Ya, Darren dan Megan sebenarnya sudah berpacaran sejak 2 tahun yang lalu. Namun Darren meminta Megan untuk merahasiakan hal itu karena ia masih harus berpura pura mencintai Yara.
" Sayang, kamu datang.. Kenapa tidak beri tahu aku saja, aku bisa jemput kamu." Ucap Darren di sela sela ciuman nya.
Mereka berciuman tanpa memperdulikan kehadiran Danica di sana, karena mereka sudah biasa seperti itu.
" Aku kebetulan bertemu dengan Danica, jadi sekalian saja kesini. Sayang, aku merindukan mu.. "
Rengek Megan.
Megan memainkan jari nya di dada Darren, tentu saja Darren langsung terpancing karena melihat betapa menggoda nya Megan di mata nya sekarang.
" Kak Darren, aku tidak mau jadi nyamuk.. baik baiklah melepas rindu, aku pergi dulu." Ucap Danica yang sudah tau akan terjadi hal apa.
" Kau mau kemana.?" Tanya Darren.
" Tentu saja aku juga harus menemui pacarku, aku tidak mau hanya menonton adegan romantis. Kalian selamat bersenang senang." Danica melambaikan tangan nya.
Danica langsung pergi dari kediaman Todd, sementara Darren kini langsung menggendong Megan dan masuk kedalam kamar nya. Mereka berciuman sangat mesra dan tenggelam dalam dunia cinta mereka berdua.
Di tempat lain..
Sementara kini Carig, Tsania dan Bima sampai di sebuah dermaga.
" Anak yang malang, kenapa kau memilih jalan hidup yang kotor begitu. Padahal kami masih sanggup menghidupi mu.. Hiks.. hiks.." Ucap Tsania yang berpura pura menangis.
" Sudahlah, lagi pula itu adalah pilihan nya sendiri. Kita sudah mendidik nya dengan baik." Carig mengelus lengan Tsania, berpura pura saling berduka.
Mereka berakting seolah memang sangat kehilangan Yara. Padahal dalam hati mereka sekarang sedang mengutuk Yara. Sementara Bima terlihat melihat ke sekeliking nya . Tempat itu memang tempat yang ada di foto.
" Nona.. dimana pun kamu, saya harap nona selalu bahagia. " Ucap Bima dalam hati.
" Tuan, hari sudah petang.. mari kita segera kembali."
Ajak Bima yang melihat matahari sudah mulai menghilang perlahan.
" Baiklah.. Sayang, kau jangan terus menangis.. Yara pasti sedih melihat mu begini." Ucap Carig ber akting.
Mereka pun pergi dari dermaga itu.
Di tempat lain..
Yara sudah siap berada di sebuah tempat yang menurut nya pas untuk membunuh target nya malam ini. Ia menggunakan pakaian serba hitam, dan kini sedang mengamati pergerakan target nya.
* Ada yang aneh, bukan nya kalau seorang tuan muda selalu di jaga ketat oleh pengawal.? Mengapa aku merasa misi ini terlalu mudah." Ucap Yara sedikit khawatir.
Yara mengamati ke sekeliling nya tidak terlibat hal mencurigakan. Hanya saja ia merasakan ke ganjilan.
" Mungkin hanya perasaan ku saja. Mungkin karena dia seorang anak haram jadi tidak menggunakan pengawal seperti pria itu." Yakin Yara .
Pria yang di maksud Yara adalah Ethan.
Yara menunggu hingga malam hari, dimana sudah tidak banyak orang berlalu lalang di sana. Kini Yara sudah berada di atap gedung, siap untuk menembak target nya. Saat Yara akan menarik pelatuk nya tiba tiba target nya menatap kearah nya seakan tahu jika Yara akan menembak nya.
" Tidak benar, ini jebakan.!"
Yara langsung berbalik untuk pergi dari sana tapi tiba tiba seseorang memukul leher nya hingga pingsan.
" Cih, pria lemah.."
Ucap Sean yang berhasil melumpuhkan Yara.
Sean langsung membawa pergi pria Yara dari atap gedung itu.
" Mudah sekali menangkap nya. Ku kira Jil benar benar akan tertembak setidak nya satu kali." Ucap Rayson.
" Bagaimana pun dia bukan tandingan kita. Sudah , ayo bawa dia ke markas." Ucap Sean.
Mereka membawa Yara kesebuah pulau terpencil, mereka memasukan Yara kedalam ruangan yang gelap lalu melepas ikatan nya.
" Benar benar pria yang cantik, yang tidak tahu akan mengira dia ini seorang perempuan." Ucap Sean.
" Otak mu memang tidak pernah waras. Pria saja kau bilang cantik, masih belum puas kau kemarin malam.?"
Ledek Rayson.
" Cih, wanita wanita itu sangat membosankan."
Jawab Sean sembari memutar bola mata nya.
" Kalau bosan ya kau coba saja dengan pria. Kata nya pria juga bisa memuaskan loh.. " Ledek Rayson lagi.
" Dasar gila, aku masih normal oke.!" Teriak Sean.
Mendengar suara berisik Yara perlahan sadar dan membuka matanya.
"Ugh.!! "
" Kau sudah sadar.!?" Tanya Sean dengan suara tegas nya.
" Dimana.. Ugh, kepala ku sakit sekali." Yara memegang kepala nya.
" Kau tidak perlu tahu dimana dirimu, Kau di sini karena kau sudah menyinggung seseorang."
Ucap Sean angkuh.
" Aku menyinggung siapa.? Setidak nya beri tahu aku sebelum aku mati." Yara berusaha melihat dua pria itu tapi nihil , Susana terlalu gelap.
" Hahahahaha.. Tenang saja, kau tidak akan di bunuh sekarang. Kenalan lama mu ingin bertemu dengan mu."Kini Rayson bersuara.
" Apakah Darren Todd.? Atau kah.. "
Ucapan Yara terhenti, karena Sean memotong perkataan nya.
" Berisik.! Kau akan tahu nanti." Ucap Sean.
Sean dan Rayson pergi dari sana, dan meminta para pengawal menjaga ketat di luar.
" Sial, apa aku akan mati begini saja.? Kenalan lama, siapa.? Aku tidak punya kenalan lama selain keluarga Todd."
Ucap Yara dalam hati.
" Tidak, aku harus bisa kabur dari sini. Meskipun aku harus mati , tapi aku tidak mau mati di tangan keluarga Todd. Tunggu.. Seharusnya mereka mengira aku sudah mati kan, lalu siapa yang menculik ku? lalu siapa yang di maksud kenalan lama oleh pria tadi.?"
Yara yakin keluarga Todd tidak mengetahui kebenaran dirinya.
Yara bingung sendiri. Identitas nya sekarang juga bukan seorang wanita, tapi seorang pria. Tidak mungkin anggota keluarga Todd mengenali penampilan nya sekarang.
Akhir nya Yara mengintip dari jendela kecil yang berada di sana sebagai satu satu nya penerangan di ruangan itu.
" Ini.. dimana..?"
Yara tidak bisa menebak dimana dirinya berada. Ia mencari cara untuk kabur, namun nihil, tempat itu sangat rapat.
" Aku tidak percaya aku tidak bisa menemukan jalan keluar, Sia sia kakek mengajariku semua pertahanan diri. "
Akhir nya Yara kelelahan dan tertidur sambil duduk di pojokan ruangan itu.
Ke esokan hari nya..
" Bangun, pemalas.!!
Sean menendang Yara hingga Yara yang sedang tidur dalam duduk nya terjatuh.
" Ugh." Yara yang merasa kepala nya sakit pun terbangun.
" Bangun.! " Teriak Sean.
" Apa ini sudah pagi.?" Tanya Yara.
" Pagi atau siang apa bedanya untuk mu? Cepat bangun dan ikut aku." Teriak Sean.
Sean berjalan keluar dan Yara mengikuti Sean dari belakang. Akhir nya Yara keluar dari ruangan itu, tapi Yara tidak tahu dimana dirinya sekarang. semua nya terlihat seperti hutan.
" Cih, benar benar pria pemalas yang hanya menerima uang untuk membunuh orang." Ucap Rayson.
" Bagaimana.?" Tanya Sean.
" Aku tidak mengerti jalan pikiran bocah itu ( Ethan ), Bisa bisa nya dia menyuruh dia untuk ikut pelatihan." Rayson menunjuk kearah Yara.
" Pelatihan? Dengan orang orang kita.?" Tanya Sean kaget.
" Benar." Jawab Rayson.
Rayson memandang sinis kearah Yara, sedangkan Yara sendiri sedang kebingungan dimana sebenarnya ia berada.
" Heh bung, siapa namamu.?" Tanya Rayson.
" Nama..? Untuk apa tanya namaku.?" Tanya Yara balik.
Plak.!
" Ketika aku bertanya, sebaiknya kau langsung jawab, jangan buat aku bertanya ulang."
Rayson menampar wajah Yara hingga keluar darah dari sudut bibir Yara.
" Jawab saja, siapa namamu.?" Kini Sean yang bertanya.
" Aku tidak punya nama." Jawab Yara singkat.
" Cih, pembohong. bukan nya kau di panggil Y di anggota mu.?" Tanya Rayson.
" Kalau sudah tahu mengapa kalian bertanya."
Ucap Yara singkat.
" Besar juga nyali mu! Ingat, kau di tempat ku. Aku bisa membunuhmu kapan saja. Sana masuk kedalam! Kalau kau keluar dengan hidup, aku akan beri kau makan." Ucap Rayson.
Rayson mendorong Yara memasuki sebuah ruangan yang berisi sekumpulan pria yang sedang bertarung. Tampak nya mereka juga adalah pemula.
" Lawan pria yang berada di atas ring itu." Rayson menunjuk seorang pria di atas ring tinju.
" Apa.!" Yara tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Ciduwet Ciduwet
hati2 Yara
2023-03-10
1