Jam istirahat, Shena dan Chika pergi kekanti. Chika melihat Exel duduk di kantin dengan sumringah langsung menghampirinya. Panggil lirih Shena pada Chika bertanya ia akan pergi kemana, sambil berlari kecil Chika mengatakan kan kalau ia hanya ingin duduk.
"Gue boleh duduk disini kan," rayu Chika.
Shena yang melihat Chika menghampiri Exel hanya menggelengkan kepala. Lanjut Shena membeli minuman, menghampiri Chika kalau ia akan pergi ke perpustakaan.
"Iya, gue disini ya" ucap Chika.
Chika asik mengobrol dengan Exel sambil berkenalan, tiba-tiba Garil datang dengan muka sedikit bete duduk disamping Exel. Exel lalu bertanya pada Garil ada apa dengannya, Garil menatap Exel sambil memberikan lembar UTS milik Exel.
"Lah kok kecil" kaget Exel.
Dengan humor Garil mengatakan kalau Exel salah pergaulan. Exel lalu mengambil lembar UTS milik Garil, dengan senyum mengejekl kalau nilainya sama saja dengannya.
Spontan Garil mengambil kertasanya ditangan Exel dengan paksa, mengatakan kalau dia hanya kurang konsen lalu berteriak memesan makanan.
Chika tersenyum tipis dengan membatin kalau ini kesempatannya untuk bisa mengenal Exel lebih dekat. Lalu menawarkan pada Garil dan Exel, kalau mereka bisa belajar bersamanya dan Shena kalau mau.
"Emanglo bisa?" tanya Garil sambil makan.
"Lumayan, namanya juga belajar. Tapi tenang, temen gue Shena. Dia jago banget kalo soal belajar. Jadi kalo mau ya dengan senang hati" kata Chika.
"Boleh juga tu, gimana ril?" Senggol Exel.
Sejenak garil berfikir, lalu mengiyakan asalkan nilainya kembali bagus.
"Tapi, kayaknya Shena kurang setuju deh" Chika muka lemas.
Tanya garil kalau Shena tidak setuju kenapa ia menawarkan untuk belajar bareng. Senyum garing Chika kalau Shena akan setuju jika dibujuk, iapun menyuruh garil untuk membujuk Shena. Terkejut Garil dengan mulut yang penuh dengan mie, dan bertanya kenapa harus dia yang membujuk.
"Ya kalau gue udah pasti dia nggak mau, makannya lo aja" ucap Chika.
Exel berbisik sedikit keras pada garil untuk menerima tawaran Chika, daripada dirinya harus belajar bersama Dara yang kurang nyambung dalam pelajaran. Garil menunjukan ekspresi sedikit cemas lalu setuju dengan tawaran itu, diiringi senyum senang Chika.
"Terus, sekarang temen lo di mana?"
"Kata dia tadi sih mau ke perpustakaan"
Dengan tergesa, Garil langsung menghentikan makannya dan segera pergi menghampiri Shena. Berjalan beberapa langkah, garil berhenti sejenak dengan sedikit berteriak memanggil ibu kantin kalau makanannya akan dibayarkan oleh Exel.
"Lah gue, kebiasaan tu anak emang" bicara pada Chika.
"Hha iya, namanya juga temen. Kadang kelakuannya emang suka gitu"
Garil berjalan menghampiri shena diperpuskaan, dara mencoba memanggilnya tapi garil pura-pura tak mendengar dan terus berjalan. Dara mengajak raya mengikuti Garil, Raya sempat menolak karena melihat Exel bersama chika dan mencoba menghampiri.
Dara pun menarik tangan raiya untuk ikut bersamanya, Raya mengatakan kalau dia ada urusan penting. Dara lalu menjawab dan mengatakan kalau urusannya lebih penting, Raya berjalan dengan wajah terpaksa menoleh melihat Exel.
Shena duduk membaca dan membuka setiap lembar buku dengan tangan menyanggah kepalanya. Mengusap matanya, sejenak mengalihkan pandangan dan melihat garil yang sudah ada didepannya
"Astaga (terkejut Shena). Lo ngapain disini?"
Garil sambil duduk, "Nyari lo lah."
"Nyari gue, mau ngapain?" kerut alis Shena.
Dara dan Raya mengintip dibalik pintu melihat Shena dan Garil bersama, Dara ngedumel karena merasa kesal.
"Ihh.. apaan sih tu cewek!. Kok malah makin deket sama Garil. Itu juga Garil ngapain sih mau-maunya dideketin sama cewek kecentilan itu."
Tiba-tiba..
Pak Tono datang mencolek Raya menyuruhnya geser, Raya sedikit terdiam terkejut melihat kedatangan Pak Tono. Lalu Pak Tono mencolek Dara yang masih mengintip, Dara yang mengira kalau itu Raya menyuruhnya untuk diam.
"Dar.." Raya mencoba memberi tahu Dara.
"Ihh elo tu bisa di..em" Dara berbalik badan dengan kaget tertegun malu-malu melihat Pak Tono.
"Eh.. pak tono. Saya kira tadi si Raya." Dara tersenyum malu.
"Pak Tono, Pak Tono!. Kamu ngapain disini?"
"Hmm, ma-mau ke-toilet Pak" gugup Dara.
Pak Tono mengatakan kalau ini perpustakaan dan bukan toilet.
"Oh.. udah pindah ya Pak toiletnya" wajah humor Dara sedikit takut.
Dengan humor Pak Tono mengatakan kalau memang sudah dari dulu seperti ini. Dara pergi dengan senyum sedikit malu, menarik tangan raya dan berbisik padanya kenapa tidak memberi tahu kedatangan Pak Tono.
"Permisi pak.." senyum malu Raya.
Melihat itu Pak Tono menggelengkan kepalanya dengan muka heran.
Lanjut Shena menutup bukanya lalu pergi, tahan Garil langsung memberi tahu Shena kalau ia berkenan mengajarinya ia tentunya akan senang.
Lirik heran Shena mengerutkan kening, "Mendadak, lo minta belajar bareng?. Siapa yang nyuruh?"
Senyum Garil dengan santai menjawab "Chika".
Shena berdiri dan mencoba pergi, Garil kembali menahan sambil memegang erat tangan Shena memelaskan wajah memohon. Risih Shena gugup mencoba melepaskan pegangan, dan tidak sengaja mendorong tangan Garil dengan keras sampai membuatnya terjatuh dan kepala terbentur meja.
Garilpun memanfaatkan kesempatan dengan berpura-pura pingsan. Shena terkejut sekaligus khawatir melihat Garil pingsan karena perbuatannya dan mencoba menolongnya dengan menaruh kepala Garil di pangkuannya.
"Heh, bangun (menepuk pelan pipi Garil). Duh pakek acara pingsan segala, maafin gue. Bangun dong"
Garil yang tidak tega melihat Shena khawatir, langsung membuka mata perlahan dengan senyum tipis diwajahnya merayu Shena.
"Itu artinya lo mau ngajarin gue ya."
Shena yang mengetahui garil pura-pura pingsan langsung menarik kakinya, hingga membuat kepala Garil terbentur sedikit keras.
"Aduhh!. Dua kali lo nyakitin kepala gue, sekarang gue minta ganti rugi. Pokoknya lo harus ngajarin gue, ti..tikk." tegas Garil kesakitan memegang kepala.
Lirih Shena, "Maksa banget sih."
"Pliss ya pliss" Memegang tangan Shena.
Dengan terpaksa dan tidak tega akhirnya Shena menyetujui permintaan Garil, dan mengatakan kalau itu hanyalah balas budi karena dia sudah menolongnya dari mobil yang akan menabraknya semalam. Mengambil bukunya yang sempat terjatuh, shena lalu pergi meninggalkan garil.
"Inget!, cuma balas budi" lanjut Shena.
"Yess, berhasil juga. Biarpun harus jatuh bangun dulu, nggak papalah ya" wajah senang Garil segera bangkit.
Garil yang tidak sengaja menoleh ke salah satu rak buku melihat ada yang aneh tertempel dibuku. Dengan tatapan heran mendekati buku itu, saat didekati ternyata itu cincin milik Shena yang tersangkut di salah satu buku.
Senang Garil mengambilnya dan akan mengembalikan cincin itu saat nanti dia bertemu Shena nanti. Memasukan cincin ke saku lalu bergegas pergi.
Next👇.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments