Mau papa baru

Kendrick mengusap bibir Kirana lembut. Matanya terkunci menatap obyek yang begitu mempesona.

“Jangan terus menghindar, Kirana. Aku muak melihatmu terus bersikap dingin,” desisnya, bibirnya meniupkan udara lembut.

“Kamu boleh marah, memaki bahkan menamparku, tapi jangan menghindar dan menjauh. Aku tidak suka melihatnya.”

Kirana menatap manik hitam tersebut dalam diam. Bibirnya keluh untuk mengutarakan penolakan, sebaliknya dia merasakan nyaman dalam pelukan tangan kekar tersebut.

“Jawab Kirana!” Kendrick mengguncang bahunya lembut membuatnya tersadar seketika.

“Aku ....”

“Kamu milikku, tidak akan ada yang boleh menyakitimu. Bahkan jika itu suamimu sendiri, aku tak segan membunuhnya untukmu,” potong Kendrick dengan penuh penekanan, auranya begitu pekat dan mengintimidasi.

Rasanya Kirana ingin menangis saat ini juga.

Perasaan apa yang sedang dirasakan saat ini? Kenapa rasanya begitu tenang dan damai.

Kepalanya menunduk dan berkaca-kaca. “Ini tidak benar,” ucapnya lirih.

“Apa yang tidak benar? Suamimu bahkan menikahi wanita lain hanya demi keturunan,” desis Kendrick dingin.

Sontak saja ucapannya membuat Kirana terkejut, kepalanya mendongak menatap pria yang saat ini juga menatapnya.

Darimana dia tahu, pikirnya.

“Jangan tanya darimana aku tahu. Aku bahkan tahu semuanya,” jelasnya lagi.

“Anda lancang, Pak! Mencari tahu kehidupan karyawan bukanlah rana perusahaan.”

“Aku tidak bicara sebagai atasan, aku tidak bicara kepada bawahan. Aku bicara sebagai seorang pria.”

Kirana kembali mengatupkan bibirnya, dia ingin marah, tetapi perasaannya justru berbeda.

“Kenapa Anda lakukan ini,” lirihnya, bahunya merosot tetapi pria itu kembali merangkul pinggangnya erat.

“Aku benci melihatmu ditindas, Kirana!”

“Tapi itu bukan urusan Anda.”

“Akan menjadi urusanku karena pria itu tak pantas menjadi suamimu. Dia pria pengecut.”

“Tapi dia suamiku. Ayah dari anak-anakku.” Lemah, Kirana mengatakannya dengan begitu frustrasi.

Masihkah Zidan pantas disebut suami di saat pria itu lebih memilih orang lain?

“Aku siap menggantikan pria itu!”

Jantung Kirana langsung berpacu lebih keras. Matanya membulat sempurna, terkejut dengan ucapan pria di hadapannya ini.

“Anda gila!” Kirana segera memaksakan diri lepas dari pelukan Kendrick, setelah itu dia keluar dengan perasaan campur aduk.

“Dan kamu yang membuatku gila,” desis Kendrick, menatap pintu yang ditutup dengan kasar.

Pria itu menarik rambutnya dengan kasar. Dia lepas kendali. Marah karena di saat seperti ini Kirana masih saja membela suaminya.

Kirana tak kembali ke meja kerja, dia masuk ke toilet yang ada di dekat pantry. Menyalakan keran air dan menangis di dalam sana.

Tidak, ini salah, ini tidak benar. Dia terus menyangkal perasaannya.

Hampir dua puluh menit dia menenangkan diri di sana, setelah itu mencuci wajah dan kembali ke meja kerjanya.

...✿✿✿...

Sore harinya Kirana pulang tanpa pemberitahuan. Dia tidak ingin berhadapan dengan atasannya, tidak kali ini.

Sesampainya di rumah, dia disambut dengan Zidan dan keluarganya. Ada ibu, adik dan satu wanita lain yang tak diketahui.

Dia melewatinya begitu saja tanpa menyapa. Suasana hatinya sedang buruk dan diam adalah caranya menghindari pertengkaran.

“Kirana!” bentak Zidan keras, diacuhkan begitu saja.

“Dasar nggak sopan. Ada mertua datang bukannya disambut malah nyelonong gitu aja. Emang istrimu itu nggak baik,” omel ibu mertua, semakin menyulut suasana.

“Mbak Kirana kok gitu sih, nggak sopan banget,” seru Nina.

