"gab bangun udah jam 6" wildan membangunkan gabriel yang ingin pergi ke gereja.
"gabriel, bangun" wildan berkata lagi sambil menggoyangkan sedikit tubuhnya, tapi masih belum ada reaksi.
"woi gabriel bangun" wildan teriak langsung di kuping gabriel.
"anjir kuping gua" gabriel bangun karena kaget kemudian menekan-nekan kupingnya dengan mata masih terpejam
"dan berisik banget lo" dari arah lain kenzie yang tidur nya cukup berjauhan ikut terbangun.
"lo niat bangunin gak sih anjir" berbicara lagi gabriel setelah membuka mata.
"lo tidur udah kaya kebo, susah banget bangunnya" jawab wildan.
"kenzie ikut kebangun juga noh" jawab lagi gabriel.
"ya bagus, gak perlu bangunin dua kali gua" jawab wildan kemudian bergerak mencari remot tv.
"aduh" suara pelan gabriel sambil memegang keningnya.
"kenapa lo?" tanya wildan yang respek melihat gabriel ketika mendengar itu.
"gara-gara lo pala gua pusing, bangun kaget begini" jawab gabriel.
"alay" jawab wildan lalu kembali melihat tv.
"mandi duluan ken, abis itu gua" berkata gabriel yang beralih menjadi duduk.
"iya" kenzie berdiri melangkah ke belakang untuk ke kamar mandi.
kurang lebih lima menit, kenzie kembali.
"udah? mandi kecebong lo ya" sahut gabriel yang melihat kenzie sudah kembali dengan cepat.
"ngapain mandi lama-lama, gua berangkat duluan gab" kenzie sambil merapikan rambut dan kacamatanya tanpa cermin
"bareng lah" sahut gabriel kemudian berdiri. gabriel melangkah ke arah belakang, saat di dekat kenzie, gabriel mendekatkan mulutnya ke telinga kenzie dan berkata
"bareng atau rahasia lo gua bongkar ahaha" bisik gabriel pada kenzie kemudian tertawa.
"eh apaan, awas aja lo, yaudah sono cepetan, jangan lama-lama" jawab kenzie.
gabriel langsung menuju ke kamar mandi, kenzie menunggunya di ruang depan.
beberapa saat gabriel selesai mandi, mereka berdua berangkat bersama menuju gereja.
"wildan gua balik dulu ya" dony yang sudah bangun dari tadi dan hanya menonton tv, pamit ke wildan.
"iya don, hati-hati" jawab wildan, lalu seperti biasa mereka bersalaman batu bersatu alias kepalan tangan yang bersatu.
dony juga pamit kepada anggota lainnya yang masih ada di sana.
suara motor keluar dan menjauh, tapi ada juga suara pelan yang mendekat, itu suara mobil.
"pagi" suara pintu diketuk dengan keras, wildan keluar menemui siapa yang mengetuk pintu. ternyata itu adalah polisi, ada dua polisi yang datang. beberapa anggota yang lain juga keluar.
"selamat pagi, apa benar anda saudara wildan yang menemukan korban pengeroyokan semalam?" tanya seorang polisi.
"iya benar" jawab wildan.
"kalo gitu saudara kami akan bawa ke kantor untuk diminta keterangan terkait peristiwa semalam, ini surat tugas nya" jawab polisi itu lagi kemudian memberi wildan sebuah surat.
wildan membaca surat itu kemudian berkata
"baik pak".
"silahkan" salah satu polisi mempersilahkan wildan untuk jalan terlebih dahulu.
"pak saya ikut, semalam saya juga bersama wildan menemukan orang itu pak" salah satu anggota motor silent night, farel ikut bicara.
"iya, silahkan" polisi memperbolehkan farel.
mereka memasuki mobil polisi itu.
sesampainya di sana, wildan dan farel diminta untuk menceritakan kejadian sehingga dia bisa menemukan korban itu.
wildan yang menceritakan semuanya
"jadi pak, semalam saat saya bersama teman-teman saya sedang memutari jalan sambil menyalurkan sembako dari bantuan orang lain yang kami terima, lalu saat kami masih berbicara dengan salah satu orang yang menerima bantuan dari kami, kami mendengar suara keributan dari jauh. setelah selesai memberi bantuan itu, kami segera ke tempat tersebut, disaat hampir tiba, saya mendengar suara motor yang menjauh. lalu kami menemukan sebuah motor yang tergeletak gitu aja tanpa ada pemiliknya, teman saya menemukan korban itu ada di balik pohon pinggir jalan dengan darah yang masih mengalir tapi, tidak sadarkan diri, kami langsung memanggil ambulan, berharap dia masih bisa diselamatkan, tapi ternyata tidak"
"anda membagikan bantuan saat malam hari?" tanya salah satu dari polisi
"iya pak, itu kebiasaan kami, kami anak yang suka motor, yang suka mengitari kota di waktu malam, kami sering melihat orang lain yang tidur di trotoar, depan-depan toko, bahkan masih ada yang mencari bekerja disaat orang-orang lain tertidur lelap, jadi kami berinisiatif tidak hanya memutari kota, tetapi juga sambil memberi ketika ada yang seperti saya sebutkan tadi" wildan menjelaskan.
"apa kalian kenal korban?" tanya polisi lagi
"tidak pak" jawab wildan.
polisi mengeluarkan kartu identitas yang sudah dimasukan ke dalam plastik klip kemudian menunjukkan itu kepada wildan dan farel bertuliskan nama alfian putra humaira disana.
"ini kartu identitas korban" polisi memberi tahu.
wildan melihat farel, farel juga melihat wildan, kemudian farel mengangkat bahunya, mengisyaratkan bahwa mereka tidak pernah mengenal nama itu.
"ini pakaian terakhir korban" polisi mengeluarkan pakaian korban yang sudah di masukan plastik juga.
farel memerhatikan jaket nya.
"kaya pernah liat logo nya" farel berbicara pelan sambil mencoba mengingat
"tolong mohon diingat, info kalian penting bagi kami menyelesaikan kasus ini" salah satu polisi berkata.
"oiya pak, dulu ada satu teman SMA saya yang pernah menggunakan jaket yang sama, saya gak terlalu dekat sih sama dia" farel menjelaskan.
"apakah anda tau alamat rumah nya dimana?" tanya polisi lagi.
"saya gak tau pak, tapi saya kenal orang yang deket sama dia" jawab farel.
"anda tau alamat teman anda itu?" polisi terus bertanya.
"saya tau rumahnya pak, tapi gak hafal alamatnya" jawab farel.
"farel ,farel, bikin orang bingung aja lo" sahut wildan.
"ahaha kan saya bisa anterin ya pak" jawab farel kemudian menatap ke arah polisi.
"boleh, saya sangat menghargai itu" jawab pak polisi.
"kita berangkat sekarang" tambah polisi itu lagi.
mereka semua berdiri, masuk ke mobil, farel memberi tahu jalan nya.
setelah sampai di rumah yang dimaksud farel, teman farel itu memberi alamat rumah orang yang diingat farel pernah menggunakan jaket itu, namanya Riyan.
setelah sampai di rumah riyan, rian diminta ikut ke kantor polisi. Riyan ikut dengan mereka kembali ke kantor polisi.
setibanya di kantor polisi, riyan juga ditunjukkan jaket itu serta identitasnya.
Riyan terlihat panik dan cemas.
"pak teman saya alfian sekarang dimana pak?, keadaan gimana? kenapa jaket nya penuh darah dan rusak begini?" tanya riyan dengan panik bercampur bingung dan cemas.
"mana alvian farel" riyan tidak berhenti berhenti berbicara, dia langsung menanyakan itu pada farel.
farel hanya menggeleng.
"mohon untuk tenang, teman anda alvian sekarang di rumah sakit, dia telah tewas atas peristiwa semalam, nanti sore setelah selesai observasi, jasad korban akan kami antar ke alamat yang tertera di kartu identitas ini" polisi menjelaskan.
"peristiwa apa pak?" tanya riyan.
"alvian dikeroyok oleh pihak yang belum kami ketahui siapa pelakunya.
"dikeroyok pak?" tanya riyan lagi untuk memastikan.
"iya" jawab polisi itu lagi.
sekarang raut wajah riyan bercampur marah.
"farel siapa yang ngelakuin itu?" tanya riyan ke farel.
"gua juga gak tau riyan, gua sama teman-teman gua dateng, mereka sudah pergi" jawab farel.
Riyan memegang kepalanya lalu membuang muka.
"mohon tenang, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan pelakunya" polisi ikut berbicara lagi.
"iya, jangan lama-lama" jawab riyan jutek.
"kami akan berusaha lakukan secepat kami bisa" jawab polisi itu lagi.
"saudara wildan dan farel terima kasih atas ketersediaannya untuk memberi penjelasannya ke kami, selanjutnya kami akan bertanya lebih lanjut kepada saudara riyan" polisi itu berbicara.
"iya pak sama-sama, kalau gitu kami pamit" jawab wildan.
"iya silahkan" jawab polisi itu lagi.
wildan dan farel berdiri
"gua duluan yan, yang sabar ya, kalo lo butuh bantuan hubungin gua aja" farel berkata sebelum meninggalkan riyan.
wildan dan riyan segera keluar dari kantor polisi.
"sekarang kita pulang naik apa? datang dijemput pulang tak diantar ini namanya" farel berbicara setelah keluar dari kantor polisi.
"ahaha" jawab wildan kemudian sedikit tertawa.
"malah ketawa" jawab farel "kita duduk dulu yuk ah" tambah farel kemudian duduk di sebuah bangku, begitu juga wildan.
"bilang ke grub rel, minta jemput" ucap wildan setelah duduk.
"iya" farel mengeluarkan hp nya.
setelah beberapa saat.
"gabriel sama kenzie yang kesini, katanya sekalian pulang dari gereja" farel memberi tahu.
"oke" jawab wildan.
kurang lebih 25 menit akhirnya kenzie dan wildan sampai.
mereka kembali ke markas, farel dan wildan menceritakan kejadian ini ke anggota lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Surya Putra
"Anda tau alamat teman anda itu"
"Tau rumahnya tapi tidak hafal namanya"
jadi mau lu apa sih Farel😂
2022-01-18
1