HELLO, DOSEN KUTUBKU
Mahasiswa tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya tugas, presentasi, observasi dan titik akhirnya adalah skripsi.
Katanya, mahasiswa tanpa tugas itu bagaikan langit tanpa bintang. Hampa. Kalau langit memang indah dengan bintangnya. Nah, kalau mahasiswa? Jelas tidak.
Tugas membuatku sangat pusing dan mengurangi waktu rebahanku. Dengan presentasi yang di cecar dengan berbagai pertanyaan, dan segala deadline yang menghantuiku.
Namaku Viola, Calista Viola Putri. Aku adalah anak rantau, yang berkuliah di kota Kembang. Aku tinggal di kamar satu petak bernama kosan. Aku mahasiswa semester 6 program studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di salah satu Universitas Swasta di Bandung.
Pagi ini aku ada jam perkuliahan. Alarm yang ku setel jam 05.00 ternyata tak ku dengar sama sekali. Aku pun bangun pukul 06.30
Bergegas ku untuk beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi.
"Ah sial, antri pula. Coba di kamar mandi atas" Aku pun berlari dengan membawa handuk dan pouch perlengkapan mandiku.
Segera aku berlari untuk mencari kamar mandi yang kosong.
Namun tak juga ku dapatkan. Akhirnya hampir 15 menit aku menunggu, ada salah satu yang keluar.
Cusssss, langsung aku lari. Hingga akhirnya..
“Vioo, ayo cepetan ini sudah jam 07.00 nihhh” teriak Lisa sembari mencari keberadaanku.
Satu per satu kamar mandi di ketuk. Aku pun menjawabnya
“Iya Sa, tunggu bentar, ini udah mau selesai” ucapku dari dalam.
Lisa Alina adalah teman seperjuanganku. Kami berteman sejak semester awal kuliah. Lisa berasal dari Jawa Tengah. Dengan kesabarannya, dia mampu menghadapi kelemotan ku ini. Jadi selama kita berteman 3 tahun, dia tau apa saja kekuranganku.
Setelah mandi, aku pun bergegas untuk bersiap mengenakan baju serapi mungkin dengan rambut terikat. Tak lupa ku pakai sedikit bedak dan lipstik ombreku.
“Ayo Vio. 15 menit lagi masuk” Vio menarik tangan ku menuju parkiran kos.
Dengan motor Sc**py yang ku punya langsung ku gass motor menuju kampus. Sesampainya langsung aku berlari menuju tangga, karena jika menunggu lift pasti sangat antri.
Satu per satu kami naiki, hingga tiba lah di lantai 5.
"Huh hah huh hah" aku berusaha menormalkan nafasku begitu pun Lisa.
“Vii,, lihat itu, Itu kayaknya dosen kita deh. Ayo cepet Vii” Lisa menarik lenganku dengan kencang.
Sesampainya di kelas, aku menormalkan nafas dan menunggu dosen datang. Kebetulan ini adalah pertama kali dosenku mengisi kelas perkulihan, pertemuan sebelumnya di isi dengan dosen lain yang mengampu mata perkuliahan yang sama.
Tak lama kemudian pintu pun terbuka…..
“Gantengnyaa….”
“Wah tampan sekalii….”
“Perfect”
"Harum bangett"
“Vii, lihat vii, dosennya cakep banget. Coba deh lihat”
Itulah yang ku dengar dari beberapa teman perempuanku. Ya, yang datang adalah dosen pengampu kelasku. Dia adalah Pak Hendra Bima Putra.
Dengan mengenakan kemeja biru muda dengan lengan dilipat sedikit, celana hitam panjang dan sepatu mengkilap membuat para mahasiswi bersorak ria. Belum lagi rambut klimisnya. Sangat tampan. Itu kata mereka.
Apalagi dengan beberapa prestasi yang dimiliknya.
Yang ku dengar bahwa dia adalah lulusan terbaik di Universitas Negeri di Jakarta dan juga sebagai Direktur Regional disebuah perusahaan milik Ayahnya. Star Future adalah salah satu perusahaan jasa keuangan dan investasi yang ada di Indonesia sejak abad 15 tahun yang lalu. Perusahaan yang menawarkan investasi, saham, emas dan valas.
Bagiku, dosen yang enak adalah dosen yang memberi nilai mahasiswanya harus yang manusiawi jangan sampai mempersulit mahasiswanya.
