bekerja

Mentari pagi menyambut, Alana merasa sedikit bisa menarik napas lega. Hari ini dia bisa memulai rutinitasnya bekerja kembali bersama Gisel. Jadi dia sejenak terbebas dari kekangan Zayn.

Untung saja Zayn berbaik hati memberi izin padanya untuk kembali bekerja. Kalau tidak dia bisa gila jika terus terkurung di rumah itu.

“Baiklah, Vampir cina, aku mengizinkanmu bekerja. Tapi ingat kau harus pulang tepat waktu, memasak untukku, dan ingat jika kau kabur, aku akan menemukanmu dan akan menyeretmu untuk kembali,” ancaman Zayn masih terkenang di kepala Alana.

Uh, Pemuda itu mengerikan.

Dan apa tadi katanya, karena suka melihat Alana terus berdandan dengan bedak tebal sekarang dia memanggil Alana dengan sebutan Vampir Cina.

Tuh kan, menyebalkan sekali dia, seenaknya saja mengganti nama orang.

Alana pun telah sampai di tempatnya bekerja, sebuah salon kecantikan yang menjadi naungannya untuk mencari uang, salon milik Gisel sang sahabat.

Alana baru saja melalui pintu kaca yang terbuka otomatis.

“Alana akhirnya kau datang!” seru Gisel berdiri di depan pintu kaca menyambut Alana dengan heboh.

Sejak tadi gadis ini telah menunggu kedatangan Alana.

“Gisel!” pekik Alana saat tubuhnya tertarik oleh perempuan cantik itu.

Gisel lalu mengarahkan Alana duduk di kursi di dalam ruangannya, dia sudah tak sabar mendengar cerita pernikahan dari Alana.

“Bagaimana malam pertamamu?” sosor Gisel tak sabaran tanpa basa-basi.

Alana menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu.

Ck, ck ... Gisel selalu saja antusias jika menyangkut Zayn.

“Apa yang kau harapkan! Tidak ada apa-apa yang terjadi di antara kami,” ujar Alana tak semangat ia hanya merasakan tubuhnya sangat lelah.

“Kau belum belah duren!” sosornya lagi.

Alana menatap malas sahabatnya yang selalu memikirkan hal mesum.

“Sel, kau tahukan pernikahan ini seperti apa? Kami tidak akan melakukan itu, pernikahan kami hanya pernikahan paksa, dia tidak akan pernah berniat menyentuhku” jelas Alana santai.

“Yah ...” nada Gisel terdengar kecewa mendengar cerita Alana.

Ya ampun, Alana hidup bersama dengan Zayn yang sempurna dalam ikatan pernikahan ini kesempatan yang langkah dan harus di manfaatkan.

“Kau sangat beruntung menikah dengannya. Kenapa kau tidak menggodanya, kau berpakaian seksi di hadapannya. Dia pasti tergoda,” saran Gisel memberi ide, matanya berbinar membayangkan ketika dikepalanya mengudara adegan Alana menggoda presdir tampan itu.

Alana terkesiap mendengar saran gila Gisel menggoda pemuda jutek itu untuk tidur bersama.

Alana pun memukul bahu Gisel kuat agar perempuan itu berhenti dengan pikiran mesumnya.

"Aduh Lan," keluh Gisel mengusap bahunya.

“Menggodanya, itu memalukan. Memangnya aku perempuan apaan!” ketus Alana tak habis pikir.

“Tidak apa-apa kau menggodanya, dia kan suamimu. Awalnya memang malu-malu Lan, tapi lama kelamaan kau akan berakhir mual-mual,” balasnya santai.

Apa dia bilang? Berawal dari malu-malu menjadi mual-mual, Alana terlonjak.

Oh, astaga. Alana meraup wajahnya kasar, ya Tuhan tolong sedikit saja kurangi pikiran mesum sahabatnya ini.

“Gisel, bisa ngak sih kepalamu ini ngak mikirin hal mesum!”

Gisel hanya membalas dengan cengiran. "Namanya juga usaha Lan. Siapa tahu bisa beneran dapat hatinya."

“Hubungan kami tidak seperti itu, dia selalu menuduhku menjebaknya. Sekarang dia malah menjadikan aku pelayan di rumahnya,” kata Alana tak bersemangat.

"Pelayan di rumahnya!” seru Gisel terkejut mendengar pengakuan Alana.

“Aku lelah sekali badanku terasa remuk,” keluh Alana menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

Gisel menatap lekat Alana yang terlihat lemah dan terlihat lelah, hatinya terenyuh mendengar keluhan sahabatnya yang menjadi korban salah paham.

“Lan, kenapa kau tidak mengaku saja padanya jika kau adalah Alana adik Nara sahabatnya, dengan begitu kau akan terbebas,” usul Gisel memberi saran yang terbaik.

“Gila Sel, jika aku mengaku padanya jika aku adik kak Nara dan dia akan tahu wajahku rusak, dia akan menjadi iba dan detik ini juga dia akan menyeretku ke meja operasi. Aku tidak ingin dia membantuku lagi, aku sudah banyak berhutang budi padanya,” jelas Alana.

“Memangnya iya, dia akan membantumu? Kau sangat yakin sekali dia akan membantumu mengoperasi wajahmu,” ujar Gisel sangsi.

“Tentu saja, dia sangat menyayangiku seperti adiknya sendiri, dulu apa yang tidak bisa aku dapatkan dari kakakku maka akan aku dapatkan dari kak Vino, dia tidak pernah menolak permintaanku, dia selalu tidak tega jika aku merengek dan kesulitan,” jelas Alana mengenang kisah hidupnya bersama sahabat kakaknya itu.

“Wah dia manis sekali,” puji Gisel terharu dengan sikap penyayang Zayn yang dulu pada Alana.

Alana menarik napas berat.

“Iya, dia memang manis sekali. Tapi, sekarang sangat dingin, udah kaya es cendol,” ujar Alana tak bersemangatsekarang dia merasakan sikap dingin dan jutek seorang Zayn Arsenio, bukan lagi sikap manis sang kakak Alvino Dirga.

Entah sampai kapan rahasia ini bisa ia simpan rapat, yang jelas Zayn tidak boleh tahu siapa dia, Alana tidak ingin sikap lelaki itu berubah iba padanya jika tahu dia Alana adik kesayangannya.

“Bagaimana ada kabar tentang perempuan ular itu?” tanya Alana mengalihkan pembicaraan pada perempuan yang telah membuat semua kacau.

Wajah Gisel berubah pias. Menggeleng pelan.

“Belum Lan tak ada petunjuk sedikit pun, Daddyku pun sudah membantu untuk mencarinya,” ucapnya pelan.

Tubuh Alana merosot lemah.

“Jadi bagaimana ini? sampai kapan ini berakhir?" keluh Alana merasa putus asa.

Demi apa-pun hidup bersama dengan Zayn yang jutek bukanlah hal mudah. Uh, semakin lama tinggal bersama Zayn maka rahasianya akan kemungkinan terbongkar apalagi pemuda itu selalu mengerjainya.

Benar-benar hari yang berat. semoga saja dia mampu bertahan dengan semua sikap Zayn.

...****************...

Hai, aku kembali, maaf molor mulu ya!

Alhamdullilah kondangan udah habis. semoga bisa aktif lagi.

Like ...

Coment ...

Vote ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***