Jingga disekolah dia hidup seperti orang normal lainnya hanya satu hal yang berbeda dia jarang sekali berada dibawah pohon dengan teman-teman sekelasnya dia sering menjauh dari pohon besar itu, dalam hati jingga ingin dia hidup normal seperti orang lain, tapi mau tidak mau harys jingga jalani kalau saja boleh memilih dilahirkan dikalangan konglomerat tanpa mata batin itu lebih baik dari pada keturunan darah biru tapi slalu menderita.
Sejak kecil dia sering dihina orang pembohong karna setiap dia takut dengan adanya penampakan dan apa yang dia lihat tidak bisa dilihat orang lain mau tidak mau dia belajar menerima kenyataan, dengan hanya diam setiap melihat apapun dari dunia lain dan berusaha seperti bocah normal lainnya.
Disekolah jingga anak yang biasa saja tapi dia juga ada beberapa orang yang mengaguminya bahkan jingga tumbuh seperti anak lainnya dia diam-diam menaruh hati dengan teman sekelasnya dan temannya juga diam-diam suka padanya dari cara dia menunggu jingga piket kelas membantu piket walau bukan piketnya.
"jingga ikut saya sebentar ada hal yang ingin saya obrolkan sama kamu, mau ngak??" kata ketua kelas. Namanya sebut bian
"ya.. Apa perlu bantuan, Kemana??"tanya jingga, karna ketua kelas bian laki-laki dan jarang minta bantuan orang lain jangankan bantuan dari teman perempuan, teman laki-laki saja saja jarang dimintain bantuan.
" rapat pleno, haha.... "ujar bian bercanda
" aku ikut!! "teriak ifa teman sekelasnya
" eitt jangan ngak boleh ini buat orang-orang khusus, mau bahas sesuatu yang penting" kata bian mengulurkan tangan menahan ifa dan melarangnya ikut "tunggu disini bentar yaa.. Aku pinjem jingga"ujar bian jinggapun tersenyum melihat tingkah kedua temannya.
" kemana bi?? "tanya jingga
" tuh didepan mreka sudah nunggu di bawah pohon hehe.... "kata bian
" emang mau ada acara ya pakai rapat segala?? "tanya jingga" atau mau jalan-jalan sama-sama gitu?? "
" udah ntar tau sendiri hahaha... "bian menunjuk beberapa teman sekelas mereka, setelah itu disana ada yusro, robin dan bogeng dia ahli fisika nama panggilanya mereka sekelas.
" sebenarnya ada apa sih nih?? "tanya jingga penasaran
" gini jingga kita ngomongnya gimana bareng - bareng aja ya?? "ucap robin
" halah kelamaan jingga janji ya jangan bilang siapa-siapa"kata bian
"iyaa janji ngak percaya amat, apaan sih asal kamu ngak bilang ifa, juga ngak akan bocor" ujar jingga
"pilih diantara aq robin, yusro, bogeng?? Siapa yang kamu pilih??" kata bian to the point.
"aishhh pilih gimana ni maksudnya??" tanya jingga
"kami suka sama kamu jingga tolong pilih salah satu dari kami buat jadi pacar kamu" kata yusro
"apa...??? Kalian keterlaluan dech bercandanya udah ah.. Gak enak diliatin orang aku cewek sendiri disini" kata jingga beranjak pergi
Tiba-tiba tangan jingga dipegang seseorang, dan jingga pun menoleh, ternyata robin
"jawab dulu dong jingga kami serius kami semua jatuh hati padamu, kami suka sama kamu juga siap sakit hati, siapa pun yang kamu pilih diantara kami kami akan mendukungnya" kata robin lalu melepaskan tangan jingga.
"sebelumnya saya minta maaf sama kalian saya tidak berniat menyakiti kalian, saya tidak bisa dan tidak melarang kalian jatuh cinta padaku karna smua itu diluar kendali kita, kalau bisa sanyangilah aku seperti saudara atau sebagai teman saja, maaf ya aku cuma menggangap kalian teman, karna dihatiku sudah ada orang yang aku sukai" kata jingga tersenyum sambil menangkupkan tangannya tanda minta maaf.
