Di tempat lain..
Rayson dan Sean sedang di tangani oleh dokter di kamp itu setelah sebelum nya Sean kehilangan kesadaran karena kehilangan terlalu banyak darah.
" Apa yang kau katakan itu benar ? Dia bersekongkol dengan Y.?"
Tanya Jil dengan nada berbisik kepada Rayson yang kini sedang di perban.
" Aku tidak tahu, tapi aku melihat kemeja tim kita di kamar mandi salah satu kamar di sana. Kenapa kau bicara berbisik.?" Ucap Rayson.
Plak.!
" Kau jangan jawab keras keras, nanti kalau Ethan dengar dia akan terpuruk seperti dulu." Jawab Jil yang sambil memukul kepala Rayson.
" Kau! Aku ini pasien, beraninya menindas pasien." Teriak Rayson.
" Kalau begitu jangan keras keras bicaranya bodoh.!" Jawab Jil.
Sementara Ethan terlihat sedang memandangi pemandangan luar. Akhir nya ia pergi dari sana.
" Than, kau mau kemana.?" Tanya Rayson.
" Jangan khawatir, aku hanya ingin berjalan jalan sebentar." Jawab Ethan.
Ethan keluar dari kamp, dan menggunakan jaket serta helm nya lalu pergi dari sana dengan motor besar nya.
" Dulu aku berharap, kau sedikit saja berpihak padaku. Tapi kau pergi tanpa sedikitpun melirik kebelakang, kepadaku. Kau bahkan menyalahkan semua nya kepadaku. Ternyata memang dari dulu kau mendendam padaku."
Ucap Ethan dalam hati.
Ethan mengendari motor nya dengan kecepatan tinggi. Hingga ia berhenti di sebuah jembatan yang membentang luas di daerah itu.
Ethan membuka helm nya dan terlihat wajah nya yang basah karena air mata.
Ethan menatap sekeliling jembatan itu, dan tatapan nya berhenti di satu titik. Ia mengernyitkan dahi nya tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
" Semua orang mencari nya dengan panik seharian, ternyata bocah ini malah sedang melukis dengan batu. Bagus sekali dia.!"
Ucap Ethan yang melihat Yara yang sedang jongkok di pinggir jalan di jembatan itu dengan tangan nya yang menggambar di permukaan aspal menggunakan batu.
Melihat Yara, entah mengapa dia merasa kesedihan nya sedikit reda.
" Kalau aku menghampirinya begini, pasti dia akan mengenali ku. Aku lupa bawa topeng ku. "
Ucap Ethan.
Ethan melihat Yara yang memegangi perut nya seperti kesakitan lalu pingsan. Ethan pun langsung berlari menghampiri Yara.
" Hei.. Kau kenapa ? Bangun.! " Ucap Ethan sambil menepuk tepuk wajah Yara.
Ethan tidak punya punya pilihan lain, ia berlari mengambil motor nya, lalu ia menaikkan Yara yang pingsan keatas motor nya. Ia mengikat tubuh Yara pada dirinya menggunakan jaket nya, lalu pergi dari sana.
" Bertahanlah .."
Ucap Ethan.
Ethan sampai di sebuah rumah sakit dan langsung meminta pihak rumah sakit untuk menangani Yara. Ethan menunggu di sana hingga dokter nya keluar dari ruangan ICU.
" Dia hanya mengalami dehidrasi, juga kelaparan. Tidak ada masalah lain yang serius."
Ucap dokter yang menangani Yara.
Ucapan Dokter itu membuat Ethan terkejut tidak percaya. Bagaimana ada orang yang bodoh seperti dia.
" Baiklah, terimakasih dok. Oiyah, apakah boleh tidak perlu di rawat.?" Tanya Ethan .
" Boleh, nanti jika dia sadar usahakan untuk makan." Ucap Dokter itu.
" Baik dok." Ucap Ethan.
Ethan menghela nafas nya, Ia hanya tidak mau identitas Yara terungkap meskipun. Ethan menelepon orang suruhan nya untuk datang ke rumah sakit menggunakan mobil dan juga meminta agar membawa makanan yang banyak dan beberapa susu serta buah buahan.
Ternyata yang datang adalah Jil dan Bara . Mereka mengira telah terjadi sesuatu pada sahabat nya itu.
" Apa yang terjadi padamu? apa kau terlibat kecelakaan.?" Tanya Jil.
