Di sebuah rumah yang cukup besar ,tinggalah satu keluarga yang terdiri dari Suami,istri dan kedua anakanya.mereka termasuk dari keluarga berada meskipun rumah yang ditempati tidak sebesar orang kaya pada umumnya.
Setiap pagi Mila harus membangunkan anak perempuan nya agar tidak kesiangan masuk sekolah.
"Arneta bangun!" ,sentak Mila
"Apaan sih mah ,aku masih ngantuk",ucap Arneta.dia masih belum membuka matanya karena merasa masih mengantuk.
"Nak bangun,ini sudah siang nanti kamu sekolah nya kesiangan!",ucap Mila.sambil mengguncang tubuh anaknya agar cepat bangun.
"Arneta telingamu dengar tidak,bangun kamu kalau tidak mamah siram pake air!!" sentak Mila
"Iya Mah"ucap Arneta
dia langsung bangun dari tidurnya dan segera masuk ke kamar mandi.
Sementara itu,Mila menyiapkan sarapan untuk Suami dan Anaknya di ruang makan.tersedia berbagai jenis makanan yang tersaji.
"Arneta,Ayah,Marvel cepat turun makanan udah siap". Ucap Mila
mereka pun turun dari lantai 2 dan berjalan menuju ruang makan.Arneta yang baru saja datang dengan tergesa-gesa memamakan makanan nya dengan cepat agar bisa berangkat sekolah sebelum bel berbunyi.
"Arneta! makanya pelan-pelan nanti tersedak ,ucap Dirga
"Nanti kelamaan aku bisa terlambat masuk sekolah,yah ",ucap Arneta . sambil menghabiskan makanannya dan langsung berdiri meninggalkan ruang makan tanpa berpamitan dengan kedua orang tuanya.
"Anak itu kebiasaan,gak pernah pamit kalo udah kesiangan !" gerutu Mila
Marvel dan Dirga hanya menatap tajam kearah Mila yang sedari tadi terus bergumam merutuki anak perempuan nya yaitu Arneta.
Sementara Arneta yang berangkat menggunakan motor Vespa pink miliknya sudah sampai diparkiran sekolah SMA swasta yang cukup terkenal di Jakarta.Arneta baru kelas 2 SMA dan dia memang sering mendapatkan hukuman karena sering masuk telat.
"Sial! gerbangnya udah ditutup! "ucap Arneta
dengan muka kesal karena tidak bisa masuk ke sekolah dan otomatis dia tidak bisa masuk kelas.
"Pak ,Maaf Saya Terlambat boleh saya masuk ?" ucap Arneta. Security sudah hafal dengan wajah Arneta karena dia sudah sering datang terlambat.
"Maaf tidak bisa,kamu itu udah berkali-kali saya bilangin jangan terlambat tetap saja gak dengerin !" ucap Security dengan wajah kesal .
"Tapi Pak,saya harus masuk kelas karena hari ini jadwal pelajaran guru killer "ucap Arneta dengan muka memelas yang hampir menangis.
Security tersebut hanya menggeleng kan kepala dan masih tetap mengunci gerbang.dan berlalu meninggalkan Arneta yang masih didepan gerbang.
Karena tidak diizinkan masuk lewat gerbang Arneta berinisiatif masuk dengan memanjat dinding disamping gerbang sekolah sambil melihat ke sekeliling ,saat dirasa sudah aman dia menyelinap masuk dengan buru-buru sebelum ketahuan security .dia diam-diam masuk ke kelas agar tidak ketahuan guru . namun soalnya guru tersebut melihat Arneta menyelinap masuk kelas.
"Arneta,kenapa kamu baru masuk,ini udah jam berapa liat!" ucap Guru tersebut dengan nada yang tinggi ,hingga membuat siswa yang didalam kelas ketakutan.
"Ma-af pak saya tadi bangun kesiangan " ucap Arneta dengan wajah menunduk ketakutan.
" Saya Maafin,tapi kamu gaboleh ikut pelajaran saya , silahkan keluar !" ucap Guru tersebut
"ta-tapi pak saya mau ikut pelajaran bapak " ucap Arneta
"Saya bilang keluar ya keluar,ini konsekuensi ny karena masuk terlambat " ucap Guru tersebut dengan menatap siswanya dengan tajam.
Arneta pun keluar dengan terus menggerutu didalam hatinya sangat kesal pada guru tersebut karena terlalu galak dan menyebalkan menurutnya. dia berjalan menyusuri lorong sekolah yang cukup sepi karena seluruh siswa berada didalam kelas masing-masing.dia berjalan menuju kantin sekolah untuk membeli makanan dan minuman.
"Kenapa harus dikeluarin dari kelas sih!" gerutu Arneta,sambil menghentakkan kakinya ke lantai.
semua orang yang ada disana menatap kearah Arneta dan menatap dengan tajam lalu kembali ke kesibukan masing-masing.
"Pak Musta emang nyebelin banget " ucap Arneta dengan wajah yang kesal dan mengepalkan tangannya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments