Perlawanan Kirana

“Lina!” bentak Zidan keras saat tak sengaja mendengar ucapan anak bungsunya. Kebetulan mereka sama-sama baru saja keluar dari kamar dan ucapan itu membuatnya tercengang.

Mendengar teriakan dengan mata melotot membuat Lina takut, dia segera bersembunyi dibalik tubuhnya.

“Jangan berteriak di depan mereka, Zidan,” desisnya, tak lagi memanggil pria itu dengan sebutan ‘Mas’ seperti biasanya.

Kirana segera membawa kedua anaknya ke meja makan. Di sana ada Wina yang masih menyiapkan makanan di atas meja.

“Udah, Mbak. Ayo makan,” ajaknya yang dijawab gelengan kepala.

“Ada Bu Ajeng sama Mbak Nina. Nanti mereka marah,” sahut Wina pelan.

“Biarin, duduk Mbak.” Kirana menatap wanita itu tegas.

Segera mereka berempat duduk di meja makan yang sama. Kirana mengambilkan makanan untuk kedua anaknya dan segera makan tanpa menghiraukan yang lain.

“Mbak makan. Tunggu apalagi, biarin aja mereka.” Dia kembali berbicara ketika mendengar suara tawa yang begitu keras dari ruang tamu.

Kirana hanya makan beberapa suap saja, napsu makannya hancur melihat kedatangan tamu tak diundang.

Belum sempat kedua anaknya selesai makan, Zidan dan yang lain masuk ke ruang makan.

“Ibu sama anak sama aja. Nggak punya sopan santun,” gerutu Ajeng dengan wajah kesal.

“Makan kok nggak ngajak sih! Mbak Kirana ini harusnya menghargai tamu, kami ini keluargamu lho,” sambung Nina, segera duduk di tempat Wina tadi.

“Kami akan sopan kalau tamunya juga punya sopan santun,” sahut Kirana sinis.

Tanpa peduli ucapannya, ibu dan anak tersebut duduk dan menyantap makanan yang tersedia.

Matanya melirik wanita muda yang usianya seumuran dengan Nina. Namun yang menjadi pusat perhatian adalah perutnya yang sudah membesar, terlihat seperti hamil besar.

Zidan menarik kursi untuk wanita itu duduk.

Kebetulan meja makan di rumah ini memang besar, karena memang untuk seluruh keluarga.

“Kamu mau makan apa, Dek?” tanya Zidan penuh perhatian.

Wanita itu menatap hidangan di atas meja kemudian menggeleng.

“Aku nggak mau makan ini, Mas. Nanti nggak higienis lagi,” ucapnya dengan nada manja.

“Makan aja ini dulu, nanti kalau udah pulang ke rumah aku belikan yang kamu mau,” ucap Zidan tak kalah lembut.

“Baunya aja nggak enak, aku mual, Mas.” Belum sempat Zidan menjawab, wanita itu terdengar muntah tepat di depan kedua anaknya makan.

Segera Rina bangkit dan menuju wastafel, dia memuntahkan seluruh makanannya yang sudah ditelan. Segera dia bangkit dengan kasar dan memijat tengkuk anaknya.

Setelah memuntahkan isi perutnya, dia meminta kedua anaknya masuk ke kamar lebih dulu.

Ajeng dan Nina hanya melirik singkat tanpa mau berkomentar apa pun. Mereka sepertinya sudah terbiasa melihat kelakuan wanita ini.

“Singkirkan makanan ini, Kira. Luna mual mencium baunya,” ucap Zidan tanpa rasa bersalah.

“Maklum aja, aku sedang hamil,” sahut wanita yang diketahui bernama Luna tersebut.

Mau pamer kalau kamu hamil sama suamiku? Nggak mempan, aku udah melahirkan dua anaknya.

“Kamu harus mengerti Kirana. Nggak usah marah,” timpal ibu mertua.

Bela terus.

