Belajar tanpamu

Kirana membeku mendengar penuturan yang keluar dari mertuanya.

Saat ini bukan hanya mereka berdua. Akibat raungan Ajeng yang keras beberapa tetangga terdekat ikut menghampiri tetapi tidak berkomentar nyinyir apa pun.

Mereka ada di tengah jalan, jelas akan menjadi tontonan.

“Kirana!”

Belum reda keterkejutan yang dialami, suara teriakan yang begitu dikenal membuatnya menoleh.

Zidan Pranadipa.

Sang suami berdiri dengan wajah merah menahan amarah, terlihat kedua tangannya mengepal kuat. Langkahnya lebar berjalan semakin dekat seolah ingin mencabik tubuhnya.

“Ibu kenapa? Ngapain datang udah tahu juga aku lagi di kantor. Udah dibilangin, jangan datang kalau nggak sama aku.”

“Ibu cuma kangen sama Kirana. Bukan sambutan yang ibu dapat melainkan kemarahan hanya karena kamu menginap di rumah ibu,” terang Ajeng dengan isak tangis yang mulai reda.

Jantung Kirana berdebar keras. Kenapa wanita paruh baya itu memutar fakta yang sebenarnya.

“Aku nggak ngelakuin itu, Mas!” bantah Kirana.

“Diam! Aku nggak tanya kamu,” sentak Zidan kasar tanpa menoleh.

Kembali dada Kirana terlihat sesak. Di depan semua orang pria ini membentak dan menunjukkan siapa dirinya.

“Ibu cuma ingetin yang baik malah Kirana nuduh ibu yang memaksamu ini dan itu. Apa wanita tua ini sejahat itu, Nak?” Ajeng berkata dengan wajah memelas.

Tegas Zidan menggeleng. “Ibu adalah yang terbaik dari sekadar baik saja.”

Hanya kedua tangan yang terkepal erat tanpa bisa melakukan apa pun. Kirana masih sangat menghargai suami dan mertuanya ... untuk saat ini, tetapi mungkin tidak untuk lain kali.

“Kamu benar-benar keterlaluan, Kira!” Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Zidan segera membawa ibu dan adiknya pergi.

Terlihat napas Kirana naik turun. Dadanya benar-benar sesak seperti terhimpit beban berat.

Beberapa orang yang tadi melihat keributan, kini sudah kembali masuk ke rumah tanpa berkomentar. Tetangga di sini tidak kurang ajar dengan ingin tahu urusan orang lain. Mereka cukup melihat dan besok pasti akan dilupakan.

“Minum dulu, Bu Kirana.” Sentuhan pada bahu membuat wanita malang itu terkejut. Sama sekali tak menyadari keberadaan orang di dekatnya.

“Makasih, Bu Ayu.” Menerima gelas tersebut dan meneguknya perlahan.

Wanita yang dipanggil Ayu tersebut tersenyum ramah dan menepuk bahunya lembut.

“Sabar ya, Bu Kirana. Setiap rumah tangga itu pasti banyak cobaannya. Kalau enggak soal suami, mertua, ya wanita.” Hanya itu yang terlontar. Tak berniat menanyakan apa yang terjadi.

Kirana mengangguk, bibirnya mengulas senyum tipis.

“Kalau gitu saya masuk ya, Bu Kirana.”

“Sekali lagi makasih banyak Bu Ayu.” Saat kepalanya mendongak, Kirana sedikit terkejut mengetahui rumah di seberangnya terlihat ramai. “Eh, rumah depan sudah ada yang menempati ya?” tanya itu lolos tanpa perhitungan.

“Iya. Pagi-pagi tadi udah perkenalkan sama tetangga. Dia anaknya Pak Hanin dan Bu Dia.” Kirana ber-oh ria tanpa mengeluarkan suara.

Sebelum kembali melangkah, Kirana menoleh melihat rumah tetangga barunya. Jantung Kirana seperti ditikam belati tajam ketika tak sadar matanya bersitabrak dengan sosok pria tinggi yang berdiri dengan sorot misterius.

Pria itu berjalan mendekat dan membuat ibu dua anak ini terlihat gugup.

“Saya tetangga baru. Anaknya Pak Hanin dan Bu Dia. Pagi tadi kita belum sempat bertemu, nama saya Kendrick.” Pria itu mengulurkan sebuah bingkisan cantik.

“Oh, iya, saya malah baru tahu kalau ada tetangga baru.” Bibirnya mengulas senyum tipis, “nama saya Kirana.”

Pria itu tersenyum. “Kalau begitu saya pamit, mau beres-beres dulu.”

“Silakan. Makasih bingkisan cantiknya.”

Kirana masuk ke rumah, meletakkan bingkisan di atas meja tamu dan segera menuju dapur. Dia butuh air dingin untuk mendinginkan seluruh tubuhnya.

Bibirnya meneguk minuman diiringi air mata yang kembali memupuk, tetapi tak berani tumpah karena sang pemilik sudah berjanji tak akan menangis lagi.

Membayangkan kejadian tadi membuat pikiran itu kosong, tak tahu harus menanggapi apa. Tega sekali ibu dan anak itu mengatakan hal lain dan membuatnya terlihat buruk di mata suami dan tetangga. Kedua wanita itu seperti ingin mempermalukan dirinya.

Luka-luka yang dirasakan memang tak terlihat, tidak membekas, tetapi begitu dalam menghancurkan hatinya hingga remuk tak bersisa.

Tidak ada lagi sandaran yang bisa menguatkan selain kedua anaknya. Dua malaikat yang dititipkan Tuhan untuk melengkapi kehidupan pernikahannya.

Meskipun dulu kedua orang tua mereka menolak, tetapi ada Zidan yang selalu ada bersama baik susah maupun senang. Sekarang tidak ada lagi, dia harus berdiri seorang diri melihat sang suami bahkan ikut memusuhinya.

Kamu kuat, kamu wanita hebat, jangan biarkan air matamu turun sia-sia, batin Kirana.

...✿✿✿...

Ternyata melupakan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Sudah seminggu Kirana mengobati diri untuk melupakan sosok pria yang saat ini tak tahu di mana keberadaannya. Entah masih sehat, sudah sekarat atau mungkin sudah di timbun dalam tanah. Pria itu tak pernah kembali semenjak keributan mereka yang terakhir.

Semenjak saat itu tutup sudah perasaan cintanya kepada sang suami. Ini bukan sekadar rasa cinta saja, tetapi juga logika yang harus tetap berjalan.

Pertanyaan tentang sang ayah yang tak kunjung pulang sering ditanyakan oleh sang anak, tetapi dengan penuh kelembutan Kirana selalu menjawab bahwa ayah mereka sedang ke luar kota. Apalagi yang bisa dijelaskan saat ini? Dia tak mau membuat anak-anaknya terluka, cukup dia saja yang merasakan.

Kirana mulai bangkit, dia tak bisa seperti ini terus.

Di suatu sore dia tengah menghabiskan waktu bersama kedua anaknya. Kirana ingin menyampaikan sesuatu kepada kedua anaknya tentang rencana yang sudah disusun.

“Rina, Lina, kalau mama kerja lagi, boleh nggak?”

“Hah?!” Mereka berdua terlihat terkejut.

“Kenapa Ma?” tanya Rina.

“Mama harus cari uang biar kalian bisa tetap lanjut sekolah.”

“Kan, ada papa.” Kirana memaksa senyum di bibirnya.

“Kalau kerja bersama nanti uang kami cepat banyak. Kalau papa yang kerja sendirian uangnya nggak banyak-banyak,” kilahnya sambil meringis.

Rina menganggukkan kepala tanda mengerti.

“Boleh nggak?”

“Boleh. Kalau uang mama banyak kita bisa liburan lagi ya?” Lina yang polos menyahut dengan mimik menggemaskan.

“Bener tuh, nanti kita bisa liburan lagi. Jalan-jalan ke manapun yang kalian mau.”

“Boleh, mama boleh kerja,” sahut Lina terlihat antusias.

Mau tak mau Kirana menyunggingkan senyum walau ada rasa pedih di hati. Sebenarnya dia masih memiliki tabungan yang lumayan banyak, tetapi hidup harus terus berjalan dia tak bisa menggantungkan hidupnya hanya pada tabungan yang akan habis jika terus dipakai tanpa ada pemasukan.

“Nanti kalian di rumah sama Mbak Win . Berangkat sama mama, pulangnya sama Mbak Win.”

“Iya, Ma.”

Satu masalah terselesaikan. Kirana segera menghubungi para sahabatnya untuk meminta info lowongan kerja dan pada saat itu Anita menyarankan dirinya kembali ke kantor lama.

Sebenarnya ingin, tetapi di kantor lama tentu dia akan bertemu dengan Zidan karena pria itu juga bekerja di sana. Kirana menolak karena tak mau jika masalah rumah tangganya diketahui banyak orang.

Sambil menunggu info dari sahabatnya, Kirana menyiapkan beberapa berkas yang diperlukan.

Derai air mata memang tak lagi keluar dari matanya, tetapi sakit hati yang dirasa semakin dalam dan begitu menyesakan.

To Be Continue ....

Terpopuler

Comments

Dede Ratnasari

Dede Ratnasari

mendingan minta pisah untuk apa dipertahankan ,,cinta boleh tpi jangan bodoh

2024-10-17

1

Salma Suku

Salma Suku

Guna apa kamu bertahan dlm pernikahan yg seperti ini Karina...hanya kesakitan yg kau dapat...lebih baik berpisah dari pada mempertahankan...

2024-09-29

0

Aty

Aty

kenapa kiran ga pisah aja. cuma bikin sakit hati.

2024-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Resepsi yang kacau
2 Hati yang kau sakiti
3 Kau datang membawa luka
4 Garangan buntung
5 Puaskan sakiti aku
6 Mertua kang drama
7 Belajar tanpamu
8 Tetanggaku bosku
9 Siapa Mama Radit?
10 Pria misterius
11 Aku bukan patung!
12 Aska Kendrick Rusady
13 Istri orang begitu menggoda
14 Perasaan tak terbendung
15 Janda bolong?
16 Percikan api
17 Cinta dan gairah
18 Mau papa baru
19 Perlawanan Kirana
20 Detektif dadakan
21 Bos memang selalu menang
22 Mendamba
23 Rasanya menyakitkan
24 Pertengkaran sengit
25 Keluarga parasit
26 Radio rusak
27 Sikap Zidan
28 Teka-teki
29 Kejutan!
30 Mulai tergantikan
31 Bercerai?
32 Puber kedua?
33 Menuntut
34 Pria idaman
35 Sepenggal luka
36 Tertipu!
37 Kecelakaan?
38 Perang dimulai
39 Rencana
40 Masa lalu Kirana
41 Mengakui
42 Calon istri?
43 Dipecat!
44 Miskin
45 Diusir
46 Menepati janji
47 Sudah tobat
48 Jeng ... Jeng
49 Kasihan deh kamu!
50 Balasan setimpal
51 Liburan
52 Ingin bercinta
53 Bercinta denganmu
54 Berakhir
55 Nyesel, kan? Rasain!
56 Jadi janda karena janda
57 Janda sehari
58 Oh ternyata
59 Satu kenyataan terungkap
60 Terbongkar
61 Berkorban
62 Rencana
63 Hamil?
64 Suami istri
65 Kenikmatan yang diteguk
66 Wanita istimewa
67 Nyonya rumah
68 Kendrick mulai ragu
69 Debat dua pria
70 Menyalakan sumbu
71 Ujian
72 Ujian
73 Calon ayah
74 Mengibarkan bendera perang
75 Menunggu sang waktu
76 Bersamamu
77 Janji
78 Mantan pemain yang manis
79 Pria asing
80 Pembenci mulai muncul
81 Berkumpul keluarga
82 Perusuh
83 Ratapan gamang
84 Rencana Rajendra
85 Ujian cinta
86 Kabar buruk!
87 Rumit
88 Jahat sekali
89 Masa lalu
90 Yang terjadi
91 Dia siapa?
92 Saling menguatkan
93 Mulai beraksi
94 Promosi
95 Sadar?
96 Perang dingin
97 Belajar menerima
98 Sadar
99 Perasaan buruk
100 Pertanda apakah ini?
101 Rahasia Kendrick
102 Kendrick selingkuh?
103 Benarkah berkhianat?
104 Penjelasan
105 Keras kepala Rajendra
106 Surat Zidan
107 Kepulangan Baby Ricky
108 Dalang
109 Sebuah rahasia
110 Aksi tiga pria
111 Fakta baru
112 Malam panas
113 Melancarkan aksi
114 Bersamamu
115 Akhirnya tahu
116 Axel Mananta Putra
117 Harus lebih licik
118 Penyatuan kerinduan
119 Di depan mata
120 Seperti keluarga
121 Kumpul-kumpul
122 Kedatangan tamu
123 Kabar buruk!
