TEMAN TIDUR SANG PEWARIS

TEMAN TIDUR SANG PEWARIS

Bab. 1. Hutang 300 juta

Pengenalan tokoh

Laura Anastasia, gadis manis berusia 21 tahun. Seorang anak yatim piatu, ayahnya meninggal saat dia berusia 10 tahun karena kecelakaan, dan ibunya meninggal saat dia berusia 18 tahun karena sakit. Dia mewarisi sebuah panti asuhan milik orang tuanya, namun saat dia berusia 20 tahun Laura memutuskan tinggal diluar panti asuhan, ditempat yang lebih dekat dengan kampus dan tempat ia bekerja. Namun begitu, setiap akhir pekan Laura selalu menyempatkan diri untuk pulang ke panti menjenguk ibu asuh dan adik-adiknya.

.

Edward Alexander Hugo, Pria mapan berusia 35 tahun. Seorang pewaris tunggal, cucu laki-laki semata wayang keluarga Hugo, salah satu keluarga crazy rich di ibu kota.

Tampan, mapan, rupawan, siapa yang tidak tergila-gila padanya, namun sayang, hingga di usianya yang ke 35 tahun, belum pernah sekali pun ada berita jika dia memiliki seorang kekasih. Tidak ada yang tau tentang status hubungannya. Mungkin dia seorang pria lajang. Atau mungkin telah beristri.

*****

Laura's POV

Di suatu hari Sabtu yang cerah, seperti biasa di akhir pekan adalah saatnya untuk ku pulang ke Panti.

Dengan mengendarai mobil sedan tua peninggalan ayahku, membelah jalanan ibukota, sambil bersenandung ria. Setelah berkendara selama kurang lebih 2 jam menuju pinggiran kota, tibalah aku ditempat dimana aku di besarkan oleh kedua orang tua ku.

Ya, orang tua kandungku mendirikan sebuah panti asuhan, meski mereka bukan orang kaya raya, tetapi mereka memiliki rasa kemanusiaan yang sangat besar, kasih sayang terhadap anak-anak yang sangat besar, karena mereka hanya bisa memiliki 1 orang anak saja.

Dan Ketika usiaku 5 tahun, ayahku tanpa sengaja menemukan seorang bayi laki-laki di depan rumah kami, ayah sudah melaporkan kepada ketua RT, tetapi sampai 1 bulan tak satu pun orang tua yang datang menjemput bayi itu, maka pak RT mengembalikan bayi itu kepada ayah dan ibu ku.

Sejak saat itulah, ayah dan ibu berniat mendirikan sebuah panti asuhan untuk anak-anak terlantar. Bermodalkan uang tabungan, donasi dan swadaya masyarakat, berdiri lah panti asuhan sederhana di atas tanah seluas 1 hektar peninggalan kakekku.

Dan setelah ayah dan ibuku meninggal, panti asuhan ini diurus oleh teman ibuku yang selama ini bekerja sama dengan orang tuaku merawat anak-anak di panti ini.

Ibu Maria, adalah orang yang menggantikan orang tuaku sebagai kepala panti asuhan. Bersama dengan temannya bibi Lili, dan beberapa pekerja lainnya untuk membantu mengurus anak-anak di panti yang jumlahnya hampir 30 orang.

"Selamat siang pak?" Sapa ku kepada tukang kebun yang biasa membersihkan halaman panti.

"Siang Non", sahutnya

"Pak, apa sedang ada tamu ? Mobil siapa itu ?" Tanyaku penasaran melihat ada mobil Pajero sport hitam, terparkir di halaman panti.

"Iya non, ada tamu. Tapi bapak kurang tau siapa, sudah hampir 1 jam belum keluar".

"Ya sudah pak, kalo begitu aku masuk dulu, jangan lupa makan siang ya pak".

"Iya non, nona juga jangan lupa makan siang".

Aku pun melangkahkan kakiku menuju pintu utama panti, ku sapa satu persatu adik-adik ku yang bermain di halaman.

Bughh... "aduh" seorang meringis setelah menabrak ku.

"Ian, ada apa dek ?" Kenapa kamu lari ketakutan begitu ?". Tanyaku pada adikku yang bernama Ian.

"Kak Lala, itu ibu didalam menangis, kakak tolong lihat ibu, Ian takut kak".