“Kalau dia emang mual dan mau muntah, bisa ke kamar mandi. Jangan di hadapan orang makan, nggak sopan banget. Punya aturan nggak sih?” sahutnya kesal.

“Ngerti aja, dia lagi hamil. Nggak perlu marah.”

“Dia hamil, bukan penyakitan. Pastinya dia bisa ke kamar mandi dong. Orang salah dibelain, kalau bagi kalian itu wajar aku bisa maklum, karena kalian emang nggak punya otak,” sahutnya sinis.

“Kamu nggak akan tahu rasanya, Mbak. Dia hamil anak laki-laki lho.” Nina mencoba memprovokasi.

“Apa bedanya? Nggak ada bedanya, aku udah pernah ngerasain dan udah ngeluarin dua. Kamu bahkan belum tahu rasanya.”

“Kirana!” bentak Zidan marah mendengarnya menyingung tentang kondisi sang adik.

“Nggak usah marah, aku ngomong kenyataan lho,” jawabnya dengan nada menjengkelkan.

Brak!

Wanita paruh baya itu membanting sendok yang dipegang dan menatapnya marah.

“Kamu keterlaluan!”

“Aku ngomong kenyataan, Bu. Kok marah? Makanya kalau ngomong dipikir dulu, jangan asal mangap aja. Nggak semua orang bisa terima ucapan kalian.”

Tiba-tiba disela pertengkaran mereka terdengar suara isak tangis lirih. Wanita hamil itu menangis dengan air mata yang sudah banjir membasahi pipi.

“Ayo pulang aja, Mas. Sakit hatiku,” ucapnya terbata.

“Sakit mana sama hatiku? Kamu ambil suami dan ayah anak-anakku.”

“Stop, Kirana!”

“Giliran aku ngomel, kalian nyuruh aku diem. Kalau kalian caci maki aku, boleh? Hebat banget, ya.”

Nina segera menghampiri dan mendorong tubuhnya hingga dia menabrak kulkas.

“Awas kamu, Mbak. Aku bakal bales kamu!” Setelah mengatakan itu Nina segera pergi, disusul ibunya.

Dia kembali menoleh ke arah Zidan dan istri mudanya. “Ngapain masih di sini? Cepat pergi!”

Zidan membantu wanita itu bangkit dan menuntunnya keluar ruang makan. Setelahnya pria itu kembali dan mendekatinya.

“Kita belum selesai, Kira. Aku harus bicara setelah ini,” ucap Zidan dingin dan segera berlalu begitu saja.

“Aku nggak peduli sama kamu, Zidan Pranadipa!”

Setelahnya Kirana segera membereskan meja makan dibantu dengan Wina.

“Sabar ya, Bu Kira. Aku ikut sedih lihatnya, kamu nggak pantes diperlakukan kayak gini, Bu.” ucap Wina dengan suara serak.

“Begitulah orang Mbak. Semua kebaikan atau kelebihan akan kalah hanya karena satu kekurangan.”

Wina memeluk Kirana, sebagai sesama perempuan wanita yang juga pernah merasakan hal serupa itu ikut sakit hati.

“Rina dan Lina ngapain, Mbak?”

“Udah tidur, Bu.”

Setelah selesai beres-beres, dia menghampiri kamar anaknya dan melihat keduanya benar-benar sudah terlelap.

“Kamu sakiti aku bisa tahan, tapi tidak jika itu anak-anakku, Mas. Akan kulakukan apa pun untuk mereka, bahkan jika harus melawan kalian.”

To Be Continue ....

...________...

Hai kak, jangan lupa yang baca tap love dan tinggalkan komentar ya. Semakin banyak yang baca, aku bakal semakin semangat buat up bab baru 😁

Yang baru mampir, kalian boleh mampir di karyaku yang lain yang udah tamat. Siapa tau cocok di hati 🤗

Makasih, salam sayang dari aku.

Terpopuler

Comments

arniya

arniya

geregetan....

2024-10-01

0

Ran Aulia

Ran Aulia

hihhhh pengen nabok Zidan pake panci 😠😠😠😠

2024-09-26

0

Isna Vania

Isna Vania

semoga karma ada wat Zidan dan keluarga nya Thor , kasihan Kirana yg tersakiti /Grievance//Whimper/

2024-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Resepsi yang kacau
2 Hati yang kau sakiti
3 Kau datang membawa luka
4 Garangan buntung
5 Puaskan sakiti aku
6 Mertua kang drama
7 Belajar tanpamu
8 Tetanggaku bosku
9 Siapa Mama Radit?
10 Pria misterius
11 Aku bukan patung!
12 Aska Kendrick Rusady
13 Istri orang begitu menggoda
14 Perasaan tak terbendung
15 Janda bolong?
16 Percikan api
17 Cinta dan gairah
18 Mau papa baru
19 Perlawanan Kirana
20 Detektif dadakan
21 Bos memang selalu menang
22 Mendamba
23 Rasanya menyakitkan
24 Pertengkaran sengit
25 Keluarga parasit
26 Radio rusak
27 Sikap Zidan
28 Teka-teki
29 Kejutan!
30 Mulai tergantikan
31 Bercerai?
32 Puber kedua?
33 Menuntut
34 Pria idaman
35 Sepenggal luka
36 Tertipu!
37 Kecelakaan?
38 Perang dimulai
39 Rencana
40 Masa lalu Kirana
41 Mengakui
42 Calon istri?
43 Dipecat!
44 Miskin
45 Diusir
46 Menepati janji
47 Sudah tobat
48 Jeng ... Jeng
49 Kasihan deh kamu!
50 Balasan setimpal
51 Liburan
52 Ingin bercinta
53 Bercinta denganmu
54 Berakhir
55 Nyesel, kan? Rasain!
56 Jadi janda karena janda
57 Janda sehari
58 Oh ternyata
59 Satu kenyataan terungkap
60 Terbongkar
61 Berkorban
62 Rencana
63 Hamil?
64 Suami istri
65 Kenikmatan yang diteguk
66 Wanita istimewa
67 Nyonya rumah
68 Kendrick mulai ragu
69 Debat dua pria
70 Menyalakan sumbu
71 Ujian
72 Ujian
73 Calon ayah
74 Mengibarkan bendera perang
75 Menunggu sang waktu
76 Bersamamu
77 Janji
78 Mantan pemain yang manis
79 Pria asing
80 Pembenci mulai muncul
81 Berkumpul keluarga
82 Perusuh
83 Ratapan gamang
84 Rencana Rajendra
85 Ujian cinta
86 Kabar buruk!
87 Rumit
88 Jahat sekali
89 Masa lalu
90 Yang terjadi
91 Dia siapa?
92 Saling menguatkan
93 Mulai beraksi
94 Promosi
95 Sadar?
96 Perang dingin
97 Belajar menerima
98 Sadar
99 Perasaan buruk
100 Pertanda apakah ini?
101 Rahasia Kendrick
102 Kendrick selingkuh?
103 Benarkah berkhianat?
104 Penjelasan
105 Keras kepala Rajendra
106 Surat Zidan
107 Kepulangan Baby Ricky
108 Dalang
109 Sebuah rahasia
110 Aksi tiga pria
111 Fakta baru
112 Malam panas
113 Melancarkan aksi
114 Bersamamu
115 Akhirnya tahu
116 Axel Mananta Putra
117 Harus lebih licik
118 Penyatuan kerinduan
119 Di depan mata
120 Seperti keluarga
121 Kumpul-kumpul
122 Kedatangan tamu
123 Kabar buruk!
124 Hidup atau mati?
125 Jasad
126 Amarah Kirana
127 Nekad
128 Sebenarnya ....
129 Diawasi
130 Hi, Son!
131 Satu persatu
132 Welcome back
133 Pulang
134 Bahagia
135 Kejahatan tidak akan bertahan
136 Akhir dari kejahatan
137 Lunturnya ego demi kebahagiaan
138 Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139 Sabotase
140 Menangkap pengkhianat
141 Berakhirnya sebuah kejahatan
142 Bahagia
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Resepsi yang kacau
2
Hati yang kau sakiti
3
Kau datang membawa luka
4
Garangan buntung
5
Puaskan sakiti aku
6
Mertua kang drama
7
Belajar tanpamu
8
Tetanggaku bosku
9
Siapa Mama Radit?
10
Pria misterius
11
Aku bukan patung!
12
Aska Kendrick Rusady
13
Istri orang begitu menggoda
14
Perasaan tak terbendung
15
Janda bolong?
16
Percikan api
17
Cinta dan gairah
18
Mau papa baru
19
Perlawanan Kirana
20
Detektif dadakan
21
Bos memang selalu menang
22
Mendamba
23
Rasanya menyakitkan
24
Pertengkaran sengit
25
Keluarga parasit
26
Radio rusak
27
Sikap Zidan
28
Teka-teki
29
Kejutan!
30
Mulai tergantikan
31
Bercerai?
32
Puber kedua?
33
Menuntut
34
Pria idaman
35
Sepenggal luka
36
Tertipu!
37
Kecelakaan?
38
Perang dimulai
39
Rencana
40
Masa lalu Kirana
41
Mengakui
42
Calon istri?
43
Dipecat!
44
Miskin
45
Diusir
46
Menepati janji
47
Sudah tobat
48
Jeng ... Jeng
49
Kasihan deh kamu!
50
Balasan setimpal
51
Liburan
52
Ingin bercinta
53
Bercinta denganmu
54
Berakhir
55
Nyesel, kan? Rasain!
56
Jadi janda karena janda
57
Janda sehari
58
Oh ternyata
59
Satu kenyataan terungkap
60
Terbongkar
61
Berkorban
62
Rencana
63
Hamil?
64
Suami istri
65
Kenikmatan yang diteguk
66
Wanita istimewa
67
Nyonya rumah
68
Kendrick mulai ragu
69
Debat dua pria
70
Menyalakan sumbu
71
Ujian
72
Ujian
73
Calon ayah
74
Mengibarkan bendera perang
75
Menunggu sang waktu
76
Bersamamu
77
Janji
78
Mantan pemain yang manis
79
Pria asing
80
Pembenci mulai muncul
81
Berkumpul keluarga
82
Perusuh
83
Ratapan gamang
84
Rencana Rajendra
85
Ujian cinta
86
Kabar buruk!
87
Rumit
88
Jahat sekali
89
Masa lalu
90
Yang terjadi
91
Dia siapa?
92
Saling menguatkan
93
Mulai beraksi
94
Promosi
95
Sadar?
96
Perang dingin
97
Belajar menerima
98
Sadar
99
Perasaan buruk
100
Pertanda apakah ini?
101
Rahasia Kendrick
102
Kendrick selingkuh?
103
Benarkah berkhianat?
104
Penjelasan
105
Keras kepala Rajendra
106
Surat Zidan
107
Kepulangan Baby Ricky
108
Dalang
109
Sebuah rahasia
110
Aksi tiga pria
111
Fakta baru
112
Malam panas
113
Melancarkan aksi
114
Bersamamu
115
Akhirnya tahu
116
Axel Mananta Putra
117
Harus lebih licik
118
Penyatuan kerinduan
119
Di depan mata
120
Seperti keluarga
121
Kumpul-kumpul
122
Kedatangan tamu
123
Kabar buruk!
124
Hidup atau mati?
125
Jasad
126
Amarah Kirana
127
Nekad
128
Sebenarnya ....
129
Diawasi
130
Hi, Son!
131
Satu persatu
132
Welcome back
133
Pulang
134
Bahagia
135
Kejahatan tidak akan bertahan
136
Akhir dari kejahatan
137
Lunturnya ego demi kebahagiaan
138
Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139
Sabotase
140
Menangkap pengkhianat
141
Berakhirnya sebuah kejahatan
142
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!