Kirana tidak peduli, dia masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di sofa. Matanya terpejam, bayangan pria itu membuatnya membuka mata lagi.

Pria itu benar-benar mengganggu dan memenuhi isi kepalanya.

Sentuhan dan ciuman pria itu begitu lembut dan membuatnya tanpa sadar kembali memegang bibirnya.

“Ini nggak bener, jangan merusak pernikahanmu. Cukup Zidan aja yang gila, kamu jangan ikutan,” gumamnya lirih.

Kirana sudah membentengi diri sekuat mungkin. Dia menyadari statusnya, tetapi entah mengapa akhir-akhir ini tubuhnya begitu berkhianat.

Apa yang ditolak justru semakin kuat membara dalam dirinya.

Daripada pikirannya menjadi membayangkan hal-hal yang lebih, dia memutuskan mandi dan mengguyur kepalanya agar kembali waras. Setelahnya dia melihat Zidan duduk di sofa dengan tubuh yang disandarkan, kepalanya segera menoleh meliriknya yang duduk di depan meja rias.

“Kirana, sikapmu semakin hari semakin keterlaluan. Nggak jelas, apa yang membuatmu seperti ini,” ucap Zidan.

“Kamu bodoh atau pura-pura bodoh.”

“Jaga bicaramu, nggak sopan.”

Zidan menghampirinya. Dari pantulan cermin, Kirana bisa melihat bahwa pria itu menatapnya tajam.

“Terus aku harus ngomong gimana? Kamu kok malah nanya kayak orang bodoh, jelas kamu tahu apa yang bikin aku berubah.”

“Kirana Mirabelle!”

“Apa! Apa! Mau nampar aku, tampar lagi. Nggak cukup kamu nyakitin hatiku, sekarang main tangan udah jadi kebiasaan kamu, ya.”

“Itu karena kamu sendiri yang semakin hari semakin kurang ajar.”

“Kan, aku diajari kamu. Ingat, Mas, ada sebab ada akibat. Segala sikap pasti ada timbal baliknya, jadi segera bangun dan sadari kekacauan ini semuanya bermula dari kamu dan keluargamu.”

“Ya Tuhan, salah apa aku,” gumam Zidan lirih.

“Salahmu karena mengkhianati pernikahan kita. Kalau kamu dari awal ngomong dan mau terbuka, semuanya nggak akan jadi seperti ini. Masalah anak laki-laki, kita bisa program jika memang kamu pengen banget, tapi kamu ambil langkah lain.”

“Aku udah minta maaf soal itu,” bantah Zidan membuatnya terkekeh sinis.

Kirana sengaja melempar vas bunga yang ada di dekat meja rias hingga hancur berkeping-keping dan perbuatannya membuat Zidan terkejut.

“Apa yang kamu lakukan?!”

Tangan Kirana menunjuk pecahan vas tersebut, matanya melirik Zidan sekilas.

“Oh, maaf, enggak sengaja Mas.”

Kirana segera melewati Zidan begitu saja, sebelum membuka pintu dia kembali menoleh menatap suaminya.

“Apa kata maaf aja bisa bikin vas itu kembali utuh? Apa kata maaf bisa mengulang keadaan sebelum aku memecahkannya? Sama seperti itulah hubungan kita,” ucapnya, segera menutup pintu.

Keluar dari kamar Kirana bisa mendengar suara gelak tawa dari arah ruang tamu. Mencoba mengabaikannya dan segera masuk ke kamar sang anak.

“Anak mama lagi ngapain? Kok diem aja,” tanyanya. Biasanya kedua anaknya akan selalu bertanya dan menyambut dengan senyum hangat.

“Kata papa yang di depan itu mama baru. Dia mamanya Radit,” gumam Rina muram.

Jantungnya berdetak, terkejut bahwa Zidan mengaku begitu saja bahkan memperkenalkan secara jujur pada anaknya.

Dasar brengsek, beraninya kamu mengakui itu di depan anak-anak.

“Aku enggak mau punya mama baru, Ma.”

Kepalanya menggeleng secara tegas. “Nggak akan ada mama baru.”

“Tapi nenek bilang, dia mama baru dan kita harus panggil dia mami, sama kayak Radit.”

“Katanya kita mau punya adek,” sahut Lina polos.

“Aku enggak mau, Ma.” Rina menoleh dan menatapnya dengan buliran bening yang membasahi pipi.