"Emang kenapa dek ?" Di dalam ibu sama siapa ?"

"Ibu didalam sama bibi Lili, dan ada orang asing kak, Ian ga tau itu siapa".

"Ya sudah, sekarang Ian kedepan, main sama yang lain, biar kakak yang lihat ibu".

"Baik kak". Ian pun pergi dan aku beranjak ke dalam ruangan tamu.

"Bu ada apa ini..?" Aku berjalan mendekat ke arah ibu Maria dan bibi Lily yang sedang menangis.

"Nak kapan kamu datang..?" Tanya ibu Maria sambil mengusap pipinya yang basah.

"Baru saja Bu, ada apa ini kenapa ibu menangis ?" Aku masih saja bertanya, mengabaikan dua orang asing yang menatapku sinis.

"Nak..."

Belum selesai ibu Maria berbicara sudah terdengar seruan dari salah satu orang asing itu.

"Siapa gadis ini Maria ? Apa dia putrimu ?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan gaya angkuhnya.

"Kebetulan kalau kamu anaknya Maria, ibu kamu memiliki hutang yang sangat banyak dengan ku, dan sekarang telah jatuh Tempo. Jika dalam 2 hari ibu mu tidak bisa membayarnya, maka bersiaplah untuk meninggalkan panti ini". Wanita itu berbicara tanpa perduli dengan ibu Maria yang tetap menangis.

"Apa..?? Hutang yang banyak ?? Berapa banyak uang yang ibuku pinjam pada anda ??" Tanyaku tanpa tau siapa yang sedang ku ajak bicara.

"Nak..." Ibu Maria ingin bicara padaku tetapi dipotong lagi oleh wanita paruh baya itu.

"300 juta, ibumu meminjam uang 300 juta kepadaku". Serunya

"Tidak... aku hanya meminjam 200 juta, kenapa kamu bilang 300 juta ?" Sahut ibu Maria terisak.

"Hey Maria, kamu meminjam uang 200 juta itu sudah 4 tahun berlalu, tentu saja menjadi 300 juta ditambah dengan bunganya". Jawab Wanita paruh baya itu semakin angkuh.

Aku yang bingung menghadapi situasi ini, kenapa ibu Maria meminjam uang sebanyak itu? Kenapa panti ini yang menjadi jaminan hutang itu..? Apa mendiang ibuku tahu tentang ini..? Aku hanya bisa membatin.

"Bagaimana Maria, kembalikan uang ku segera, atau kosongkan panti ini segera?" Pilihan ada ditangan mu".

Ibu Maria semakin Terisak. aku tak sanggup melihat tangis ibu Maria, tangis yang sama saat ibu ku meninggal.

"Aku akan membayar hutang ibuku, tapi tolong beri aku waktu, aku akan melunasinya". Jawab ku pasti.

"Tentu saja anak manis, aku memberi mu waktu 2 hari, jika dalam 2 hari kamu tak melunasinya, maka kosongkan panti ini".

“Anwar, ayo kita pulang, kita kembali lagi dalam 2 hari, jangan lupa siapkan alat berat untuk menggusur panti ini". Wanita tua itu pun pergi tanpa permisi kepada kami.

"Tunggu kenapa hanya 2 hari ? Beri aku waktu 1 minggu". Aku memohon kepadanya. Dia pun berhenti dan hanya menolehkan kepala ke arahku.

"Hey anak manis, tanya ibumu berapa banyak kelonggaran waktu yang sudah aku berikan kepadanya, sekarang sudah tidak ada kelonggaran waktu lagi, 2 hari maka hanya ada 2 hari". Dia pun pergi, bersama laki-laki yang dia panggil Anwar itu.

Aku mendekat kembali kepada ibu Maria dan bibi Lily, aku ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Bu... ada apa sebenarnya ini ? Apa yang tidak aku ketahui Bu..?!" Aku bertanya seraya menggenggam tangan ibu Maria.

Isak tangis Ibu Maria semakin keras, bibi Lily pun mendekap ibu Maria sembari mengusap punggungnya.

"Nak... ibu.. ibu mempunyai hutang kepada ibu tadi sebanyak 200 juta. Ibu tidak mengerti kenapa dia bilang hutangnya menjadi 300 juta".