124 Hidup atau mati?
125 Jasad
126 Amarah Kirana
127 Nekad
128 Sebenarnya ....
129 Diawasi
130 Hi, Son!
131 Satu persatu
132 Welcome back
133 Pulang
134 Bahagia
135 Kejahatan tidak akan bertahan
136 Akhir dari kejahatan
137 Lunturnya ego demi kebahagiaan
138 Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139 Sabotase
140 Menangkap pengkhianat
141 Berakhirnya sebuah kejahatan
142 Bahagia
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Resepsi yang kacau
2
Hati yang kau sakiti
3
Kau datang membawa luka
4
Garangan buntung
5
Puaskan sakiti aku
6
Mertua kang drama
7
Belajar tanpamu
8
Tetanggaku bosku
9
Siapa Mama Radit?
10
Pria misterius
11
Aku bukan patung!
12
Aska Kendrick Rusady
13
Istri orang begitu menggoda
14
Perasaan tak terbendung
15
Janda bolong?
16
Percikan api
17
Cinta dan gairah
18
Mau papa baru
19
Perlawanan Kirana
20
Detektif dadakan
21
Bos memang selalu menang
22
Mendamba
23
Rasanya menyakitkan
24
Pertengkaran sengit
25
Keluarga parasit
26
Radio rusak
27
Sikap Zidan
28
Teka-teki
29
Kejutan!
30
Mulai tergantikan
31
Bercerai?
32
Puber kedua?
33
Menuntut
34
Pria idaman
35
Sepenggal luka
36
Tertipu!
37
Kecelakaan?
38
Perang dimulai
39
Rencana
40
Masa lalu Kirana
41
Mengakui
42
Calon istri?
43
Dipecat!
44
Miskin
45
Diusir
46
Menepati janji
47
Sudah tobat
48
Jeng ... Jeng
49
Kasihan deh kamu!
50
Balasan setimpal
51
Liburan
52
Ingin bercinta
53
Bercinta denganmu
54
Berakhir
55
Nyesel, kan? Rasain!
56
Jadi janda karena janda
57
Janda sehari
58
Oh ternyata
59
Satu kenyataan terungkap
60
Terbongkar
61
Berkorban
62
Rencana
63
Hamil?
64
Suami istri
65
Kenikmatan yang diteguk
66
Wanita istimewa
67
Nyonya rumah
68
Kendrick mulai ragu
69
Debat dua pria
70
Menyalakan sumbu
71
Ujian
72
Ujian
73
Calon ayah
74
Mengibarkan bendera perang
75
Menunggu sang waktu
76
Bersamamu
77
Janji
78
Mantan pemain yang manis
79
Pria asing
80
Pembenci mulai muncul
81
Berkumpul keluarga
82
Perusuh
83
Ratapan gamang
84
Rencana Rajendra
85
Ujian cinta
86
Kabar buruk!
87
Rumit
88
Jahat sekali
89
Masa lalu
90
Yang terjadi
91
Dia siapa?
92
Saling menguatkan
93
Mulai beraksi
94
Promosi
95
Sadar?
96
Perang dingin
97
Belajar menerima
98
Sadar
99
Perasaan buruk
100
Pertanda apakah ini?
101
Rahasia Kendrick
102
Kendrick selingkuh?
103
Benarkah berkhianat?
104
Penjelasan
105
Keras kepala Rajendra
106
Surat Zidan
107
Kepulangan Baby Ricky
108
Dalang
109
Sebuah rahasia
110
Aksi tiga pria
111
Fakta baru
112
Malam panas
113
Melancarkan aksi
114
Bersamamu
115
Akhirnya tahu
116
Axel Mananta Putra
117
Harus lebih licik
118
Penyatuan kerinduan
119
Di depan mata
120
Seperti keluarga
121
Kumpul-kumpul
122
Kedatangan tamu
123
Kabar buruk!
124
Hidup atau mati?
125
Jasad
126
Amarah Kirana
127
Nekad
128
Sebenarnya ....
129
Diawasi
130
Hi, Son!
131
Satu persatu
132
Welcome back
133
Pulang
134
Bahagia
135
Kejahatan tidak akan bertahan
136
Akhir dari kejahatan
137
Lunturnya ego demi kebahagiaan
138
Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139
Sabotase
140
Menangkap pengkhianat
141
Berakhirnya sebuah kejahatan
142
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!