Segera dia maju dan merengkuh kedua anaknya. Dia mengusap bahu mereka lembut dan penuh kasih sayang.

Dalam hatinya mengumpat berkali-kali. Dia mengutuk setiap perkataan Zidan yang menyakiti hati sang putri.

“Mama Kirana tetep mama kalian. Nggak akan ada yang baru,” ucapnya lembut.

Setelah keduanya tenang, dia segera mengajak keduanya makan malam. Saat mereka berjalan keluar, tiba-tiba ucapan polos Lina membuatnya terkekeh.

“Kalau kami punya mama baru, mama harus nyari papa baru biar bisa sama-sama baru.”

“Mau ya, Ma?”

To Be Continue ....

Terpopuler

Comments

Ricka Monika

Ricka Monika

ya nak mama mau😃😃😃🤭

2024-10-11

1

Muhyati Umi

Muhyati Umi

kan percuma Kirana menjaga perasaan anak sampai rela ditampar tapi ga menggugat cerai. buktinya zisan malah tega nyakitin anaknya juga

2024-10-10

0

vj'z tri

vj'z tri

yes setuju papa baru ...calon udah ada sayang lebih keren malah 🤭🤭🤭

2024-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Resepsi yang kacau
2 Hati yang kau sakiti
3 Kau datang membawa luka
4 Garangan buntung
5 Puaskan sakiti aku
6 Mertua kang drama
7 Belajar tanpamu
8 Tetanggaku bosku
9 Siapa Mama Radit?
10 Pria misterius
11 Aku bukan patung!
12 Aska Kendrick Rusady
13 Istri orang begitu menggoda
14 Perasaan tak terbendung
15 Janda bolong?
16 Percikan api
17 Cinta dan gairah
18 Mau papa baru
19 Perlawanan Kirana
20 Detektif dadakan
21 Bos memang selalu menang
22 Mendamba
23 Rasanya menyakitkan
24 Pertengkaran sengit
25 Keluarga parasit
26 Radio rusak
27 Sikap Zidan
28 Teka-teki
29 Kejutan!
30 Mulai tergantikan
31 Bercerai?
32 Puber kedua?
33 Menuntut
34 Pria idaman
35 Sepenggal luka
36 Tertipu!
37 Kecelakaan?
38 Perang dimulai
39 Rencana
40 Masa lalu Kirana
41 Mengakui
42 Calon istri?
43 Dipecat!
44 Miskin
45 Diusir
46 Menepati janji
47 Sudah tobat
48 Jeng ... Jeng
49 Kasihan deh kamu!
50 Balasan setimpal
51 Liburan
52 Ingin bercinta
53 Bercinta denganmu
54 Berakhir
55 Nyesel, kan? Rasain!
56 Jadi janda karena janda
57 Janda sehari
58 Oh ternyata
59 Satu kenyataan terungkap
60 Terbongkar
61 Berkorban
62 Rencana
63 Hamil?
64 Suami istri
65 Kenikmatan yang diteguk
66 Wanita istimewa
67 Nyonya rumah
68 Kendrick mulai ragu
69 Debat dua pria
70 Menyalakan sumbu
71 Ujian
72 Ujian
73 Calon ayah
74 Mengibarkan bendera perang
75 Menunggu sang waktu
76 Bersamamu
77 Janji
78 Mantan pemain yang manis
79 Pria asing
80 Pembenci mulai muncul
81 Berkumpul keluarga
82 Perusuh
83 Ratapan gamang
84 Rencana Rajendra
85 Ujian cinta
86 Kabar buruk!
87 Rumit
88 Jahat sekali
89 Masa lalu
90 Yang terjadi
91 Dia siapa?
92 Saling menguatkan
93 Mulai beraksi
94 Promosi
95 Sadar?
96 Perang dingin
97 Belajar menerima
98 Sadar
99 Perasaan buruk
100 Pertanda apakah ini?
101 Rahasia Kendrick
102 Kendrick selingkuh?
103 Benarkah berkhianat?
104 Penjelasan
105 Keras kepala Rajendra
106 Surat Zidan
107 Kepulangan Baby Ricky
108 Dalang
109 Sebuah rahasia
110 Aksi tiga pria
111 Fakta baru
112 Malam panas
113 Melancarkan aksi
114 Bersamamu
115 Akhirnya tahu
116 Axel Mananta Putra
117 Harus lebih licik
118 Penyatuan kerinduan
119 Di depan mata
120 Seperti keluarga
121 Kumpul-kumpul
122 Kedatangan tamu
123 Kabar buruk!
124 Hidup atau mati?
125 Jasad
126 Amarah Kirana
127 Nekad
128 Sebenarnya ....
129 Diawasi
130 Hi, Son!
131 Satu persatu
132 Welcome back
133 Pulang
134 Bahagia
135 Kejahatan tidak akan bertahan
136 Akhir dari kejahatan
137 Lunturnya ego demi kebahagiaan
138 Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139 Sabotase
140 Menangkap pengkhianat
141 Berakhirnya sebuah kejahatan
142 Bahagia
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Resepsi yang kacau
2
Hati yang kau sakiti
3
Kau datang membawa luka
4
Garangan buntung
5
Puaskan sakiti aku
6
Mertua kang drama
7
Belajar tanpamu
8
Tetanggaku bosku
9
Siapa Mama Radit?
10
Pria misterius
11
Aku bukan patung!
12
Aska Kendrick Rusady
13
Istri orang begitu menggoda
14
Perasaan tak terbendung
15
Janda bolong?
16
Percikan api
17
Cinta dan gairah
18
Mau papa baru
19
Perlawanan Kirana
20
Detektif dadakan
21
Bos memang selalu menang
22
Mendamba
23
Rasanya menyakitkan
24
Pertengkaran sengit
25
Keluarga parasit
26
Radio rusak
27
Sikap Zidan
28
Teka-teki
29
Kejutan!
30
Mulai tergantikan
31
Bercerai?
32
Puber kedua?
33
Menuntut
34
Pria idaman
35
Sepenggal luka
36
Tertipu!
37
Kecelakaan?
38
Perang dimulai
39
Rencana
40
Masa lalu Kirana
41
Mengakui
42
Calon istri?
43
Dipecat!
44
Miskin
45
Diusir
46
Menepati janji
47
Sudah tobat
48
Jeng ... Jeng
49
Kasihan deh kamu!
50
Balasan setimpal
51
Liburan
52
Ingin bercinta
53
Bercinta denganmu
54
Berakhir
55
Nyesel, kan? Rasain!
56
Jadi janda karena janda
57
Janda sehari
58
Oh ternyata
59
Satu kenyataan terungkap
60
Terbongkar
61
Berkorban
62
Rencana
63
Hamil?
64
Suami istri
65
Kenikmatan yang diteguk
66
Wanita istimewa
67
Nyonya rumah
68
Kendrick mulai ragu
69
Debat dua pria
70
Menyalakan sumbu
71
Ujian
72
Ujian
73
Calon ayah
74
Mengibarkan bendera perang
75
Menunggu sang waktu
76
Bersamamu
77
Janji
78
Mantan pemain yang manis
79
Pria asing
80
Pembenci mulai muncul
81
Berkumpul keluarga
82
Perusuh
83
Ratapan gamang
84
Rencana Rajendra
85
Ujian cinta
86
Kabar buruk!
87
Rumit
88
Jahat sekali
89
Masa lalu
90
Yang terjadi
91
Dia siapa?
92
Saling menguatkan
93
Mulai beraksi
94
Promosi
95
Sadar?
96
Perang dingin
97
Belajar menerima
98
Sadar
99
Perasaan buruk
100
Pertanda apakah ini?
101
Rahasia Kendrick
102
Kendrick selingkuh?
103
Benarkah berkhianat?
104
Penjelasan
105
Keras kepala Rajendra
106
Surat Zidan
107
Kepulangan Baby Ricky
108
Dalang
109
Sebuah rahasia
110
Aksi tiga pria
111
Fakta baru
112
Malam panas
113
Melancarkan aksi
114
Bersamamu
115
Akhirnya tahu
116
Axel Mananta Putra
117
Harus lebih licik
118
Penyatuan kerinduan
119
Di depan mata
120
Seperti keluarga
121
Kumpul-kumpul
122
Kedatangan tamu
123
Kabar buruk!
124
Hidup atau mati?
125
Jasad
126
Amarah Kirana
127
Nekad
128
Sebenarnya ....
129
Diawasi
130
Hi, Son!
131
Satu persatu
132
Welcome back
133
Pulang
134
Bahagia
135
Kejahatan tidak akan bertahan
136
Akhir dari kejahatan
137
Lunturnya ego demi kebahagiaan
138
Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139
Sabotase
140
Menangkap pengkhianat
141
Berakhirnya sebuah kejahatan
142
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!