"Katakan padaku Bu.. kenapa ibu meminjam uang sebanyak itu?? Untuk apa ?? Apa adik-adik disini kekurang biaya..?! Aku mencecar ibu Maria dengan banyak pertanyaan.

"Nak... mungkin sekarang sudah waktunya kamu tau, sebenarnya uang yang ibu pinjam itu, untuk biaya pengobatan ibumu selama ini, lebih tepatnya, ibumu lah yang meminjam uang itu kepada nyonya Melissa dengan menggadaikan sertifikat tanah panti ini".

Degh…

‘Apa..ibuku…?’

"Maksud ibu?" Jadi..."

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, tak mampu melanjutkan kata-kata ku. Ya Tuhan... ibu ku selama ini berobat dengan meminjam uang kepada rentenir ? Air mata ku pun ikut mengalir tanpa ku minta.

Selama ibuku berobat, dia selalu bilang ada donatur yang memberi bantuan, tapi nyatanya apa ? Setiap aku bertanya, ibu selalu meminta ku untuk fokus belajar, jangan khawatir masalah biaya berobat ibu, selalu itu yang beliau katakan.

"Bu.. lalu kenapa nyonya tadi hanya memberi waktu 2 hari, kenapa dia tidak mau memberi kelonggaran waktu pada kita Bu ?" Tanyaku lagi saat aku sudah bisa mengontrol diriku.

"Sebenarnya dia sudah meminta sejak 6 bulan yang lalu nak.. tetapi ibu meminta kelonggaran waktu, dia memberi waktu 3 bulan lagi, tetapi ibu belum mendapatkan uang sebanyak itu, dan dia sering datang sejak sebulan lalu". Jelas ibu Maria.

"Kenapa ibu tidak memberitahu kepada ku Bu ? Apa aku bukan anak ibu ?" Kenapa tidak ada yang memberitahu ku masalah sebesar ini?". Aku hampir saja marah, tanganku terkepal, jujur aku emosi.

"Nak bukannya kami tidak mau memberitahu mu, tetapi kami tidak ingin kuliahmu terganggu, kamu juga harus bekerja untuk kami, setelah pulang kuliah". Kali ini bibi Lily yang bersuara.

"Lalu setelah semua ini terjadi, kita bisa apa bibi ? Apa kita akan membiarkan anak-anak terlantar ? Tidak bibi, ayahku akan sangat sedih jika melihat anak-anak terlantar, dan aku tidak bisa membiarkan itu terjadi".

Panti ini adalah rumah impian ayahku untuk merawat anak-anak yatim piatu yang terlantar, aku tidak akan membiarkan orang lain mengambil apalagi menghancurkan panti ini.

Aku pun berdiri, ya aku harus melakukan sesuatu,. Nasib adik-adikku ada ditanganku.

"Bu.. bibi.. aku harus pergi, doakan aku, semoga aku mendapatkan uang itu". Aku pun meraih tangan ibu Maria dan bibi Lily bergantian.

"Kamu mau kemana Nak?" Ibu Maria bertanya kepadaku

"Aku akan mencari uang itu Bu"

.

.

To be continue

***

Mohon kritik, saran, like dan komentarnya ya teman redears. Aku baru belajar menulis 🤗

TerimaGaji ❤️

Terpopuler

Comments

Pepi daryanti

Pepi daryanti

mulia sekali

2023-11-26

0

Pepi daryanti

Pepi daryanti

mulia sekali kamu

2023-11-26

0

Eddy Junaedi

Eddy Junaedi

waduh laura memperjuangkan panti sampai sgitunya demi tuk bahagiakan anak yatim piatu good job mara semoga allah memberikan rezeki yg lapang buat km

2023-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Hutang 300 juta
2 Bab. 2. Pertemuan Pertama
3 Bab. 3. Bercerita
4 Bab. 4. Bimbang
5 Bab. 5. Menerima Tawaran Edward
6 Bab. 6. Tak Ada Pilihan Lain
7 Bab. 7. Transaksi Panti Asuhan
8 Bab. 8. Tinggal Bersama
9 Bab. 9. Ada Apa Dengan Edward
10 Bab. 10. Bantal Kenyal
11 Bab. 11. Sengaja Menggoda?
12 Bab. 12. Membeli Ponsel Baru
13 Bab. 13. Nyonya Samantha
14 Bab. 14. Insiden Panas Yang Memakan Korban
15 Bab. 15. Aku Masih Normal, Nona!
16 Bab. 16. Papa Edward
17 Bab. 17. Aku Merindukanmu, Ara.
18 Bab. 18. Panggil Aku, Ed.
19 Bab. 19. Kedatangan Mantan.
20 Bab. 20. Dia Mantan Pacarku, Ed.
21 Bab. 21. Tidak Bisakah Kita Berteman?
22 Bab. 22. Bali Hari Pertama.
23 Bab. 23. Setengah Panas.
24 Bab. 24. Makan Malam.
25 Bab. 25. Apa Kamu Mengidam?
26 Bab. 26. Bali Hari Kedua.
27 Bab. 27. Terjadi Sesuatu di Bali ?
28 Bab. 28. Amarah Edward.
29 Bab. 29. Masih, Amarah Edward.
30 Bab. 30. Kamu Milikku. 21+
31 Bab. 31. Menikahimu, Setelah Lulus!
32 Bab. 32. Jangan Terlalu Berharap, Laura!
33 Bab. 33. Hidangan Penutup! 21++
34 Bab. 34. Percayalah Padaku, Ara!
35 Bab. 35. Mengundurkan Diri!
36 Bab. 36. Aku Ingin Menghabisi Mu! 21+
37 Bab. 37. Aku Sungguh Jatuh Cinta Padamu!
38 Bab. 38. Dia Asisten Ku, Fel!
39 Bab. 39. Kamu Tidak Marah, Fel?
40 Bab. 40. Dia Mimpi Buruk Lagi?
41 Bab. 41. Maafkan Aku, Sayang!
42 Bab. 42. Kamu Pelakor, Laura!
43 Bab. 43. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
44 Bab. 44. Ada Apa Dengan mu ?
45 Bab. 45. Keponakan?
46 Bab. 46. Siapa Laura?
47 Bab. 47. Kamu Berbohong, Tuan Hugo!
48 Bab. 48. Kamu Dimana?
49 Bab. 49. Mantan Lagi!
50 Bab. 50. Bersiap Ke Kota!
51 Bab. 51. Kedatangan Felisha!
52 Bab. 52. Selamat Tinggal, Ed!
53 Bab. 53. Aku Harus Kemana?
54 Bab. 54. Dia Meninggalkanku, Fel!
55 Bab. 55. Merindu!
56 Bab. 56. Dia, Cinta Pertamaku!
57 Bab. 57.
58 Bab. 58. Aku Sudah Tidak Waras!
59 Bab. 59. Aku Kekasih Kakakmu!
60 Bab. 60. Bertemu!
61 Bab. 61. Tentang Felisha.
62 Bab. 62. Masih, Tentang Felisha.
63 Bab. 63. Tentang Mimpi Buruk.
64 Bab. 64. Aku Janji!
65 Bab. 65. Terimakasih, Sudah Mencintaiku!
66 Bab. 66. Aku Mencintaimu! 21+
67 Bab. 67. Dia Bernama Edward!
68 Bab. 68. Rencana Perjodohan!
69 Bab. 69. Kejutan Kecil.
70 Bab. 70. Menolak Perjodohan
71 Bab. 71. Apa Terjadi Sesuatu Disana?
72 Bab. 72. Ada Apa Denganmu, Ed?
73 Bab. 73. Maafkan Aku, Laura!
74 Bab. 74. Kamu Menolak Lamaranku?
75 Bab. 75. Jangan Menyakitinya!
76 Bab. 76. Berpikir Ulang Menikahkan Kalian!
77 Bab. 77. Aku Setuju!
78 Bab. 78. Jangan Menyakitinya, Ed!
79 Bab. 79. Tentang Perjodohan.
80 Bab. 80. Selamat Bos!
81 Bab. 81. Melamar Laura.
