Wajib
80
Last Bab
81
Extra Bab
82
Extra Bab (Minta Jatah)
83
HIJRAHNYA BUNGA DESA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!