"apakah kamu suka sama rianto??" tanya robin
Yang lainnya langsung menatap jingga membuat jingga salah tingkah
"aku akan bilang sama rianto kalau kamu hanya menjaga hatimu untuknya" kata robin hendak pergi mungkin dari ekspresinga seperti menahan entah kecewa maupun amarah.
"jangan bin kasian jingga kita selidiki dulu siapa yang dia suka kasian klo jingga juga bertepuk sebelah tangan seperti kita" kata bogeng yang dari tadi hanya diam
"terima kasih geng sementara saya mau konsentrasi kelulusan dulu nanti setelah beranjak smk saja mungkin saya akan memikirkan hal lainnya" kata jingga kebetulan rianto lewat dengan anang anak yang tidak disukai jingga karna resek dulu anang suka menggoda jingga juga sering bilang suka sama jingga, nembak lewat langsung maupun surat saat kelas 1 tapi hasilnya sama ditolak oleh jingga.
"rianto gimana perasaanmu dengan jingga apa kamu menyukainya kalau tidak aku akan berjuang untuknya" teriak bian rianto hanya tersenyum sangat manis melihat jingga tanpa berkedip. Anang kaget langsung melihat rianto.
"kalau kamu diam kami anggap kamu tidak suka dan kami akan berjuang untuknya" ucap bian setelah rianto dan anang dekat.
Jingga sangat kaget dengan apa yang diucapkan bian, slama tiga tahun berteman dan 1 kelas dia sangat pendiam jarang mengobrol dengan teman perempuan kecuali jingga bahkan saat kelas dua bian menyuruh adik keponakan bernama endang,dia pindahan dari jakarta baru masuk kelas 1 untuk berteman dengan jingga dan mengajak jingga pulang kerumahnya mengenalkan nya ke ortu bian dan keluarga bian yang lain termasuk tantenya bian ibu dari endang, bian anak favorit seluruh cewek dikelas banyak yang iri dengan jingga karna anak yang selalu juara 1 dekat dengan jingga bahkan eka teman sekelas jingga tergila-gila sejak kelas 1 berulang kali menyatakan cinta tapi mukanya benar-benar tebal slalu ditolak tetap saja sering teriak bilang bian aku suka padamu.
"gampang... Aku sudah jawab kan" jawab rianto tersenyum jingga pun tersenyum terpaksa mereka patah hati.
Tidak ada pilihan lagi mereka kecewa sedang rianto tersenyum sangat manis menatap jingga dan jingga pun melangkah pergi, setelah pamit ke teman-teman nya. Sangat lega...
Setelah kejadian itu jingga merasa ada yang memperhatikan dia langsung menoleh ternyata,robin dan bian diam-diam melihatnya dari kejauhan, mereka salah tingkah saat jingga menatap nya.
Jingga tersenyum melihat mereka, ternyata punya kelebihan ada manfaatnya juga, mungkin inilah yang harus dijalani dan diterima memang dia sudah tak punya pilihan, menjalani sebagai orang terpilih walaupun cobaannya melebihi orang-orang biasa tapi mau tidak mau harus menjalani, sebagai keturunan darah biru yang punya kelebihan sebagai indigo yang terkadang membuatnya tertekan karna seakan-akan mendengar semua apa yang dipikirkan orang lain, beberapa teman wanitanya yang sekelas ada yang iri karna kedekatannya walau sebagai teman laki-laki, jingga walau berhijab saat smp dia tetap terkesan tomboy. Sebagai anak indigo dia sangat peka bahkan setiap malam sering terbangun dengan tidak sengaja saat ada orang yang mau meninggal, kecurian kadang beberapa binatang seakan-akan memberi pertanda, seperti gagak, burung derEs (ini burung apa author juga kurang paham yaa..... Yang jelas kata orang-orang dahulu namanya burung derEs suaranya seperti orang yang merobek kain mori/kain kafan)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments