Hati yang kau sakiti

Tubuh Kirana merosot di lantai ketika pintu kamarnya baru saja tertutup. Isak tangis terdengar begitu menyayat hati, tubuhnya bergetar hebat. Dalam sekejap luluh lantak kepercayaan yang diberikan Kirana kepada sang suami. Dadanya bergemuruh dengan hebat, tetes demi tetes air mata mengalir membasahi pipinya.

Ternyata, sepuluh tahun pernikahan dengan Zidan tak berarti apa-apa bagi pria tersebut.

Mengapa Zidan begitu tega membohonginya?

Kirana masih terisa dengan segala kepedihan yang mendera. Memori ingatannya berputar tentang perjuangannya selama ini menemani sang suami. Mengorbankan banyak hal termasuk karir dan keluarganya.

Selama ini Kirana tak pernah menuntut apa pun dari Zidan. Apakah hanya karena ia tak bisa memberikan anak laki-laki, lalu pria tersebut memutuskan menikahi wanita lain, sementara ia telah melahirkan dua putri untuknya.

Selama ini, mertuanya memang selalu menuntut Kirana untuk melahirkan anak laki-laki. Namun sebagai manusia biasa dia tak bisa menentukan karena semuanya kembali kepada sang pencipta yang mengatur segalanya.

Dia bukannya tak bisa memberikan keturunan, dia telah memberikan dua putri yang sangat cantik. Lalu apa bedanya?

Dia masih terisak, dadanya begitu sesak. Membayangkan perlakuan suaminya yang tak pernah menuntut banyak hal, membuatnya tak pernah memiliki firasat apa pun. Zidan masih berlaku seperti biasa, menjadi suami dan ayah yang baik bagi kedua putrinya.

Namun kenapa semua ini harus terjadi.

Ponselnya berdering beberapa kali, nama sang ibu terpampang di layar ponsel. Kirana segera menghapus air matanya dan mulai mengatur napas sebelum menjawab panggilan tersebut.

“Ah, iya, Ma. Bentar lagi aku balik. Masih ada urusan. Diusahakan sebelum pukul tujuh aku udah di rumah. Kalau kiranya aku belum balik, nggak apa-apa kan kalau ajak anak-anak? Nanti aku langsung jemput di tempat acara.”

Setelah panggilan terputus, Kirana bernapas dengan lega. Sang ibu hanya mengabari jika beliau ada urusan sehingga memintanya pulang karena tidak tega meninggalkan kedua cucunya. Namun dia tak bisa pergi begitu saja sebelum mendengar penjelasan dari sang suami. Masih ingin mendengar langsung alasan apa yang membuat Zidan memilih menikahi wanita lain.

Kirana masih terduduk di lantai, menatap kosong kamar tidurnya. Bayangan manis kebersamaan dengan suami dan kedua anaknya membuat mata Kirana kembali memanas.

Jarum jam terus berputar, tanpa terasa sudah pukul empat sore. Kirana masih menunggu, menunggu untuk sebuah penjelasan tetapi ternyata tak ada seorang pun yang datang, bahkan Zidan sama sekali tak menghubunginya.

Sebelum pergi, mata Kirana menatap kosong rumah impiannya. Rumah yang telah lima tahun menjadi tempat bernaungnya mimpi-mimpi dan harapan sebuah keluarga yang indah dan bahagia. Satu tetes air mata mengalir sebelum Kirana berbalik dan masuk ke mobilnya.

...✿✿✿...

Kirana duduk di halaman rumah orang tuanya sambil menikmati angin malam. Gelapnya langit tanpa hadirnya bintang atau rembulan sama seperti apa yang dirasakan saat ini.

Abdillah dan Rahma—kedua orang tua Kirana menatap sang putri yang sedari pulang tadi hanya merenung dan tak banyak bicara.

Kedua paruh baya tersebut saling berbisik, bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi. Namun mereka enggan bertanya jika yang bersangkutan tidak mengatakan apa pun.

Dalam diam, tetesan air mata mengalir tanpa bisa dicegah. Kirana membiarkannya.

Hari ini kamu boleh menangis, habiskan air matamu karena besok kau tak akan menangisi dia lagi, Kira.

Mendengar langkah kaki mendekat, Kirana segera menghapus air mata yang masih mengalir.

“Ada apa Kak?” Kirana menoleh.

