Perasaan tak terbendung

Tak terasa sudah satu bulan dia bekerja di RD Group. Salah satu perusahaan nomor satu yang bergerak di bidang hotel dan properti tersebar di beberapa daerah.

Perlahan dia sudah bisa menyesuaikan diri dengan baik, pekerjaan yang banyak dengan ritme cepat sudah mulai bisa diimbangi. Beberapa kenalan sesama karyawan juga terlihat bersikap baik padanya, entah itu benar-benar baik atau hanya pura-pura.

Selama satu minggu penuh Zidan ada di rumah dan seminggu lagi pria itu menghilang tanpa kabar. Dia tahu bahwa pria itu sedang membagi waktunya dengan istri tua dan istri muda.

Kirana sudah tak peduli. Bahkan menganggap kehadiran Zidan seperti hantu yang tak terlihat. Menjawab pertanyaan seperlunya dan diam saat tak ada yang perlu dibicarakan.

Dia sudah lelah, harapannya untuk membenahi rumah tangga yang retak sudah tak ada. Pria itu selalu lepas kontrol saat dia mulai membahas masalah mereka.

Yang dilakukan sekarang hanya diam sampai dia benar-benar yakin dan muak untuk hidup berumah tangga bersama dengan Zidan.

Bukan perkara mudah untuk mengakhiri pernikahan yang telah dibina selama sepuluh tahun.

Rasanya begitu menyakitkan.

Perlahan dia sudah mulai belajar untuk menghancurkan cintanya lebih dulu sebelum benar-benar melepaskannya.

Melepaskan pria yang menjadi ayah dari anak-anaknya bukanlah hal yang sepele, ada hati sang buah hati yang tetap harus dijaga. Lebih dari hatinya sendiri yang sudah berantakan.

Kirana rela terluka, dia rela tertatih, tetapi tidak akan rela jika itu dialami anak-anaknya.

Lamunannya buyar saat bahunya disentuh lembut oleh seseorang. Kepalanya menoleh dan mendapati Wina berdiri di sampingnya.

“Ada apa, Mbak?” tanyanya.

“Di depan ada ibu mertua.” Menunjuk ke arah ruang tamu.

Kalau nggak bikin keributan pasti cari masalah. Selalu saja seperti ini.

Napasnya terdengar berat. Segera beranjak dan berjalan ke ruang tamu sembari meminta Wina untuk membawakan minum.

“Ada apa, Bu?” tanyanya sopan.

Brak!

Tiba-tiba wanita paruh baya tersebut menggebrak meja kaca di depannya dengan keras.

“Kurang ajar! Apa maksudmu ngambil ATM Zidan, kamu mau menguasai dia sendirian. Enak banget kamu, ya. Jangan serakah kamu, Kirana.”

Jelas kan, belum apa-apa udah teriak-teriak.

“Aku nggak ngambil, Bu. Dia sendiri yang tinggalin itu di meja tanpa diminta. Lagipula aku sama sekali enggak ngambil uangnya.”

“Bagus kalau kamu sadar diri. Jangan apa-apa kamu minta semua seenaknya. Ingat ya dia itu sekarang ada istri lain yang harus dinafkahi. Kamu udah terima uang gaji dia, kan? Itu lebih dari cukup buatmu,” ucap Ajeng sinis.

Ya itu urusan dia, Bu. Siapa suruh dia punya banyak istri. Repot, kan jadinya.

“Tapi Zidan juga nggak bisa pakai uang hasil dari restoran dan toko seenaknya, Bu. Di sana juga ada hakku dan anak-anak,” jawab Kirana mengingatkan.

Dua restoran dan satu toko elektronik itu adalah usaha bersama. Bahkan bisa dikatakan hampir enam puluh persen ada modalnya.

“Kamu terima gaji bulanan dari kantor Zidan itu sudah banyak. Jangan maruk kamu!”

Ngaca dong, Bu. Ibu ngomong kayak gitu padahal selama ini ikut menikmatinya.

Kirana terkekeh pelan. “Bahkan penghasilan toko dan restoran lebih banyak dari gaji Zidan yang hanya dua puluh juta, Bu.”

“Masih untung Zidan masih menafkahi kalian dan nggak lupa gitu aja.” Ajeng terus menyudutkan.