82 Bab. 82. Papi Edward.
83 Bab. 83. Menjelang Pernikahan.
84 Bab. 84. Pria Asing.
85 Bab. 85. Sehari Sebelum Pernikahan.
86 Bab. 86. Hari Pernikahan.
87 Bab. 87. Masih Di Hari Pernikahan.
88 Bab. 88. Papa Jahat!
89 Bab. 89. Hallo, Mami.
90 Bab. 90. Hallo, Ayah.
91 Bab. 91. Tidak Hamil?
92 Bab. 92. Rencana Jahat.
93 Bab. 93. Hadiah Pernikahan.
94 Bab. 94. Tentang Damian.
95 Bab. 95. Bercengkerama.
96 Bab. 96. Dua Puluh Satu Ples!
97 Bab. 97. Pertemuan.
98 Bab. 98. Meminta Maaf.
99 Bab. 99. Kedatangan Damian.
100 Bab. 100. Tidak Akan Meninggalkan Panti.
101 Bab. 101. Aku Tidak Nyaman.
102 Bab. 102. Merindukan Papa dan Mami.
103 Bab. 103. Kakak Johan.
104 Bab. 104. Dia Teresha Hadi.
105 Bab. 105. Keluarga.
106 Bab. 106. Bertemu Damian.
107 Bab. 107. Apa Anak Itu Leo?
108 Bab. 108. Melamar Monica.
109 Bab. 109. Edward Bercerita.
110 Bab. 110. Ancaman Laura!
111 Bab. 111. Aku Sedang Kesal 21++
112 Bab. 112. Aku Lelah, Papi.
113 Bab. 113. Hugo Tower
114 Bab. 114. Memberitahu Leo.
115 Bab. 115. Aku Anak Kalian.
116 Bab. 116. Ayo Lakukan Test DNA!
117 Bab. 117. Felisha Dan Teresha.
118 Bab. 118. Pesan Dari Bagas.
119 Bab. 119. Maafkan Mama.
120 Iklan-iklan.
121 Bab. 120. Hasil Tes DNA.
122 Bab. 121. Sebuah Kenyataan.
123 Bab. 122. Satu Saja Belum Jadi.
124 Bab. 123. Pernikahan Johan dan Monica.
125 Bab. 124. Anda Yang Telah Membuangku.
126 Bab. 125. Rumah 40 M.
127 Bab. 126. Gadis SMA
128 Bab. 127. Mewujudkan Fantasi 21+++
129 Bab. 128. Hamil 5 Minggu.
130 Bab. 129. Ucapkan Selamat Padaku!
131 Bab. 130. Gara-Gara Parfum.
132 Bab. 131. Kabar Bahagia.
133 Bab. 132. Melindungi Adik.
134 Bab. 133. Syarat Dari Leo.
135 Bab. 134. Kedatangan Sahabat.
136 Bab. 135. Gara-Gara Sarapan.
137 Bab. 136. Terima Kasih, La.
138 Bab. 137. Keputusan Teresha.
139 Bab. 138. Kedatangan Leo.
140 Bab. 139. Bukan Urusanku!
141 Bab. 140. Kami Menerima Syarat Mu.
142 Bab. 141. Ngidam Bebek Betutu.
143 Bab. 142. Ubud - Bali.
144 Bab. 143. Hanya Untuk Leo.
145 Bab. 144. Menghabiskan Waktu Berdua.
146 Bab. 145. Kekhawatiran Laura.
147 Bab. 146. Monica Hamil.
148 Bab. 147. Meminta Seorang Adik.
149 Bab. 148. Alasan Meminta Adik.
150 Bab. 149. Semuanya Sudah Berlalu.
151 Bab. 150. Jangan Sakiti Leo, Lagi!
152 Bab. 151. Selamat, Papa dan Mama.
153 Bab. 152. Terima Kasih Cinta.
154 ExtraPart. Damian dan Teresha.
155 ExtraPart. Bulan Madu
156 ExtraPart. Mengunjungi Leo.
157 ExtraPart. Edward Dan Laura.
158 ExtraPart. Piknik Dadakan.
159 ExtraPart. Hadiah Di Hari Wisuda.
160 ExtraPart. Sangat Bahagia.
161 ExtraPart. Persiapan Melahirkan.
162 ExtraPart. Selamat Datang, Boy.
163 ExtraPart. Edzard Alexander Hugo.
164 Iklan-iklan..
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Bab. 1. Hutang 300 juta
2
Bab. 2. Pertemuan Pertama
3
Bab. 3. Bercerita
4
Bab. 4. Bimbang
5
Bab. 5. Menerima Tawaran Edward
6
Bab. 6. Tak Ada Pilihan Lain
7
Bab. 7. Transaksi Panti Asuhan
8
Bab. 8. Tinggal Bersama
9
Bab. 9. Ada Apa Dengan Edward
10
Bab. 10. Bantal Kenyal
11
Bab. 11. Sengaja Menggoda?
12
Bab. 12. Membeli Ponsel Baru
13
Bab. 13. Nyonya Samantha
14
Bab. 14. Insiden Panas Yang Memakan Korban
15
Bab. 15. Aku Masih Normal, Nona!
16
Bab. 16. Papa Edward
17
Bab. 17. Aku Merindukanmu, Ara.
18
Bab. 18. Panggil Aku, Ed.
19
Bab. 19. Kedatangan Mantan.
20
Bab. 20. Dia Mantan Pacarku, Ed.
21
Bab. 21. Tidak Bisakah Kita Berteman?
22
Bab. 22. Bali Hari Pertama.
23
Bab. 23. Setengah Panas.
24
Bab. 24. Makan Malam.
25
Bab. 25. Apa Kamu Mengidam?
26
Bab. 26. Bali Hari Kedua.
27
Bab. 27. Terjadi Sesuatu di Bali ?
28
Bab. 28. Amarah Edward.
29
Bab. 29. Masih, Amarah Edward.
30
Bab. 30. Kamu Milikku. 21+
31
Bab. 31. Menikahimu, Setelah Lulus!
32
Bab. 32. Jangan Terlalu Berharap, Laura!
33
Bab. 33. Hidangan Penutup! 21++
34
Bab. 34. Percayalah Padaku, Ara!
35
Bab. 35. Mengundurkan Diri!
36
Bab. 36. Aku Ingin Menghabisi Mu! 21+
37
Bab. 37. Aku Sungguh Jatuh Cinta Padamu!
38
Bab. 38. Dia Asisten Ku, Fel!
39
Bab. 39. Kamu Tidak Marah, Fel?
40
Bab. 40. Dia Mimpi Buruk Lagi?
41
Bab. 41. Maafkan Aku, Sayang!
42
Bab. 42. Kamu Pelakor, Laura!
43
Bab. 43. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
44
Bab. 44. Ada Apa Dengan mu ?
45
Bab. 45. Keponakan?
46
Bab. 46. Siapa Laura?
47
Bab. 47. Kamu Berbohong, Tuan Hugo!
48
Bab. 48. Kamu Dimana?
49
Bab. 49. Mantan Lagi!
50
Bab. 50. Bersiap Ke Kota!
51
Bab. 51. Kedatangan Felisha!
52
Bab. 52. Selamat Tinggal, Ed!
53
Bab. 53. Aku Harus Kemana?
54
Bab. 54. Dia Meninggalkanku, Fel!
55
Bab. 55. Merindu!
56
Bab. 56. Dia, Cinta Pertamaku!
57
Bab. 57.
58
Bab. 58. Aku Sudah Tidak Waras!
59
Bab. 59. Aku Kekasih Kakakmu!
60
Bab. 60. Bertemu!
61
Bab. 61. Tentang Felisha.
62
Bab. 62. Masih, Tentang Felisha.
63
Bab. 63. Tentang Mimpi Buruk.
64
Bab. 64. Aku Janji!
65
Bab. 65. Terimakasih, Sudah Mencintaiku!
66
Bab. 66. Aku Mencintaimu! 21+
67
Bab. 67. Dia Bernama Edward!
68
Bab. 68. Rencana Perjodohan!
69
Bab. 69. Kejutan Kecil.
70
Bab. 70. Menolak Perjodohan
71
Bab. 71. Apa Terjadi Sesuatu Disana?
72
Bab. 72. Ada Apa Denganmu, Ed?
73
Bab. 73. Maafkan Aku, Laura!
74
Bab. 74. Kamu Menolak Lamaranku?
75
Bab. 75. Jangan Menyakitinya!
76
Bab. 76. Berpikir Ulang Menikahkan Kalian!
77
Bab. 77. Aku Setuju!
78
Bab. 78. Jangan Menyakitinya, Ed!
79
Bab. 79. Tentang Perjodohan.
80
Bab. 80. Selamat Bos!
81
Bab. 81. Melamar Laura.
82
Bab. 82. Papi Edward.
83
Bab. 83. Menjelang Pernikahan.
84
Bab. 84. Pria Asing.
85
Bab. 85. Sehari Sebelum Pernikahan.
86
Bab. 86. Hari Pernikahan.
87
Bab. 87. Masih Di Hari Pernikahan.
88
Bab. 88. Papa Jahat!
89
Bab. 89. Hallo, Mami.
90
Bab. 90. Hallo, Ayah.
91
Bab. 91. Tidak Hamil?
92
Bab. 92. Rencana Jahat.
93
Bab. 93. Hadiah Pernikahan.
94
Bab. 94. Tentang Damian.
95
Bab. 95. Bercengkerama.
96
Bab. 96. Dua Puluh Satu Ples!
97
Bab. 97. Pertemuan.
98
Bab. 98. Meminta Maaf.
99
Bab. 99. Kedatangan Damian.
100
Bab. 100. Tidak Akan Meninggalkan Panti.
101
Bab. 101. Aku Tidak Nyaman.
102
Bab. 102. Merindukan Papa dan Mami.
103
Bab. 103. Kakak Johan.
104
Bab. 104. Dia Teresha Hadi.
105
Bab. 105. Keluarga.
106
Bab. 106. Bertemu Damian.
107
Bab. 107. Apa Anak Itu Leo?
108
Bab. 108. Melamar Monica.
109
Bab. 109. Edward Bercerita.
110
Bab. 110. Ancaman Laura!
111
Bab. 111. Aku Sedang Kesal 21++
112
Bab. 112. Aku Lelah, Papi.
113
Bab. 113. Hugo Tower
114
Bab. 114. Memberitahu Leo.
115
Bab. 115. Aku Anak Kalian.
116
Bab. 116. Ayo Lakukan Test DNA!
117
Bab. 117. Felisha Dan Teresha.
118
Bab. 118. Pesan Dari Bagas.
119
Bab. 119. Maafkan Mama.
120
Iklan-iklan.
121
Bab. 120. Hasil Tes DNA.
122
Bab. 121. Sebuah Kenyataan.
123
Bab. 122. Satu Saja Belum Jadi.
124
Bab. 123. Pernikahan Johan dan Monica.
125
Bab. 124. Anda Yang Telah Membuangku.
126
Bab. 125. Rumah 40 M.
127
Bab. 126. Gadis SMA
128
Bab. 127. Mewujudkan Fantasi 21+++
129
Bab. 128. Hamil 5 Minggu.
130
Bab. 129. Ucapkan Selamat Padaku!
131
Bab. 130. Gara-Gara Parfum.
132
Bab. 131. Kabar Bahagia.
133
Bab. 132. Melindungi Adik.
134
Bab. 133. Syarat Dari Leo.
135
Bab. 134. Kedatangan Sahabat.
136
Bab. 135. Gara-Gara Sarapan.
137
Bab. 136. Terima Kasih, La.
138
Bab. 137. Keputusan Teresha.
139
Bab. 138. Kedatangan Leo.
140
Bab. 139. Bukan Urusanku!
141
Bab. 140. Kami Menerima Syarat Mu.
142
Bab. 141. Ngidam Bebek Betutu.
143
Bab. 142. Ubud - Bali.
144
Bab. 143. Hanya Untuk Leo.
145
Bab. 144. Menghabiskan Waktu Berdua.
146
Bab. 145. Kekhawatiran Laura.
147
Bab. 146. Monica Hamil.
148
Bab. 147. Meminta Seorang Adik.
149
Bab. 148. Alasan Meminta Adik.
150
Bab. 149. Semuanya Sudah Berlalu.
151
Bab. 150. Jangan Sakiti Leo, Lagi!
152
Bab. 151. Selamat, Papa dan Mama.
153
Bab. 152. Terima Kasih Cinta.
154
ExtraPart. Damian dan Teresha.
155
ExtraPart. Bulan Madu
156
ExtraPart. Mengunjungi Leo.
157
ExtraPart. Edward Dan Laura.
158
ExtraPart. Piknik Dadakan.
159
ExtraPart. Hadiah Di Hari Wisuda.
160
ExtraPart. Sangat Bahagia.
161
ExtraPart. Persiapan Melahirkan.
162
ExtraPart. Selamat Datang, Boy.
163
ExtraPart. Edzard Alexander Hugo.
164
Iklan-iklan..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!