Dring… Dring… Dring…. Getaran ponsel itu berbunyi.
Lelaki itu masih tertidur pulas, sambil memeluk batal guling.
Dring… Dring… Dring…. Getaran ponsel itu berbunyi kembali, untuk yang kedua kalinya.
Lelaki itu membuka matanya perlahan, tangannya mulai mencari ponsel yang berdering. Saat sudah mendapatkan, apa yang ia cari. Dia memutuskan untuk memperbaiki posisinya. Harjunot mengubah posisinya, yang awalnya berbaring menjadi bersandar.
Matanya membaca nama yang tertera di layar ponselnya. Dahinya mengkerut karena Dirut yang menelpon. Segera Harjunot, mengusap ikon telpon ke kanan.
“Not! Kau bisa ke masjid sekarang juga?” tanya seseorang dari dalam ponsel.
“Ada apa Pak? Kenapa saya, harus ke masjid?”
“Kami butuh saksi nikah, NOT! Cepat datang atau mau dipecat, sebagai sahabat?” Suaranya terdengar memerintah.
“Iya-iya Pak!” Harjunot menjawab, sambil menggaruk lehernya.
Harjunot pun segera masuk kamar mandi, hampir dua puluh menit. Setelah selesai mandi Harjunot menuruni anak tangga.
“Tumben rapi, baru jam tujuh. Mau kemana?” tanya Aghnia selaku adiknya.
“Masjid Istiqlal!” jawabnya singkat.
“Jumatan masih lama, ngapain sudah mau ke sana!”
Harjunot diam enggan menjawabi pertanyaan adiknya. Lelaki tiga puluh tiga tahun itu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Harjunot keluar dari mobilnya dan berjalan masuk masjid. Saat melepas alas kaki Harjunot mengerutkan dahi.
“Ngapain nyuruh aku jadi saksi nikah! Kan disini banyak orang,” ujarnya sambil melihat alas kaki yang berjejer.
Harjunot pun berjalan kedalam masjid.
“Not, cepat sini!” panggil Dirut sambil melambaikan tangan kearah Harjunot. Lelaki itu hanya menurut saja. Harjunot sudah ada di samping atasannya, lelaki itu membungkukkan badannya pelan.
“Duduklah!” ujarnya kepada Harjunot. Harjunot yang disuruh duduk. Dia pun mengikuti apa yang atasnya ucapkan.
Belum juga bokong Harjunot menyentuh lantai, ada suara yang menegurnya.
“Hey …siapa yang menyuruhmu duduk disitu?” tanya atasan Harjunot.
Harjunot kembali berdiri, tidak berucap apa-apa.
“Duduklah di samping mempelai wanita!” ujarnya lagi, Harjunot menatap atasannya bingung. Harjunot mengarahkan pandangan kearah mempelai wanita. Di sisi kanan dan kiri mempelai wanita, ada dua bocah cilik. Yang cewek mirip wajahnya. Setelah itu, ia menatap perempuan yang menundukkan kepala. Harjunot belum bisa melihat wanita itu, dia pun menundukkan kepalanya. Agar bisa melihat wajah mempelai perempuan.
...***...
“Sudah, cepat! Penghulu sudah masuk masjid, nanti dikira saya memaksa kamu buat nikahin anak saya!” Atasan Harjunot, mendorong tubuh Harjunot agar cepat duduk. Harjunot yang terdorong, dia langsung duduk di samping mempelai perempuan. Sedangkan bocah lelaki itu, menjadi duduk disampingnya
Penghulu itu sudah duduk di depan mempelai wanita, seraya berkata. “Siap kita mulai, acara ijab qabul ini?” Semua mengangguk.
“Berhubung kalian belum mendaftarkan diri di KUA, jadi nikahnya siri. Tidak masalah, karena yang membedakan hanya, status kalian diakui hukum dan tidaknya. Kalau dimata agama Isya Allah sah. Yang penting ada walinya! Berapa maskawin nya?” tanya penghulu itu. Harjunot yang ditanya gelagapan. Seolah bingung, bagaimana tidak jika dia saja baru tahu kalau dia nikah hari itu juga.
Atasan Harjunot membisikkan sesuatu ke telinganya. “Seadanya sajalah, bawa dompet kan?” tanyanya takut, jika Harjunot tidak membawa dompet. Harjunot menelan ludahnya, tapi tangannya merogoh saku belakang. Lelaki itu membuka dompetnya, matanya membulat sempurna. Hanya ada satu lembar uang yang ada di dompetnya itu. Harjunot mengambil dan menaruhnya di meja penghulu.
“Baiklah, kita mulai. Wali mempelai wanita, menjabat tangan mempelai lelaki.”
Kedua orang itu hanya menurut saja, penghulu itu meminta wali dari perempuan mengikuti ucapannya. Penghulu itu berbisik di telinga wali dari mempelai perempuan.
“Ananda Harjunot Ali saya nikahkan dan saya kawin kan engkau dengan putri kandung saya. Yang bernama Arsy Latthif binti Muhammad Langit Arkana Abdullah . Dengan maskawin uang sebesar tujuh puluh lima ribu tunai!”
“Saya terima nikah dan kawinnya Arsy Latthif binti Muhammad Langit Arkana Abdullah, dengan maskawin tersebut tunai!”
“Bagaimana saksi sah?” Penghulu itu bertanya.
“Sah!”
“Alhamdulilah!” Penghulu itu membaca doa untuk pasangan itu.
“Mempelai wanita bisa cium tangan lelaki yang sudah jadi suamimu sekarang. Dilanjut suami cium, kening istrinya!”
Perempuan yang menunduk itu, mengangkat wajahnya kemudian mencium tangannya Harjunot. Hati Harjunot berdetak kencang saat perempuan itu mencium tangannya. Jantungnya lebih bergetar, saat dia menangkup wajah perempuan yang sudah jadi istrinya itu. Wajahnya nampak seperti rembulan yang bersinar, mata hitamnya lebar sempurna, bulu matanya lentik, hidungnya mancung. Perempuan itu tersenyum malu, saat Harjunot mau mencium keningnya.
Bibir Harjunot tersenyum, karena wajah istrinya yang malu. Perlahan Harjunot mendekatkan bibirnya dengan kening istrinya.
CUP!
... ***...
“KAK ARJUNOT BANGUN!” teriak Pandy dari pintu kamar.
“KAK ARJUNOT KITA HARUS KE JAKARTA UNTUK NEXT PROYEK!” ujarnya, sambil menggedor pintu.
Perlahan mata Harjunot membuka, manik hitam itu membulat saat melihat posisi tidurnya. Harjunot membuang bantal guling kelantai. Bagaimana tidak! Orang dia mendapati dirinya mencium guling saat bangun.
Harjunot berjalan kearah kamar mandi, tak selang berapa menit lelaki itu keluar dari kamar mandi.
Harjunot menatap pantulan wajahnya di kaca, seraya berkata.”Mimpi hari ini sangat kelewatan! Bagaimana mungkin, aku bisa mimpi menikahi anak atasanku? Apalagi di mimpiku Pak Dirut, ngebet banget ingin aku menikahi anaknya! Sungguh tidak masuk kedalam nalar manusia. Masa iya, nikah dadakan! Kagak ada keluarga dari mempelai pria.” Harjunot bicara sambil mengosongkan almari.
“Nah …ini gara-gara si Aghnia, yang selalu cerita. Tentang kisah cinta, nikah paksa dalam novel! Kalau di dunia nyata kalau nikah. Ya pasti atas dasar cinta, atau malah sudah pacaran bertahun-tahun.” Harjunot memasukkan pakaiannya ke dalam ransel.
“Dan karena, aku tahu namanya dari story, jadi mimpinya ijab qabul. Nyesel sekali. Kenapa, tadi malam aku puter video itu berulang-ulang!”
Harjunot keluar dari kamar kontrakan nya, sambil membawa tas ransel dipunggung. Sedangkan tangannya memijat ponsel. Seluruh anak buahnya sudah menunggu Harjunot keluar.
“Pagi! Kak Arjunot!” sapa Pandy terkekeh.
Harjunot yang matanya fokus ke layar ponsel, ia alihkan ke si Pandy.
“Kau itu kenapa?” Harjunot mengerutkan dahi, karena anak muda itu. Seperti menahan tawa, saat menyapanya.
“Gimana mimpinya tadi malam? Streaming enggak ada gangguan kan? Dan saaah, pastinya!” Pandy membuat Harjunot berpikir keras, karena ucapannya. Seluruh anak buah Harjunot mendengar apa yang Pandy ucapkan. Tak terkecuali Titin juga ada.
“Pandy, pagi-pagi sudah goda. Mas Mandor saja!” sahut anak buah Harjunot.
“Lah …nanti kalau udah nikah, sama kekasihnya. Yang goda bukan saya, sudah ganti istrinya. Ya enggak Kak Arjunot?” Harjunot hanya diam, enggan menanggapi.
“Emang, Mas Arjunot, sudah punya kekasih?” Pak Agus ingin tahu.
“Kalau saya lihat baru melempar umpan. Agar sang pujaan memakan …hauu. Tapi sepertinya sudah ada plans buat ijab qabul. Ya, kan Kak Harjunot?” Pandy mengedipkan sebelah matanya kearah Harjunot.
“Wah …siapa ya gebetan Mas Arjunot, kira-kira kita kenal enggak?”
“Cukup saya jaga rahasia. Ayo cepetan kita berangkat ke Jakarta, malah ngajak ghibah!” tukas Pandy.
Titin dia sudah ke GR-an saat Pandy bilang seperti itu.
“Saya terima nikahnya Arsy Latthif!” Pandy berbisik ditelinga Harjunot. Lelaki itu sangat terkejut, saat anak muda itu berbisik.
“Ssttt!” Harjunot menyuruh Pandy diam.
... ***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
akhirnya nikah juga, walau hanya mimpiii😂
2022-03-03
0
Assyiffa Nur
Hei kak. Vhieh sudah mampir nih, maaf ya pakai akun lain. Semangat thor.. seru ceritanya
2022-03-03
1
nuellubis
itu tandanya udah saatnya dinikahkan. ngebet tuh pengen kawin. hahahaha😂😂😂😂
2022-02-10
1