“Kalau dia memang udah nggak mau nafkahi kami, nggak apa-apa, Bu. Suruh dia kembalikan aku ke orang tuaku dan urus perceraian,” sahut Kirana dengan berani, ucapannya seperti menantang.

“Kamu!” Ajeng menunjuk dengan marah, wajahnya sampai memerah karena geram.

“Lihat saja, Zidan pasti akan mendepak wanita nggak guna kayak kamu dari hidupnya.”

Kirana mengangguk mengerti. Dia melemparkan senyum lebar hingga memperlihatkan gigi putihnya. “Aku menunggu saat itu, Bu.”

Melewati dan mengabaikan mertuanya begitu saja. Kirana bergegas masuk kamar tanpa peduli teriakan murkanya.

Lagipula percuma saja bicara dengan wanita paruh baya itu. Dia sama seperti Zidan, bebal dan tidak bisa diajak bicara baik-baik.

Setelah dua puluh menit tak mendengar suara apa pun, Kirana keluar kamar dan mendapati ruang tamunya berantakan.

Siapa lagi jika bukan ulah mertuanya yang menggila.

“Mbak Win lanjutin masak aja, biar ruang tamu aku yang beresin,” ucapnya.

“Ibu sama anak kok sama aja,” gerutu Wina pelan.

“Bener mbak, bahkan kupikir semua keluarganya gila,” sahut Kirana yang mendengar, terkekeh pelan setelah melihat Wina terlihat sungkan.

Bahkan aku baru menyadarinya sekarang. Ke mana aja selama ini.

Setelah membereskan kekacauan di ruang tamu, dia menjatuhkan tubuhnya di sofa sampai terdengar suara dering ponselnya beberapa kali.

Tangannya menyahut ponsel dan melihat nomor baru, dia mengernyit heran. Dibiarkan panggilan tersebut sampai beberapa kali hingga akhirnya memutuskan menjawab karena penasaran.

“Oh, maaf. Saya nggak tahu ini nomor Anda. Ya—ya sebentar, saya lihat dulu. Nanti saya antar kalau memang ada. Begitu juga boleh Pak. Baik Pak.”

Ternyata itu sang atasan. Setiap Sabtu siang sebelum pulang kerja, berkas apa pun yang masih menumpuk akan dibawa pulang dan dikerjakan untuk meringankan pekerjaan hari Senin. Dan pria itu sekarang sedang butuh berkas tersebut.

Setelah mencari dan menemukan berkas yang dimaksud, dia segera mengirimkan pesan ke nomor sang atasan.

Kirana tadi sudah berniat mengantarkannya ke rumah depan, tetapi pria itu menolak karena di rumahnya sedang tidak ada orang. Hanya menghindari hal-hal yang tak diinginkan saja, katanya.

Sesaat pria itu datang, Kirana terpaku. Benar-benar tampan sekali, bahkan jika boleh dia katakan, pria ini lebih tampan dari suaminya.

“Maaf, Pak. Silakan masuk.”

Tak lama Wina datang membawakan segelas minuman.

“Ini berkas yang Pak Ken cari. Sudah beres semuanya,” ucapnya menyodorkan map berwarna biru.

“Maaf ganggu kamu di hari libur, tapi saya beneran butuh banget.” Mata pria itu mengedar, mengamati sekelilingnya.

Kendrick terpaku pada foto keluarga berukuran besar yang terpasang. Terlihat sepasang suami istri yang berbahagia dengan dua anak.

Kirana berdeham pelan. Dia agak canggung saat pria itu menatap beberapa potret keluarga yang terpasang di sana.

“Sudah menjelajahi luar negeri ternyata,” ucap Kendrick dengan senyum tipis.

“Hanya mengunjungi beberapa negara tetangga saja, Pak.”

Kendrick segera pamit pergi setelah mendapatkan berkasnya. Dia tak tahan melihat Kirana yang terlihat cantik dengan daster berwarna merah bermotif bunga-bunga selutut yang memperlihatkan kakinya yang jenjang.

Sebenarnya penampilan tersebut tidak terbuka dan masih sopan, tetapi justru itu semakin membuat Kendrick penasaran.

Sebelum yang dirasakan semakin menggebu, dia memilih undur diri.

“Berbahaya. Sialan! Istri orang benar-benar memikat,” desis Kendrick.

To Be Continue ....

Terpopuler

Comments

Muhyati Umi

Muhyati Umi

emak bar bar kaya gitu tapi dipuja terus sama anaknya. padahal hatinya culas dan jahat. syangnya si Zidan buta dan tuli

2024-10-10

0

Isna Vania

Isna Vania

ternyata istri orang lebih mnggoda ya Ken /Slight//Facepalm/

2024-09-22

0

vj'z tri

vj'z tri

ken ayo sat set keluarkan Kirana dari penjara berkedok istri dan menantu 😁

2024-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Resepsi yang kacau
2 Hati yang kau sakiti
3 Kau datang membawa luka
4 Garangan buntung
5 Puaskan sakiti aku
6 Mertua kang drama
7 Belajar tanpamu
8 Tetanggaku bosku
9 Siapa Mama Radit?
10 Pria misterius
11 Aku bukan patung!
12 Aska Kendrick Rusady
13 Istri orang begitu menggoda
14 Perasaan tak terbendung
15 Janda bolong?
16 Percikan api
17 Cinta dan gairah
18 Mau papa baru
19 Perlawanan Kirana
20 Detektif dadakan
21 Bos memang selalu menang
22 Mendamba
23 Rasanya menyakitkan
24 Pertengkaran sengit
25 Keluarga parasit
26 Radio rusak
27 Sikap Zidan
28 Teka-teki
29 Kejutan!
30 Mulai tergantikan
31 Bercerai?
32 Puber kedua?
33 Menuntut
34 Pria idaman
35 Sepenggal luka
36 Tertipu!
37 Kecelakaan?
38 Perang dimulai
39 Rencana
40 Masa lalu Kirana
41 Mengakui
42 Calon istri?
43 Dipecat!
44 Miskin
45 Diusir
46 Menepati janji
47 Sudah tobat
48 Jeng ... Jeng
49 Kasihan deh kamu!
50 Balasan setimpal
51 Liburan
52 Ingin bercinta
53 Bercinta denganmu
54 Berakhir
55 Nyesel, kan? Rasain!
56 Jadi janda karena janda
57 Janda sehari
58 Oh ternyata
59 Satu kenyataan terungkap
60 Terbongkar
61 Berkorban
62 Rencana
63 Hamil?
64 Suami istri
65 Kenikmatan yang diteguk
66 Wanita istimewa
67 Nyonya rumah
68 Kendrick mulai ragu
69 Debat dua pria
70 Menyalakan sumbu
71 Ujian
72 Ujian
73 Calon ayah
74 Mengibarkan bendera perang
75 Menunggu sang waktu
76 Bersamamu
77 Janji
78 Mantan pemain yang manis
79 Pria asing
80 Pembenci mulai muncul
81 Berkumpul keluarga
82 Perusuh
83 Ratapan gamang
84 Rencana Rajendra
85 Ujian cinta
86 Kabar buruk!
87 Rumit
88 Jahat sekali
89 Masa lalu
90 Yang terjadi
91 Dia siapa?
92 Saling menguatkan
93 Mulai beraksi
94 Promosi
95 Sadar?
96 Perang dingin
97 Belajar menerima
98 Sadar
99 Perasaan buruk
100 Pertanda apakah ini?
101 Rahasia Kendrick
102 Kendrick selingkuh?
103 Benarkah berkhianat?
104 Penjelasan
105 Keras kepala Rajendra
106 Surat Zidan
107 Kepulangan Baby Ricky
108 Dalang
109 Sebuah rahasia
110 Aksi tiga pria
111 Fakta baru
112 Malam panas
113 Melancarkan aksi
114 Bersamamu
115 Akhirnya tahu
116 Axel Mananta Putra
117 Harus lebih licik
118 Penyatuan kerinduan
119 Di depan mata
120 Seperti keluarga
121 Kumpul-kumpul
122 Kedatangan tamu
123 Kabar buruk!
124 Hidup atau mati?
125 Jasad
126 Amarah Kirana
127 Nekad
128 Sebenarnya ....
129 Diawasi
130 Hi, Son!
131 Satu persatu
132 Welcome back
133 Pulang
134 Bahagia
135 Kejahatan tidak akan bertahan
136 Akhir dari kejahatan
137 Lunturnya ego demi kebahagiaan
138 Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139 Sabotase
140 Menangkap pengkhianat
141 Berakhirnya sebuah kejahatan
142 Bahagia
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Resepsi yang kacau
2
Hati yang kau sakiti
3
Kau datang membawa luka
4
Garangan buntung
5
Puaskan sakiti aku
6
Mertua kang drama
7
Belajar tanpamu
8
Tetanggaku bosku
9
Siapa Mama Radit?
10
Pria misterius
11
Aku bukan patung!
12
Aska Kendrick Rusady
13
Istri orang begitu menggoda
14
Perasaan tak terbendung
15
Janda bolong?
16
Percikan api
17
Cinta dan gairah
18
Mau papa baru
19
Perlawanan Kirana
20
Detektif dadakan
21
Bos memang selalu menang
22
Mendamba
23
Rasanya menyakitkan
24
Pertengkaran sengit
25
Keluarga parasit
26
Radio rusak
27
Sikap Zidan
28
Teka-teki
29
Kejutan!
30
Mulai tergantikan
31
Bercerai?
32
Puber kedua?
33
Menuntut
34
Pria idaman
35
Sepenggal luka
36
Tertipu!
37
Kecelakaan?
38
Perang dimulai
39
Rencana
40
Masa lalu Kirana
41
Mengakui
42
Calon istri?
43
Dipecat!
44
Miskin
45
Diusir
46
Menepati janji
47
Sudah tobat
48
Jeng ... Jeng
49
Kasihan deh kamu!
50
Balasan setimpal
51
Liburan
52
Ingin bercinta
53
Bercinta denganmu
54
Berakhir
55
Nyesel, kan? Rasain!
56
Jadi janda karena janda
57
Janda sehari
58
Oh ternyata
59
Satu kenyataan terungkap
60
Terbongkar
61
Berkorban
62
Rencana
63
Hamil?
64
Suami istri
65
Kenikmatan yang diteguk
66
Wanita istimewa
67
Nyonya rumah
68
Kendrick mulai ragu
69
Debat dua pria
70
Menyalakan sumbu
71
Ujian
72
Ujian
73
Calon ayah
74
Mengibarkan bendera perang
75
Menunggu sang waktu
76
Bersamamu
77
Janji
78
Mantan pemain yang manis
79
Pria asing
80
Pembenci mulai muncul
81
Berkumpul keluarga
82
Perusuh
83
Ratapan gamang
84
Rencana Rajendra
85
Ujian cinta
86
Kabar buruk!
87
Rumit
88
Jahat sekali
89
Masa lalu
90
Yang terjadi
91
Dia siapa?
92
Saling menguatkan
93
Mulai beraksi
94
Promosi
95
Sadar?
96
Perang dingin
97
Belajar menerima
98
Sadar
99
Perasaan buruk
100
Pertanda apakah ini?
101
Rahasia Kendrick
102
Kendrick selingkuh?
103
Benarkah berkhianat?
104
Penjelasan
105
Keras kepala Rajendra
106
Surat Zidan
107
Kepulangan Baby Ricky
108
Dalang
109
Sebuah rahasia
110
Aksi tiga pria
111
Fakta baru
112
Malam panas
113
Melancarkan aksi
114
Bersamamu
115
Akhirnya tahu
116
Axel Mananta Putra
117
Harus lebih licik
118
Penyatuan kerinduan
119
Di depan mata
120
Seperti keluarga
121
Kumpul-kumpul
122
Kedatangan tamu
123
Kabar buruk!
124
Hidup atau mati?
125
Jasad
126
Amarah Kirana
127
Nekad
128
Sebenarnya ....
129
Diawasi
130
Hi, Son!
131
Satu persatu
132
Welcome back
133
Pulang
134
Bahagia
135
Kejahatan tidak akan bertahan
136
Akhir dari kejahatan
137
Lunturnya ego demi kebahagiaan
138
Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139
Sabotase
140
Menangkap pengkhianat
141
Berakhirnya sebuah kejahatan
142
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!