" Bukan, aku sudah menemukan nya." Jawab Ethan.
" Menemukan ? menemukan siapa?" Tanya Bara.
Ethan membuka tirai di ruangan ICU itu dan betapa terkejut nya Bara dan Jil.
" Y?!" Ucap Bara dan Jil bersamaan.
Akhirnya mereka membawa Yara masuk kedalam mobil dengan menggendong nya. Bara sengaja membenturkan dengan keras kepala Yara di jok mobil.
" Kau pulang dengan Jil, bawa motor ku." Ucap Ethan.
" Apa.!" Ucap Jil.
" Jangan ribut, hukuman ke Afrika di batalkan."
Ucap Ethan singkat.
" Siap laksanakan.!!" Ucap Jil dan Bara bersamaan.
Mereka kini berpisah, Ethan masuk dan duduk di kursi kemudi menunggu Yara sadar dari pingsan nya.
" Sampai kapan kau mau pingsan, dasar pembuat onar.!"
Ucap Ethan dalam hati.
Tak lama Yara sadar dari pingsan nya dan terkejut ia berada di dalam mobil.
" Dimana aku.! " Yara langsung panik meskipun keadaan nya lemah.
" Kau di mobilku." Ucap Ethan.
" Kau, bukan nya kau koma.? Kenapa kau ada disini.?"
Ucap Yara yang kaget dengan apa yang dilihat nya. Ethan memang sengaja tidak memakai topeng nya.
" Sekarang bukan waktunya kau banyak tanya. Makan itu, aku akan tunggu di luar mobil. Kuberi waktu 30 menit.. Dan jangan coba coba kabur."
Ucap Ethan singkat lalu keluar dari mobil nya meninggalkan Yara.
" Kenapa aku bisa ada di mobil nya.?"
Ucap Yara.
Kini Yara kebingungan dari mana pria itu bisa menemukan nya. Tapi kini otak Yara sedang tidak bisa berpikir jernih karena lapar, akhir nya ia pun memakan makanan yang sudah di siapkan untuk nya di mobil itu. Setelah 30 menit, Ethan sudah kembali duduk di dalam mobil nya.
" Kenapa kau ada disini.?" Tanya Yara saat Ethan sudah duduk di kursi kemudinya.
" Kenapa? Kau terkejut aku masih hidup?"
Tanya Ethan.
" Apa orang orang yang menculik ku itu juga adalah orang mu.?" Tanya Yara kembali.
" Aku beri satu kesempatan kau untuk jujur kepadaku, Jika kau tidak bisa menjawab dengan jujur aku tidak akan segan mengirim mu kembali pada orang orang yang menyekap mu." Jawab Ethan penuh ancaman.
" Kau mau aku jujur apa.? " Tanya Yara.
" Siapa orang yang mengirim mu untuk menembak ku.?" Ucap Ethan.
" Aku tidak tahu. Aku hanya menjalan kan misi dari atasan ku. Karena aku telah gagal membunuhmu, mereka jadi mengincar ku. Baik itu atasan ku, atau orang yang menyuruhku untuk membunuh mu mereka ingin aku mati. "
Jawab Yara.
Ethan mencerna perkataan Yara. Jika Yara tidak tahu sama sekali siapa yang menyuruh nya membunuh Ethan, maka jalan nya jadi buntu. Takut nya orang yang di balik layar kini benar benar sedang mencari keberadaan Yara.
" Apa ada seseorang yang membantumu kabur.? Jawab jujur, sedikit kebohongan akan membuat nyawamu melayang." Ancam Ethan.
" Tidak ada." Jawab Yara singkat.
Ethan tidak lanjut bertanya, jika memang tidak ada yang membantunya kabur, mungkin Yara hanya secara kebetulan bertemu dengan Roger di dermaga.
" Aku akan membawa mu pulang ke Jakarta sekarang. Sebelum itu, aku ingin kau meninggalkan tim mu dan menjadi orang ku, apa kau bersedia.?"
" Oke." Yara mengangguk.
" Lagi pula ketua menginginkan aku mati. Lebih baik aku memanfaatkan ini, Setelah itu baru cari kesempatan menyelamatkan Jack dan Caleb. "
Ucap Yara dalam hati.
TO BE CONTINUE..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Ciduwet Ciduwet
Ethan ternyta macho
2023-03-28
0
Je Jr
keren 😬
2023-03-09
0