Tea tidak begitu ingat apa yang terjadi kemarin malam, tapi yang dia tau dengan jelas adalah saat ini dia sedang terkurung oleh lengan yang gagah dan besar.
Tea cuma ingat bagian dia tidur di tempat tidur, mana dia tau kalau dia akan bangun dalam pelukan Asher.
"Itu benar! Siapa yang menduga manusia yang gila akan mantannya malah tidur memeluk perempuan lain? Ckck dasar brengsek. Tapi gak apa-apa sih, aku menikmatinya."
23 tahun Tea hidup, bernafas layaknya manusia lainnya. Tapi saat bocah smp bahkan sd sudah mencicipi sesuatu hubungan yang disebut pacaran, Tea sama sekali tidak pernah merasakannya seumur hidup. Mana dia tau bahwa lengan pria akan sekeren dan semenggoda ini.
"Liat otot-ototnya yang keren!" Tea menutup matanya, menikmati sensasi sentuhan kumpulan daging itu.
"Ah, keras dan keren! Tapi berat woy! Bangun dong, udahan!" Tea berusaha mendorong lengan itu, tapi sang pemilik lengan malah dengan santainya masih tidur nyenyak.
Tea pasrah, dia beralih ke wajah suami yang didepannya.
"Gak adil banget sih, masa orang dengan sifat sebelas dua belas sama iblis gini, mukanya ganteng banget bak malaikat. Apa ini yang disebut keseimbangan?" Tea tanpa permisi mengunyel-unyel wajah tampan itu. Bahkan meski begitu Asher masih tidak bangun juga.
Sepuluh menit sudah berlalu, Tea mengoceh-oceh tidak jelas di dalam kurungan badan itu. Dia sudah bosan.
Tuk!
Tak sengaja tangannya menyentuh itu, itu maksudnya adalah dada bidang milik Asher. Entah apa yang merasuki Asher, dia tidur tanpa baju.
"Woahh!! Liat otot-otot ini, kok dia bisa sih punya badan bagus banget."
Tanpa Tea sadari, dia sudah memasang ekspresi mesum seperti pedofilia ketemu anak-anak.
"Kasihan banget, GGS, ganteng-ganteng stress, karna mantan."
Tea sudah bosan menikmati tubuh bebas itu, hanya untuk sekarang, beda cerita kalau nanti malam. Gadis itu memandangi langit-langit kamarnya.
"Apa pernikahan ini bisa bertahan lama ya? Apa bisa gak usah cerai?"
"Jangan mimpi! Aku pasti akan menceraikanmu, apapun yang terjadi."
Tea tidak habis pikir, dia sudah memukuli lengan pria itu kuat-kuat, tapi tidak bangun juga. Saat membahas perceraian dia baru bangun?
Gila sih, bucin akut dia. Ngeri banget psikopat satu ini.
Tea melirik ke arah Asher.
"Maaf nih ya, tapi aku penganut menikah sekali seumur hidup."
"Maaf juga, tapi aku penganut mencintai satu wanita seumur hidup, dan dia cuma Eve."
"Ya udah, aku gak pernah minta apalagi mengemis cinta mu. Kau bisa terus mengejar mantan mu itu, tapi jangan ceraikan aku. Oh ya, karna itu aku mengizinkan mu menikah lagi, asal jatah duit tidak dikurangi! Gimana?" Tea menaikan sebelah alisnya, tanda bahwa ini adalah penwaran.
Asher tampaknya benar-benar memikirkan dengan serius perkataan Tea. Membuat Tea semakin tertarik membuat syarat-syarat yang tidak akan melukai keduanya.
"Jadi kau tidak masalah jika di madu, asal uang cukup? Tapi, kalau Eve gak mau jadi istri kedua bagaimana? Aku pasti akan menceraikanmu apapun yang terjadi."
"Tenang aja! Aku cuma minta uang nafkah, rumah yang jauh dari kalian yang layak ditempati, beberapa mobil dan ART, dan terakhir anak."
Asher mengangguk mengerti. "Aku rasa aku bisa menepati semuanya, rumah, uang, ART dan anak-eh apa kau bilang? Anak?! Kau...!"
"Pffttt." Tea mencoba menahan tawanya, ekspresi Asher yang kaget itu sangat lucu dan layak difoto untuk dikenang.
"Kau berani tertawa...?!"
"Ma-maaf, okay. Kan aku udah bilang, aku bakal nikah sekali seumur hidup, dan kejadiannya aku nikah sama kamu. Aku gak mau hidup sendirian, aku butuh anak yang ingin aku limpahi dengan kasih sayang. Tapi aku juga gak mau anak haram hasil selingkuhan, kau paham? Kalau aku mendapatkan itu semua, aku bakal bebasin kau melakukan apa aja."
Asher bisa melihat, tak ada tatapan bercanda dari mata Tea. Mata Tea menyimpan harapan yang tulus, dan kejujuran yang murni. Asher tidak pernah melihat mata seperti ini sebelumnya.
"Akan aku pikirkan."
"Jadi, siapa yang akan mandi duluan? Aku atau kau? Jangan bilang kita mandi bersama, itu menggelikan oke?"
Brukhh!!
Asher langsung melempar bantalnya pelan ke wajah Tea. "Tutup mulut mu dan berhentilah berpikiran mesum dan aneh-aneh! Aku yang mandi duluan!"
"Pffftt!" Tea tidak menyangka dia akan menikmati mengganggu suami yang baru ia nikahi satu hari ini.
Aku pikir bakal menyebalkan, ternyata seru juga liat dia marah.
"Pekerjaan mu sebelum ini apa?"
Tea melirik ke arah Asher yang sudah berdiri dan segera beranjak mandi. Tea diam sebentar.
"Kau gak berfikir bahwa putri yang dibesarkan layaknya putri dalam dongeng bakal kerja, kan?"
Tampak Asher tersentak halus, ekspresinya yang sebelumnya datar mendadak jadi dingin. Dia melirik menyepelekan ke arah Tea. "Iya juga, putri manja dan tidak tau apa-apa pasti hanya dirumah aja." Asher berjalan masuk ke kamar mandi, setelah melontarkan kata-kata menyebalkan itu.
Apa dia nguji aku? Kalau begitu, aku gak ketahuan kan kalau pernah tinggal dijalanan? Syukur deh aku gak ketahuan.
Emtah apa yang merasuki Asher, dia berbalik, kembali dan langsung menyerang leher Tea, bak Vampir yang kelaparan.
"Akhh!!" Desis Tea saat dia yakin bahwa lehernya baru saja di gigit.
"Hey...! Jangan bilang kau ini vampir! Sudah ku duga, mana mungkin manusia punya ketampanan seperti itu, ketampanan gak wajar itu! Kau pasti Vampir!"
Asher menjauhkan wajahnya dari leher Tea, Tea langsung menutup lehernya, mundur bersandar pada kepala kasur, dia menutupi seluruh badannya dengan selimut, memberikan tatapan dan sikap waspada.
"Apaan sih, makanya berhenti nonton film yang aneh-aneh. Parnoan kan, itu tanda biar diliat para pelayan. Kalau mereka liat itu, mereka gak akan berani nyepelin kamu. Dan aku juga bisa nipu Kakek, berpura-puralah kalau kemarin malam kita melakukan 'itu'."
Tea langsung menyeringai menyebalkan, dia menurunkan kewaspadaannya.
" 'itu' itu apa? Emang kita melakukan apa? Dan apa yang kamu maksud dengan 'itu'? 'itu' gimana?"
Bukhh!!
Handuk yang sedari tadi menggantung indah di bahu kekar Asher, kini sudah berpindah di wajah Tea.
"Dasar perempuan mesum!"
"Dasar pria pemalu!"
Brakk!!
Asher jelas kesal, terbukti dari dirinya yang membanting pintu kamar mandi. Tea hanya mencoba menahan tawanya, takut Asher akan lebih kesal jika mendengarnya. Tea berjalan ke arah cermin hias yang besarnya cukup memantulkan setengah badan Tea.
Tea menyibakkan rambutnya, melihat bekas yang Asher tinggalkan.
"Kya!! Apa ini yang dinamakan tanda ******? Woahh, aku akhirnya punya tanda ini, keren!!" Tea berputar-putar di depan cermin.
"Tapi ngomong-ngomong dia gak bermaksud nyuruh aku tunjukin bekas ini ke seluruh pelayan mansion kan? Enggak kan? Ya kali dia segila itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Retno Isusiloningtyas
hahahaha
lucu....
aku suka gaya cerita nya
2022-10-06
1
Nisha Rose
baru nemu novel ini..seru karakter ceweknya..😄👍👍👍
2022-08-29
1
imelda
😂😂😂😂😂
2022-02-13
0