“Mama ngapain duduk di sini sendirian,” ucap Rina—anak sulungnya.

“Nggak apa-apa. Lagi pengen sendiri dan duduk aja. Memangnya kenapa Kak?”

“Mama aneh!”

Kirana tertawa pelan. “Kamu ini ada-ada aja. Sudah yuk, ayo bobo.”

Kirana dan kedua anaknya berbaring di satu ranjang yang sama. Tangannya terulur memeluk Lina—anak bungsunya yang baru berusia lima tahun. Dalam diam Kirana memikirkan banyak hal. Apa yang akan terjadi bila kedua anaknya tahu bahwa sang ayah telah memiliki istri lain. Membayangkannya saja sudah membuat hati Kirana sakit.

Hari-hari dilewati Kirana seperti biasa, tak ada yang berubah. Hanya saja tanpa ada kabar dari sang suami yang biasanya setiap hari akan menghubungi dan menanyakan banyak hal.

Kirana mencoba menghempaskan pikiran yang memenuhi isi kepalanya.

Sudah cukup Kirana menangis dan meratapi apa yang terjadi. Tak akan ia biarkan, air mata kembali tumpah untuk seseorang yang tak menganggapnya.

Sudah seminggu mereka berada di sini, kebetulan hari Senin kedua anaknya sudah mulai kembali bersekolah. Kirana mulai gundah, akankah dia memilih tinggal di sini ataukah kembali ke rumah.

“Ada apa, Nak?” Kirana dikejutkan dengan kehadiran sang ibu yang menyentuh bahunya.

“Nggak apa-apa Ma.” Seulas senyum tipis dipersembahkan untuk membuat wanita paruh baya tersebut tenang.

“Kamu ada masalah dengan Zidan?” tanya Rahma sambil menatap manik mata Kirana.

“Enggak,” sahut Kirana singkat.

“Tanpa kamu bicara, Mama tahu karena mama merasakannya.” Rahma berbicara sebagai seorang ibu yang memiliki ikatan kuat. “Katakan apa yang sebenarnya terjadi? Kalau ada masalah ya diselesaikan, bukannya malah kabur-kaburan.”

Kirana menatap Rahma dengan kesal. “Mana ada kabur-kaburan, Ma. Aku pulang juga atas perintah Mas Zidan. Katanya ada tugas luar kota sebulan ternyata kemarin dia baru aja melangsungkan pernikahan,” ucap Kirana berapi-api sampai tanpa sadar keceplosan.

“Apa!” Pekikan terkejut dari Rahma membuat Kirana terlonjak kaget. Wanita paruh baya tersebut menatap Kirana dengan intens seolah menuntut penjelasan tentang ucapannya.

Kirana mengangguk pelan sebelum menjawab, “Kemarin aku dapat kabar dari temenku katanya Mas Zidan melangsungkan acara pernikahan. Karena aku nggak percaya makanya kemarin aku datang untuk membuktikan secara langsung. Ternyata bener, Ma.” Bibir Kirana bergetar dan langsung memeluk Rahma dengan erat. “Mas Zidan mengkhianati pernikahan kami.”

“Kenapa Zidan ngelakuin itu, Kira?”

Kirana menggeleng pelan. “Aku nggak tahu Ma. Bahkan sampai detik ini, Mas Zidan belum menghubungiku sama sekali.”

Rahma mengusap lembut punggung Kirana yang bergetar. Membelai lembut punggung tersebut seolah menyalurkan kekuatan.

“Aku harus bagaimana, Ma.” Kirana sudah menguatkan diri dan hatinya, tetapi tetap saja batinnya tak sekuat itu.

“Mama nggak bisa ngomong apa-apa. Yang menjalani kamu, yang merasakan juga kamu, Mama cuma bisa berdoa yang terbaik. Apa pun keputusan yang kamu ambil, ingatlah bahwa kalian sudah memiliki dua putri dan melewati banyak hal bersama.”

“Mama memintaku bertahan?”

Rahma menggeleng pelan. “Itu keputusanmu, Nak. Tapi sebelum memutuskan apa pun, baiknya pikirkan dengan baik.

“Rahasiakan ini dari Papa. Aku nggak mau jantung Papa kambuh,” ucap Kirana pelan.

Kirana segera mengakhiri pembicaraan dengan Rahma. Tubuhnya kembali berbaring di ranjang dan menatap langit-langit kamar. Matanya memanas, tetapi Kirana memilih mendongak agar air mata tak tumpah lagi.

Pernikahan bukanlah permainan yang bisa diakhiri dengan mudah, apalagi ada anak-anak yang menjadi korban.

“Mama yakin kamu bisa melaluinya, Nak.”

“Jika aku memilih berpisah, maukah Mama mendukungku?”

“Mama akan selalu mendukung keputusanmu. Jangan merasa sendiri, ada kami yang akan selalu bersamamu.”

Kirana kembali memeluk sang ibu. “Makasih, Ma.”

To Be Continue ....

Terpopuler

Comments

rubyy rubyy

rubyy rubyy

orang tua yang baik dan bijak

2024-11-13

1

Ricka Monika

Ricka Monika

lebih baik hidup sendiri dr pd dimadu,lebih menyakitkan

2024-10-10

1

Salma Suku

Salma Suku

Betul itu Kiran,lebih baik berpisah..

2024-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Resepsi yang kacau
2 Hati yang kau sakiti
3 Kau datang membawa luka
4 Garangan buntung
5 Puaskan sakiti aku
6 Mertua kang drama
7 Belajar tanpamu
8 Tetanggaku bosku
9 Siapa Mama Radit?
10 Pria misterius
11 Aku bukan patung!
12 Aska Kendrick Rusady
13 Istri orang begitu menggoda
14 Perasaan tak terbendung
15 Janda bolong?
16 Percikan api
17 Cinta dan gairah
18 Mau papa baru
19 Perlawanan Kirana
20 Detektif dadakan
21 Bos memang selalu menang
22 Mendamba
23 Rasanya menyakitkan
24 Pertengkaran sengit
25 Keluarga parasit
26 Radio rusak
27 Sikap Zidan
28 Teka-teki
29 Kejutan!
30 Mulai tergantikan
31 Bercerai?
32 Puber kedua?
33 Menuntut
34 Pria idaman
35 Sepenggal luka
36 Tertipu!
37 Kecelakaan?
38 Perang dimulai
39 Rencana
40 Masa lalu Kirana
41 Mengakui
42 Calon istri?
43 Dipecat!
44 Miskin
45 Diusir
46 Menepati janji
47 Sudah tobat
48 Jeng ... Jeng
49 Kasihan deh kamu!
50 Balasan setimpal
51 Liburan
52 Ingin bercinta
53 Bercinta denganmu
54 Berakhir
55 Nyesel, kan? Rasain!
56 Jadi janda karena janda
57 Janda sehari
58 Oh ternyata
59 Satu kenyataan terungkap
60 Terbongkar
61 Berkorban
62 Rencana
63 Hamil?
64 Suami istri
65 Kenikmatan yang diteguk
66 Wanita istimewa
67 Nyonya rumah
68 Kendrick mulai ragu
69 Debat dua pria
70 Menyalakan sumbu
71 Ujian
72 Ujian
73 Calon ayah
74 Mengibarkan bendera perang
75 Menunggu sang waktu
76 Bersamamu
77 Janji
78 Mantan pemain yang manis
79 Pria asing
80 Pembenci mulai muncul
81 Berkumpul keluarga
82 Perusuh
83 Ratapan gamang
84 Rencana Rajendra
85 Ujian cinta
86 Kabar buruk!
87 Rumit
88 Jahat sekali
89 Masa lalu
90 Yang terjadi
91 Dia siapa?
92 Saling menguatkan
93 Mulai beraksi
94 Promosi
95 Sadar?
96 Perang dingin
97 Belajar menerima
98 Sadar
99 Perasaan buruk
100 Pertanda apakah ini?
101 Rahasia Kendrick
102 Kendrick selingkuh?
103 Benarkah berkhianat?
104 Penjelasan
105 Keras kepala Rajendra
106 Surat Zidan
107 Kepulangan Baby Ricky
108 Dalang
109 Sebuah rahasia
110 Aksi tiga pria
111 Fakta baru
112 Malam panas
113 Melancarkan aksi
114 Bersamamu
115 Akhirnya tahu
116 Axel Mananta Putra
117 Harus lebih licik
118 Penyatuan kerinduan
119 Di depan mata
120 Seperti keluarga
121 Kumpul-kumpul
122 Kedatangan tamu
123 Kabar buruk!
124 Hidup atau mati?
125 Jasad
126 Amarah Kirana
127 Nekad
128 Sebenarnya ....
129 Diawasi
130 Hi, Son!
131 Satu persatu
132 Welcome back
133 Pulang
134 Bahagia
135 Kejahatan tidak akan bertahan
136 Akhir dari kejahatan
137 Lunturnya ego demi kebahagiaan
138 Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139 Sabotase
140 Menangkap pengkhianat
141 Berakhirnya sebuah kejahatan
142 Bahagia
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Resepsi yang kacau
2
Hati yang kau sakiti
3
Kau datang membawa luka
4
Garangan buntung
5
Puaskan sakiti aku
6
Mertua kang drama
7
Belajar tanpamu
8
Tetanggaku bosku
9
Siapa Mama Radit?
10
Pria misterius
11
Aku bukan patung!
12
Aska Kendrick Rusady
13
Istri orang begitu menggoda
14
Perasaan tak terbendung
15
Janda bolong?
16
Percikan api
17
Cinta dan gairah
18
Mau papa baru
19
Perlawanan Kirana
20
Detektif dadakan
21
Bos memang selalu menang
22
Mendamba
23
Rasanya menyakitkan
24
Pertengkaran sengit
25
Keluarga parasit
26
Radio rusak
27
Sikap Zidan
28
Teka-teki
29
Kejutan!
30
Mulai tergantikan
31
Bercerai?
32
Puber kedua?
33
Menuntut
34
Pria idaman
35
Sepenggal luka
36
Tertipu!
37
Kecelakaan?
38
Perang dimulai
39
Rencana
40
Masa lalu Kirana
41
Mengakui
42
Calon istri?
43
Dipecat!
44
Miskin
45
Diusir
46
Menepati janji
47
Sudah tobat
48
Jeng ... Jeng
49
Kasihan deh kamu!
50
Balasan setimpal
51
Liburan
52
Ingin bercinta
53
Bercinta denganmu
54
Berakhir
55
Nyesel, kan? Rasain!
56
Jadi janda karena janda
57
Janda sehari
58
Oh ternyata
59
Satu kenyataan terungkap
60
Terbongkar
61
Berkorban
62
Rencana
63
Hamil?
64
Suami istri
65
Kenikmatan yang diteguk
66
Wanita istimewa
67
Nyonya rumah
68
Kendrick mulai ragu
69
Debat dua pria
70
Menyalakan sumbu
71
Ujian
72
Ujian
73
Calon ayah
74
Mengibarkan bendera perang
75
Menunggu sang waktu
76
Bersamamu
77
Janji
78
Mantan pemain yang manis
79
Pria asing
80
Pembenci mulai muncul
81
Berkumpul keluarga
82
Perusuh
83
Ratapan gamang
84
Rencana Rajendra
85
Ujian cinta
86
Kabar buruk!
87
Rumit
88
Jahat sekali
89
Masa lalu
90
Yang terjadi
91
Dia siapa?
92
Saling menguatkan
93
Mulai beraksi
94
Promosi
95
Sadar?
96
Perang dingin
97
Belajar menerima
98
Sadar
99
Perasaan buruk
100
Pertanda apakah ini?
101
Rahasia Kendrick
102
Kendrick selingkuh?
103
Benarkah berkhianat?
104
Penjelasan
105
Keras kepala Rajendra
106
Surat Zidan
107
Kepulangan Baby Ricky
108
Dalang
109
Sebuah rahasia
110
Aksi tiga pria
111
Fakta baru
112
Malam panas
113
Melancarkan aksi
114
Bersamamu
115
Akhirnya tahu
116
Axel Mananta Putra
117
Harus lebih licik
118
Penyatuan kerinduan
119
Di depan mata
120
Seperti keluarga
121
Kumpul-kumpul
122
Kedatangan tamu
123
Kabar buruk!
124
Hidup atau mati?
125
Jasad
126
Amarah Kirana
127
Nekad
128
Sebenarnya ....
129
Diawasi
130
Hi, Son!
131
Satu persatu
132
Welcome back
133
Pulang
134
Bahagia
135
Kejahatan tidak akan bertahan
136
Akhir dari kejahatan
137
Lunturnya ego demi kebahagiaan
138
Berakhirnya permusuhan ayah dan anak
139
Sabotase
140
Menangkap pengkhianat
141
Berakhirnya sebuah kejahatan
142
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!