“Selamat pagi. Perkenalkan saya Hendra Bima Putra, bisa dipanggil Pak Hendra. Dan ini adalah kali pertama saya mengampu kelas kalian. Untuk yang akan presentasi silahkan dipersiapkan” Pak Hendra memulai perkuliahan pagi ini dengan mengeluarkan laptop dari dalam tas hitam miliknya.
“Belum apa-apa udah nyuruh presentasi aja, di absen dulu kek, basa-basi dulu kek, apa kek, huhh menyebalkan” gerutu ku sambil sesekali merapikan rambut.
Kelompok yang akan presentasi mempersiapkan segala hal, mulai dari laptop, LCD dan sebuah notes untuk mahasiswa yang akan bertanya.
Ditengah temanku presentasi, aku sudah merasa sangat ngantuk. Padahal semalam aku tidur tidak terlalu larut.
“Vii,, bangun Vii. Bisa-bisanya temennnya presentasi kamu malah tidur” Lisa berusaha membangunkanku.
“Viola, bangun!”
Pak Hendra yang sedari tadi memperhatikan mahasiswa presentasi mengubah arah pandangnya ke mahasiswa yang sedang duduk memperhatikan.
Di edarkan pandangan ke segala arah. Dan di temuinya salah satu mahasiswanya sedang tertidur dngan menelungkupkan wajah diatas kedua tangannya yang menilap di meja.
“Sstttt, Viiii.. Dosennya kesini” Lisa masih berusaha membangunkan dengan menyenggol kakiku dengan arogannya.
“Viona bangun Viii, ih kebo parah ini mah!”
“Vionaaa… sttt.. Lo bisa panggil ke ruangannya ihhhhh!” Lisa pun berkali-kali membangunkan ku, tak sekalipun aku melek.
Tertidur. Itulah hal yang benci oleh para pendidik ketika mengetahui salah satu mahasiswanya tak memperhatikan.
Dengan menghela napas pelan lalu berjalan mendekat ke arah mejaku.
Sementara Lisa yang duduk di samping ku, sedari tadi mencoba membangunkan hanya bisa tertunduk pasrah. Karena juga aku tak kunjung bangun. Lisa langsung mencubit tangan hingga aku yang tertidur itu pun langsung bangun.
“Sakit, Lisa!! Sial!”
Aku pun berkata nyaring dan menoleh saat mendengar suara dehaman berat yang tidak asing di telinga. Aku baru saja sadar saat suasana kelas yang hening dan semua orang kini menoleh kearah ku.
“Eh, Pa-Pak- Hendra”
“Calista Viola Putri. Keruangan saya sesudah jam kelas saya selesai!” dengan nada Killer dan mata yang tajam bak elang yang menemukan mangsanya seperti itulah dia menegurku.
"Saya dengar dari dosen pengampu sebelumnya, kamu sudah sangat sering di peringatkan. Gak ada kapoknya sama sekali!!" gerutu Pak Hendra yang masih memperhatikan tingkah Viola.
"Maaf pak, saya tidak mengulangnya lagi" hanya itu kata yang keluar dari mulutku.
Aku tak habis pikir, Pak Hendra baru pertama masuk dan bisa mengingat nama lengkapku dengan sangat tepat. Mungkin saking seringnya aku jadi bahan pembicaraan dosen, pikirku.
Semua orang di kelas menahan tawanya melihat reaksi perempuan yang di panggil dengan nama lengkapnya itu. Kelas menjadi hening kembali saat suara dehaman keluar dari lelaki sebagai dosen ini.
Aku pun merutuk dan mengumpat beberapa kali menatap punggung lelaki memakai kemeja biru muda yang kembali berdiri di depan kelas itu.
Bibirku bergerak-gerak menyumpah serapahi dosen itu. Tangannya mengerat pada jaket lalu menggigitnya karena kesal.
Dosen Es!
Dosen Kutub!
Nyebeliiiiiiinnnn……
Mentang-mentang ganteng, banyak yang suka sama dia nihhhh.
Ah sialahan banget dapat dosen ini. Umpatku.
Presentasi yang dilakukan temanku berjalan dengan lancar, walau sempat ada insiden kecil karena ulahku.
.
.
.
.
Pertemuan yang tak pernah ku harapkan. Seorang laki-laki yang menyebalkan dengan tatapan mematikan -Viola
.
.
.
'puji
.
.
.
Jangan lupa like, comment dan vote ya guys..
Salam hangat dariku♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments