Di Lembah Jurang Kematian, lebih tepatnya di area binatang buas tingkat empat. Terlihat seorang gadis yang berumur 16 tahun tengah berlatih dengan cara membunuh beberapa binatang buas. Gadis itu berada di ranah Fondation tingkat lima. Ia ditemani dua orang pengawalnya yang berpakaian zirah lengkap. Ke-dua pengawal itu berada di ranah Fondation tingkat delapan.
"Wow... itu tadi adalah gerakan yang sangat bagus nona", ucap salah satu pengawal sambil tersenyum.
"Ya, nona kita memang sangat hebat dalam melawan binatang buas", ucap pengawal lainnya.
Gadis yang baru saja selesai berlatih melawan beberapa binatang buas dengan segera langsung menghampiri kedua pengawal yang memujinya tadi. "Sudahlah, itu karena binatangnya saja yang lemah". Gadis itu mulai memandang langit yang tampaknya sudah sore. "Sebaiknya kita segera bergegas kembali ke istana karena hari sudah sore. Aku takut kalau ayah nanti mencemaskan aku, karena tidak cepat pulang", ucap gadis itu sambil menyarungkan pedangnya.
"Baik nona", kedua pengawal yang mendengar perintah dari nonanya langsung berdiri di samping nonanya dan siap untuk kembali ke istana.
Tiba-tiba sekelompok pembunuh muncul dan menghadang jalan mereka bertiga untuk pulang. Ada enam orang pembunuh yang menghadang jalan mereka. Semua pembunuh itu berada diranah Fondation tingkat tujuh. Para pembunuh itu berpakaian serba hitam, mereka semua memakai tudung hitam sehingga wajahnya tidak bisa dikenali.
"Siapa kalian ?!! Beraninya kalian menghalangi jalan nona ?!!", ucap pengawal yang berdiri di samping kanan nonanya sambil mengacungkan pedang kearah mereka.
"Kami dari kerajaan Shui jika kalian berani menghalangi jalan nona, maka kalian akan kami bunuh", ucap pengawal lainnya yang juga berdiri di samping kiri nonanya.
"Kalian berdua sebaiknya diam saja, karena kami hanya ingin nyawa dari nona kalian", ucap pemimpin dari sekelompok pembunuh yang menghadang jalan mereka dengan nada yang cukup arogan.
"Apa alasan kalian mengincarku ?! Siapa yang telah mengutus kalian cepat jawab ?!", gadis itu yang dijadikan target dari sekelompok para pembunuh sangat terkejut, karena seingatnya ia tidak pernah berbuat jahat dan mencelakai orang lain. Sehingga orang itu mengutus para pembunuh untuk menargetkannya.
"Ha... Ha... Ha .. kenapa kami harus menjawab pertanyaan dari orang yang akan segera kami bunuh ?!", pemimpin pembunuh itu tertawa sambil merentangkan kedua tangannya. "Cepat bunuh mereka semua", para pembunuh yang mendengar instruksi dari pemimpin mereka langsung mengangkat senjata mereka dan menyerang ke-tiga orang itu.
"Nona, anda harus cepat lari", ucap satu pengawal dengan nada yang tergesa-gesa.
"Biarkan kami berdua yang mengurus para pembunuh itu nona", ucap satu pengawal lain.
"Tapi bagaimana dengan kalian", gadis itu mengkhawatirkan ke-dua pengawalnya karena ia tidak ingin lari sendirian.
"Tidak ada banyak waktu lagi nona. Anda harus cepat lari !!!". Pengawal pertama berteriak dengan nada yang keras agar nonanya cepat pergi lari dari para pembunuh.
Gadis yang mendengar suara keras dari pengawalnya langsung lari ke pedalaman lembah dan meninggalkan ke-dua pengawal itu dibelakangnya. Ia merasa bersalah karena harus lari sendirian dan meninggalkan pengawalnya.
Sudah dua jam ia berlari ke dalam lembah. Gadis itu kini berhenti, karena menurutnya para pembunuh yang mengincar nyawanya sudah berhasil dibunuh oleh ke-dua pengawalnya. Gadis itu juga berpikir kalau para pembunuh tadi tidak akan berani mengejarnya karena dia berada di area tingkat 5. "Huf... Huf... Huf... sepertinya para pembunuh itu tidak bisa mengejarku"
"Siapa bilang kami tidak bisa mengejarmu. Kamu pikir kami akan takut untuk pergi kearea tingkat 5 ini ?!". Para pembunuh itu mulai muncul satu persatu dan menyudutkan gadis itu.
Gadis yang melihat para pembunuh yang keluar langsung memasang ekspresi cemas. "Tolong... siapapun tolong....", gadis itu berteriak berharap ada seseorang yang menolongnya.
"Ha... Ha... Ha... apa kamu sudah gila ? Tidak ada orang waras yang berani masuk kedalam area tingkat 5 ini. Mau seberapa keraspun kamu berteriak tidak akan ada orang yang bisa menolongmu". ucap pemimpin pembunuh itu sambil tertawa dengan keras.
Gadis itu mengeluarkan pedang dari sarungnya. Ia mengarahkan pedangnya kepada pemimpin pembunuh itu. Ia tahu bahwa perlawanannya tidak akan membuahkan hasil tapi setidaknya ia mencoba untuk melawan. "Bukankah para pengawalku telah membunuh kalian semua ? Kenapa kalian masih bisa dapat mengejarku ?", ucapnya dengan gelisah sambil mengkhawatirkan ke-dua pengawalnya.
"Ha... Ha... Ha .. apakah kamu buta ? Tentu saja kami masih hidup, karena ke-dua pengawalmu telah kami bunuh". ucap pemimpin pembunuh dengan suara yang sangat jelas. "Sekarang mari ucapkan selamat tinggal kepada hidupmu nona". pembunuh itu mulai mengangkat satu tangannya keatas dan seketika muncul sebuah bola petir dengan ukuran yang cukup besar.
'Ibu... Ayah... Kakak...maafkan Nan Mei karena tidak dapat menemui ibu dan ayah lagi', batin Nan Mei sambil melihat sebuah bola petir yang telah dikeluarkan oleh pria itu.
"Groarrr"
Tiba-tiba terdengar suara beruang. Beruang itu muncul dihadapan mereka dengan aura yang sangat mencekam. Monster itu disebut sebagai Beruang Hitam dan merupakan monster tingkat enam. Beruang Hitam itu memiliki tinggi sepuluh meter dengan warna mata merah menyala serta bulu yang berwarna hitam pekat.
"Apa..?! Kenapa ada Beruang Hitam di area tingkat 5", ucap salah satu pembunuh. Perhatian mereka mulai teralihkan kearah Beruang Hitam itu. Mereka semua terkejut dengan kemunculan sosok monster tingkat enam seperti Beruang Hitam dihadapan mereka.
"Lari...". Para pembunuh itu mencoba lari tapi naas hidup mereka harus berakhir ditangan Beruang Hitam itu. Sedangkan Nan Mei terdiam membeku karena aura yang dipancarkan oleh Beruang Hitam.
"Groarr". Beruang itu mulai menganyunkan cakarnya kearah para pembunuh. Cakar beruang itu membentuk seluit bulan berwarna hitam dan langsung mengenai para pembunuh tak terkecuali pemimpin mereka juga terkena serangan dari monster itu. Semua pembunuh terbunuh oleh serangan dari Beruang Hitam dengan tubuh yang terpotong.
Beruang Hitam itu mulai mengalihkan pandangannya kearah gadis yang tengah gemetaran menatapnya. Beruang Hitam mulai mengangkat cakarnya untuk melakukan serangan. Sedangkan Nan Mei tetap memegang pedangnya meskipun kakinya tengah gemetar. 'Kenapa ini harus terjadi kepadaku. Aku bahkan belum merasakan apa yang namanya cinta', batin Nan Mei sambil menutup matanya karena takut berhadapan dengan monster tingkat enam. Saat cakar beruang itu hampir diayunkan tiba-tiba terdengar suara lonceng yang begitu indah.
(Krincing)
Nan Mei mendengar suara lonceng yang begitu indah. Suara lonceng itu seperti mengisyaratkan kepadanya kalau tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Saat mendengar suara dari lonceng hatinya mulai merasa tenang seperti ia tahu kalau hidupnya akan baik-baik saja.
Nan Mei yang mendengar bunyi dari lonceng tadi langsung membuka matanya. Seketika terlihat kepala Beruang Hitam yang sudah jatuh terpisah dari tubuhnya. Nan Mei langsung mengarahkan pandangannya kearah orang yang telah membunuh Beruang Hitam itu.
Di depannya terlihat seorang pria yang mengenakan pakaian aneh dan memakai topeng berbentuk rubah untuk menutupi wajahnya. Pria itulah yang telah membunuh Beruang Hitam tadi dengan sebuah pedang yang berwarna hitam yang tengah ia genggam ditangan kanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Yao yan
gw suka mc kek gini lanjuttt
2022-03-14
1
ais adam
Lanjut
2022-03-13
0
Hamdan Nst
pake masker ajah thor biar gk kna tilang
2022-03-06
0